27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:34 AM WIB

Radius Bahaya Diturunkan, Sekolah – Sekolah di KRB II Mulai Buka

AMLAPURA – Setelah radius zona bahaya diturunkan dari 10 km menjadi 6 km, sekolah – sekolah yang ada di KRB II mulai buka kembali. 

Di antaranya SMPN 3 Selat di Dusun Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem. Kemudian SMPN 2 Selat di Desa Peringsari.

Salah seorang pengajar, Made Sumiasa mengakui, sebelumnya murid dan guru  memilih sekolah di pengungsian.

Hanya saja kemarin belum di isi dengan belajar mengajar. Hari pertama masuk sekolah hanya bersih bersih sekolah. Maklum sekolah terlihat kotor karena lama  tidak ditempati.

Rumput juga sudah mulai tumbuh tinggi. “Kalau belajar mengajak senin mungkin baru efektif,” ujar Made Sumiasa.

Pada hari pertama masuk sekolah kemarin hampir semua siswa sudah masuk. Di SMPN 3 ada 507 siswa yang absen hanya tujuh orang.

Sementara itu sekolah kali ini juga dijadikan ajang temu kangen sama anak anak. Hal ini diakui salah satu siswa I Ketut Wisnu Saputra, 15.

Siswa asal Dusun Sukaluwih, Desa Amertabuana, Selat mengaku senang bisa kembali ke sekolah aslinya. Selama ini dia bersama dengan keluarganya mengungsi ke Sidemen.

Sementara di dusunya masuk KRB II dengan radius sekitar 7 km dari kawah Gunung Agung. “Baru ini pulang seteleh ada penyempitan radius,” akunya.

Diakui juga kalau warga sekitar rumahnya sudah balik dari pengungsian sejak dua hari lalu. Dirinya berharap agar bisa tetap sekolah disini tidak mengungsi lagi.

Pengungsi di UPT Pertanian Rendang sebagian sudah pulang. Mereka adalah pengungsi dari Besakih Kangin dan sekitarnya.

Sementara separuhnya sekitar 1500 orang masih bertahan mengungsi disana. Mereka ini adalah warga Temukus yang jaraknya sekitar 3 km dari kawah Gunung Agung.

Ada juga dari Dusun Kesimpar yang masuk KRB III. Dusun Kesimpar sendiri sesuai pengalaman tahun 1963 terisolir kalau terjadi letusan. 

AMLAPURA – Setelah radius zona bahaya diturunkan dari 10 km menjadi 6 km, sekolah – sekolah yang ada di KRB II mulai buka kembali. 

Di antaranya SMPN 3 Selat di Dusun Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem. Kemudian SMPN 2 Selat di Desa Peringsari.

Salah seorang pengajar, Made Sumiasa mengakui, sebelumnya murid dan guru  memilih sekolah di pengungsian.

Hanya saja kemarin belum di isi dengan belajar mengajar. Hari pertama masuk sekolah hanya bersih bersih sekolah. Maklum sekolah terlihat kotor karena lama  tidak ditempati.

Rumput juga sudah mulai tumbuh tinggi. “Kalau belajar mengajak senin mungkin baru efektif,” ujar Made Sumiasa.

Pada hari pertama masuk sekolah kemarin hampir semua siswa sudah masuk. Di SMPN 3 ada 507 siswa yang absen hanya tujuh orang.

Sementara itu sekolah kali ini juga dijadikan ajang temu kangen sama anak anak. Hal ini diakui salah satu siswa I Ketut Wisnu Saputra, 15.

Siswa asal Dusun Sukaluwih, Desa Amertabuana, Selat mengaku senang bisa kembali ke sekolah aslinya. Selama ini dia bersama dengan keluarganya mengungsi ke Sidemen.

Sementara di dusunya masuk KRB II dengan radius sekitar 7 km dari kawah Gunung Agung. “Baru ini pulang seteleh ada penyempitan radius,” akunya.

Diakui juga kalau warga sekitar rumahnya sudah balik dari pengungsian sejak dua hari lalu. Dirinya berharap agar bisa tetap sekolah disini tidak mengungsi lagi.

Pengungsi di UPT Pertanian Rendang sebagian sudah pulang. Mereka adalah pengungsi dari Besakih Kangin dan sekitarnya.

Sementara separuhnya sekitar 1500 orang masih bertahan mengungsi disana. Mereka ini adalah warga Temukus yang jaraknya sekitar 3 km dari kawah Gunung Agung.

Ada juga dari Dusun Kesimpar yang masuk KRB III. Dusun Kesimpar sendiri sesuai pengalaman tahun 1963 terisolir kalau terjadi letusan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/