31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:35 AM WIB

Tolak Hadiri Sosialisasi, Warga Protes Proyek Gardu Induk 150 Kv

GEROKGAK – Penolakan warga Banjar Dinas Juntal, Desa Tingatinga terkait proyek gardu induk 150 Kv direspons PT. PLN.

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) UPP KITRING JBTB 3 akhirnya melakukan sosialisasi pembangunan gardu induk 150 Kv Tingatinga, Gerokgak, Buleleng. 

Sayangnya warga yang terkena dampak dan menolak pembangunan gardu Induk tak hadir dalam acara sosialisasi tersebut. 

Belum diketahui jelas alasan mengapa 49 kepala keluarga (KK) RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang yang terdampak proyek tidak mengikuti acara sosialisasi. 

Meski tak hadir, acara sosialisasi tetap dilaksanakan pihak PLN yang dihadiri sekitar 50 orang lebih warga Banjar Dinas Juntal, Desa Tingatinga. 

Sayangnya acara sosialisasi justru berujung debat kusir. Ada yang setuju dengan pembangunan gardu induk, tapi ada yang tidak setuju.

“Kami sebagai aparat pemerintah desa sudah lakukan upaya agar warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang ikut acara sosialisasi pembangunan gardu induk PLN. 

Tapi, mereka (warga) menolak. Warga menginginkan sosialisasi dilakukan di Banjar Dinas Juntal. Sesuai dengan kesepakatan wal PLN dengan warga,” ungkap Plh Sekdes Celukan Bawang Rahmansyah.

Jamaludin, warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang mengatakan,  lokasi pembangunan gardu induk PLN memang berada di Banjar Dinas Juntal. 

Akan tetapi ada 49 warga Desa Celukan Bawang yang tinggal di Desa Tingatinga dan itu terkena dampak pembangunan gardu induk.

Meski saat ini PLN telah melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan gardu induk berkapasitas 150 Kv di kantor Desa Tingatinga,

namun sama sekali tidak ada warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang yang datang.

“PLN tidak sesuai dengan kesepakatan awal dengan warga. Pertemuan dilakukan di Banjar Dinas Juntal, 

namun malah pindah ke kantor desa. Sedangkan warga sudah menyiapkan segalanya untuk pertemuan,” tutur Rahmansyah.     

Diakuinya, rencana pembangunan gardu induk PLN sejatinya terjadi masalah sejak awal PLN tidak secara gamblang melakukan sosialisasi. 

“Sekarang ada sosialisasi kami sudah sudah sediakan tempat, malah sosialisasi berpindah tempat,” keluhnya.  

Menurutnya, ada beberapa alasan warga menolak pembangunan gardu induk PLN. Yakni lokasi pembangunan gardu induk PT. PLN yang akan dibangun berdekatan dengan lingkungan RT 01 Banjar Pungkukan. 

Kemudian warga RT 01 menolak segala macam kegiatan yang berkaitan dengan rencana pembangunan gardu induk. 

“Selain itu warga meminta bertemu bertatap muka langsung dengan pihak PT. PLN,” tandasnya.

Disisi lain H. Ali yang menjadi perwakilan PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) UPP KITRING JBTB 3 menjelaskan, 

pihaknya sejatinya mengundang warga Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang yang tinggal di desa Tingatinga. Tetapi undangan tersebut di kembalikan warga kepada PLN.

“Kami sudah bekerja sesuai aturan. Untuk lokasi sosialisasi mengapa memilih kantor desa Tingatinga, 

karena lokasi pembangunan gardu induk PLN di desa Tingatinga. Kami harus menghormati pemerintahan desa Tingatinga,” ungkapnya.

Lokasi pembangunan gardu induk nantinya seluas 2 hektare dan warga yang terkena dampak objek vital pembangunan gardu PLN sudah diberikan ganti rugi sejak 2016 lalu. 

Termasuk sekolah Madrasah Ibtidayah (MI) Ta’riful Fuad yang kini sedang tahap pembangunan.

“Kemudian ada warga yang juga ingin relokasi kembali, karena khawatir dampak pembangunan gardu induk. 

Saya rasa tidak mungkin bisa dilaksanakan. Karena hanya 2 hektare lahan yang digunakan untuk pembangunan tersebut,”  paparnya.

Camat Gerokgak Made Juartawan mengatakan, sebenarnya warga ingin direlokasi terutama ada di sekitar gardu dan dibawah saluran sutet. 

Namun pihak PLN menjawab tidak ada pembebasan lahan lagi. “Pihak PLN sudah menjawab tidak ada dampak baik dari sisi kesehatan dan keamanan terkait dengan pembangunan gardu induk. Standar PLN sudah dipenuhi,” ucapnya.

Sebenarnya rencana tahun ini harus dibangun gardu induk tersebut, namun masih menuai polemik. Sehingga PLN turun sosialisasi.

“Kami sarankan pihak PLN bertemu warga Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang untuk kegiatan sosialisasi kembali,” tandasnya.

GEROKGAK – Penolakan warga Banjar Dinas Juntal, Desa Tingatinga terkait proyek gardu induk 150 Kv direspons PT. PLN.

PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) UPP KITRING JBTB 3 akhirnya melakukan sosialisasi pembangunan gardu induk 150 Kv Tingatinga, Gerokgak, Buleleng. 

Sayangnya warga yang terkena dampak dan menolak pembangunan gardu Induk tak hadir dalam acara sosialisasi tersebut. 

Belum diketahui jelas alasan mengapa 49 kepala keluarga (KK) RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang yang terdampak proyek tidak mengikuti acara sosialisasi. 

Meski tak hadir, acara sosialisasi tetap dilaksanakan pihak PLN yang dihadiri sekitar 50 orang lebih warga Banjar Dinas Juntal, Desa Tingatinga. 

Sayangnya acara sosialisasi justru berujung debat kusir. Ada yang setuju dengan pembangunan gardu induk, tapi ada yang tidak setuju.

“Kami sebagai aparat pemerintah desa sudah lakukan upaya agar warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang ikut acara sosialisasi pembangunan gardu induk PLN. 

Tapi, mereka (warga) menolak. Warga menginginkan sosialisasi dilakukan di Banjar Dinas Juntal. Sesuai dengan kesepakatan wal PLN dengan warga,” ungkap Plh Sekdes Celukan Bawang Rahmansyah.

Jamaludin, warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang mengatakan,  lokasi pembangunan gardu induk PLN memang berada di Banjar Dinas Juntal. 

Akan tetapi ada 49 warga Desa Celukan Bawang yang tinggal di Desa Tingatinga dan itu terkena dampak pembangunan gardu induk.

Meski saat ini PLN telah melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan gardu induk berkapasitas 150 Kv di kantor Desa Tingatinga,

namun sama sekali tidak ada warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang yang datang.

“PLN tidak sesuai dengan kesepakatan awal dengan warga. Pertemuan dilakukan di Banjar Dinas Juntal, 

namun malah pindah ke kantor desa. Sedangkan warga sudah menyiapkan segalanya untuk pertemuan,” tutur Rahmansyah.     

Diakuinya, rencana pembangunan gardu induk PLN sejatinya terjadi masalah sejak awal PLN tidak secara gamblang melakukan sosialisasi. 

“Sekarang ada sosialisasi kami sudah sudah sediakan tempat, malah sosialisasi berpindah tempat,” keluhnya.  

Menurutnya, ada beberapa alasan warga menolak pembangunan gardu induk PLN. Yakni lokasi pembangunan gardu induk PT. PLN yang akan dibangun berdekatan dengan lingkungan RT 01 Banjar Pungkukan. 

Kemudian warga RT 01 menolak segala macam kegiatan yang berkaitan dengan rencana pembangunan gardu induk. 

“Selain itu warga meminta bertemu bertatap muka langsung dengan pihak PT. PLN,” tandasnya.

Disisi lain H. Ali yang menjadi perwakilan PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) UPP KITRING JBTB 3 menjelaskan, 

pihaknya sejatinya mengundang warga Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang yang tinggal di desa Tingatinga. Tetapi undangan tersebut di kembalikan warga kepada PLN.

“Kami sudah bekerja sesuai aturan. Untuk lokasi sosialisasi mengapa memilih kantor desa Tingatinga, 

karena lokasi pembangunan gardu induk PLN di desa Tingatinga. Kami harus menghormati pemerintahan desa Tingatinga,” ungkapnya.

Lokasi pembangunan gardu induk nantinya seluas 2 hektare dan warga yang terkena dampak objek vital pembangunan gardu PLN sudah diberikan ganti rugi sejak 2016 lalu. 

Termasuk sekolah Madrasah Ibtidayah (MI) Ta’riful Fuad yang kini sedang tahap pembangunan.

“Kemudian ada warga yang juga ingin relokasi kembali, karena khawatir dampak pembangunan gardu induk. 

Saya rasa tidak mungkin bisa dilaksanakan. Karena hanya 2 hektare lahan yang digunakan untuk pembangunan tersebut,”  paparnya.

Camat Gerokgak Made Juartawan mengatakan, sebenarnya warga ingin direlokasi terutama ada di sekitar gardu dan dibawah saluran sutet. 

Namun pihak PLN menjawab tidak ada pembebasan lahan lagi. “Pihak PLN sudah menjawab tidak ada dampak baik dari sisi kesehatan dan keamanan terkait dengan pembangunan gardu induk. Standar PLN sudah dipenuhi,” ucapnya.

Sebenarnya rencana tahun ini harus dibangun gardu induk tersebut, namun masih menuai polemik. Sehingga PLN turun sosialisasi.

“Kami sarankan pihak PLN bertemu warga Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang untuk kegiatan sosialisasi kembali,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/