34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:15 PM WIB

Disapu Angin Kencang, Puluhan Hektare Tanaman Padi di Gerokgak Roboh

SINGARAJA – Puluhan hektare tanaman padi yang baru berusia dua bulan di sejumlah desa di kecamatan Gerokgak rusak.

Padi yang akan siap untuk dipanen pada bulan Juni mendatang terpaksa harus dipanen lebih awal oleh para petani. Khawatir padi yang roboh akibat angin dan hujan mengalami rusak.

Para petani mengaku resah, selain karena penghasilannya berkurang juga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan produksi, karena padi yang belum cukup umur untuk dipanen harus dipanen lebih awal.

Putu Artana, 65, salah seorang petani asal Desa Gerogak, Buleleng saat ditemui di lahan pertanian miliknya seluas 50 are lebih mengungkapkan para petani di desa memprediksi bahwa hasil panen kali ini turun hingga separuh.

Padi yang roboh akibat disapu angin kencang sudah bercampur dengan air hujan. “Jika tidak dipanen ya, akan rusak,” kata Artana kemarin.  

Angin kencang disertai dengan intensitas hujan lebat terjadi di wilayah Gerogak sejak Selasa hingga Rabu lalu. Padi yang baru berusia dua bulan tak kuat menahan angin menyebabkan roboh.

Di desa sekitar 10 hektare tanaman padi warga yang rusak akibat angin kencang. Secara otomatis penghasilan petani berkurang, dari sebelumnya mendapatkan satu ton per hektar kini diperkirakan hanya sekitar 7 kuintal.

Sedangkan untuk biaya tambahan yang harus dikeluarkan para petani berkisar Rp 5 ratus sampai Rp 1 juta.

“Para petani berharap musim hujan dan angin ini segera berlalu agar tanaman padi mereka tetap tumbuh subur,” pungkasnya. 

 

SINGARAJA – Puluhan hektare tanaman padi yang baru berusia dua bulan di sejumlah desa di kecamatan Gerokgak rusak.

Padi yang akan siap untuk dipanen pada bulan Juni mendatang terpaksa harus dipanen lebih awal oleh para petani. Khawatir padi yang roboh akibat angin dan hujan mengalami rusak.

Para petani mengaku resah, selain karena penghasilannya berkurang juga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan produksi, karena padi yang belum cukup umur untuk dipanen harus dipanen lebih awal.

Putu Artana, 65, salah seorang petani asal Desa Gerogak, Buleleng saat ditemui di lahan pertanian miliknya seluas 50 are lebih mengungkapkan para petani di desa memprediksi bahwa hasil panen kali ini turun hingga separuh.

Padi yang roboh akibat disapu angin kencang sudah bercampur dengan air hujan. “Jika tidak dipanen ya, akan rusak,” kata Artana kemarin.  

Angin kencang disertai dengan intensitas hujan lebat terjadi di wilayah Gerogak sejak Selasa hingga Rabu lalu. Padi yang baru berusia dua bulan tak kuat menahan angin menyebabkan roboh.

Di desa sekitar 10 hektare tanaman padi warga yang rusak akibat angin kencang. Secara otomatis penghasilan petani berkurang, dari sebelumnya mendapatkan satu ton per hektar kini diperkirakan hanya sekitar 7 kuintal.

Sedangkan untuk biaya tambahan yang harus dikeluarkan para petani berkisar Rp 5 ratus sampai Rp 1 juta.

“Para petani berharap musim hujan dan angin ini segera berlalu agar tanaman padi mereka tetap tumbuh subur,” pungkasnya. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/