25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:57 AM WIB

Sempat Diamputasi, Penyu Langka Itu Akhirnya Dilepaskan

SINGARAJA – Seekor penyu hijau dewasa yang selama ini dirawat di penangkaran penyu Pantai Penimbangan, akhirnya dilepas liarkan sore kemarin (9/4).

Penyu itu sempat dirawat di penangkaran selama tiga pekan terakhir, setelah menjalani operasi amputasi.

Penyu tersebut terpaksa diamputasi karena menjadi korban aksi penyelundupan satwa liar oleh pihak tak bertanggungjawab.

Penyu itu ditemukan pada sebuah keramba apung yang ada di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, pada 17 Maret silam.

Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata sirip penyu bagian kiri depan mengalami luka parah. Luka menganga itu gara-gara sirip dilubangi untuk mengikat tali.

Tim dokter hewan terpaksa melakukan amputasi, karena lukanya cukup parah. Bila disetarakan dengan manusia, amputasi itu mencapai bagian pergelangan tangan.

Setelah dirawat selama tiga pekan, penyu itu akhirnya dilepas di Pantai Penimbangan sore kemarin (9/4).

Proses lepas liar itu disaksikan para relawan yang peduli pada pelestarian penyu dan masyarakat setempat yang tengah beraktifitas di sana.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pantai Penimbangan Gede Wiadnyana mengatakan, penyu itu menjalani perawatan sejak 20 Maret lalu.

Proses perawatan melibatkan dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, drh. I Made Merdana.

Wiadnyana mengatakan perawatan dilakukan secara intensif. “Pak Merdana setiap hari melakukan pengecekan. Nutrisinya dipastikan, perkembangannya juga. Air juga setiap hari kami ganti,” kata Wiadnyana.

Setelah dilepaskan, penyu diprediksi tak akan kesulitan melakukan adaptasi dengan habitatnya. Penyu itu hanya perlu melakukan adaptasi dengan alat gerak tubuhnya.

Kondisi itu diyakini tak berpengaruh signifikan terhadap aktifitas penyu, sebab ada cukup banyak penyu yang mengalami hal serupa.

Sementara itu Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Buleleng I Putu Citra Suda Armaya mengatakan, pihaknya terus berupaya mencegah temuan satwa liar, utamanya di Kabupaten Buleleng.

Menurutnya, upaya pencegahan harus dilakukan secara simultan dan melibatkan seluruh pihak. Bukan hanya aparat pemerintahan dan institusi penegak hukum, namun juga seluruh masyarakat.

“Upaya penyelundupan terus berkembang. Bulan lalu kita temukan belasan penyu. Waktu ini di Padangbai ditemukan daging penyu yang mau diselundupkan.

Jadi, penyelundup ini selalu berusaha mencari celah. Maka kami harap semua pihak terlibat, karena konservasi ini sangat penting bagi hidup yang berkelanjutan,” kata Citra. 

SINGARAJA – Seekor penyu hijau dewasa yang selama ini dirawat di penangkaran penyu Pantai Penimbangan, akhirnya dilepas liarkan sore kemarin (9/4).

Penyu itu sempat dirawat di penangkaran selama tiga pekan terakhir, setelah menjalani operasi amputasi.

Penyu tersebut terpaksa diamputasi karena menjadi korban aksi penyelundupan satwa liar oleh pihak tak bertanggungjawab.

Penyu itu ditemukan pada sebuah keramba apung yang ada di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, pada 17 Maret silam.

Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata sirip penyu bagian kiri depan mengalami luka parah. Luka menganga itu gara-gara sirip dilubangi untuk mengikat tali.

Tim dokter hewan terpaksa melakukan amputasi, karena lukanya cukup parah. Bila disetarakan dengan manusia, amputasi itu mencapai bagian pergelangan tangan.

Setelah dirawat selama tiga pekan, penyu itu akhirnya dilepas di Pantai Penimbangan sore kemarin (9/4).

Proses lepas liar itu disaksikan para relawan yang peduli pada pelestarian penyu dan masyarakat setempat yang tengah beraktifitas di sana.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pantai Penimbangan Gede Wiadnyana mengatakan, penyu itu menjalani perawatan sejak 20 Maret lalu.

Proses perawatan melibatkan dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, drh. I Made Merdana.

Wiadnyana mengatakan perawatan dilakukan secara intensif. “Pak Merdana setiap hari melakukan pengecekan. Nutrisinya dipastikan, perkembangannya juga. Air juga setiap hari kami ganti,” kata Wiadnyana.

Setelah dilepaskan, penyu diprediksi tak akan kesulitan melakukan adaptasi dengan habitatnya. Penyu itu hanya perlu melakukan adaptasi dengan alat gerak tubuhnya.

Kondisi itu diyakini tak berpengaruh signifikan terhadap aktifitas penyu, sebab ada cukup banyak penyu yang mengalami hal serupa.

Sementara itu Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Buleleng I Putu Citra Suda Armaya mengatakan, pihaknya terus berupaya mencegah temuan satwa liar, utamanya di Kabupaten Buleleng.

Menurutnya, upaya pencegahan harus dilakukan secara simultan dan melibatkan seluruh pihak. Bukan hanya aparat pemerintahan dan institusi penegak hukum, namun juga seluruh masyarakat.

“Upaya penyelundupan terus berkembang. Bulan lalu kita temukan belasan penyu. Waktu ini di Padangbai ditemukan daging penyu yang mau diselundupkan.

Jadi, penyelundup ini selalu berusaha mencari celah. Maka kami harap semua pihak terlibat, karena konservasi ini sangat penting bagi hidup yang berkelanjutan,” kata Citra. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/