29.5 C
Jakarta
25 April 2024, 20:56 PM WIB

Bendungan Gerokgak Surut 13 Meter, Warga Manfaatkan Jadi Kolam Pancing

GEROKGAK – Hampir semua daerah aliran sungai (DAS) di Buleleng mengalami kekeringan saat musim kemarau seperti ini.

Imbasnya tentu saja pada ketersedian air di bendungan. Seperti di Bendungan Gerokgak, misalnya. Kemarau yang berlangsung empat bulan terakhir membuat bendungan menyusut.

Bahkan, surutnya air pada bendungan pertama yang dibangun di Buleleng tahun 1996 sudah pada titik penampungan akhir alias dasar.

Berdasar pengamatan Jawa Pos Radar Bali, volume air di Bendungan Gerokgak turun drastis. Sudah terlihat jelas dasar dari bendungan sebagai titik akhir dari penampungan air bendungan.

Selain itu tampak pula bebatuan yang menjadi pondasi dasar genangan air bendungan. Bongkahan kayu-kayu hutan juga berserakan di dasar bendungan. 

Normalnya, ketinggian genangan air Bendungan Gerokgak mencapai 13 meter dari dasar dengan luas genangan air sekitar 23 hektare.

Meski air di bendungan yang surut total, namun membawa berkah bagi warga sekitar bendungan. Pasalnya air bendungan yang surut total dimanfaatkan oleh warga sekitar  untuk mencari ikan.

Maka tak heran mulai pagi hingga malam hari bendungan ini banyak warga yang berdatangan mencari ikan.

Wayan Kirna, 51, warga Desa Sanggalangit mengaku rela datang ke Bendungan Gerokgak hanya untuk mencari ikan. Banyak ikan yang dia dapat ketika air di bendungan surut total.

“Dua pekan lalu, karena air bendungan surut terkuras pada penampungan akhir banyak warga berdatangan menangkap ikan. Tangkap ikan bukan dengan memancing, melainkan cara tangkap biasa menggunakan tangan,” tutur Kirna.

Air bendungan begitu surut total. Bahkan, air bendungan sudah tidak lagi dapat dialiri melalui pipa bendungan yang berada bawah tanah.  

Di sisi lain petugas jaga Bendungan Gerokgak Sucipto mengatakan, saat ini air surut di bendungan Gerokgak sudah mencapai ketinggian 13 meter dari dasar bendungan.

Air bendungan pada posisi ketinggian nol. “Air bendungan surut dampak musim kemarau panjang sejak bulan Juli lalu,” kata Sucipto.

Sucipto memperkirakan air di Bendungan Gerokgak akan habis sampai akhir bulan Oktober ini. Jadi genangan pada penampungan dasar bendungan sudah kering.

Jika kondisi pada genangan penampungan kering, pihaknya baru dapat mengerjakan proyek perbaikan Hidromekanikal Bendungan Gerokgak.

“Jadi, proyek tersebut akan dilakukan pergantian pipa beserta komponen hidroliknya. Sehingga pengaturan air untuk kebutuhan

petani lebih maksimal. Karena sejak bendungan tersebut dibangun, belum pernah dilakukan pergantian pipa,” tandasnya. 

GEROKGAK – Hampir semua daerah aliran sungai (DAS) di Buleleng mengalami kekeringan saat musim kemarau seperti ini.

Imbasnya tentu saja pada ketersedian air di bendungan. Seperti di Bendungan Gerokgak, misalnya. Kemarau yang berlangsung empat bulan terakhir membuat bendungan menyusut.

Bahkan, surutnya air pada bendungan pertama yang dibangun di Buleleng tahun 1996 sudah pada titik penampungan akhir alias dasar.

Berdasar pengamatan Jawa Pos Radar Bali, volume air di Bendungan Gerokgak turun drastis. Sudah terlihat jelas dasar dari bendungan sebagai titik akhir dari penampungan air bendungan.

Selain itu tampak pula bebatuan yang menjadi pondasi dasar genangan air bendungan. Bongkahan kayu-kayu hutan juga berserakan di dasar bendungan. 

Normalnya, ketinggian genangan air Bendungan Gerokgak mencapai 13 meter dari dasar dengan luas genangan air sekitar 23 hektare.

Meski air di bendungan yang surut total, namun membawa berkah bagi warga sekitar bendungan. Pasalnya air bendungan yang surut total dimanfaatkan oleh warga sekitar  untuk mencari ikan.

Maka tak heran mulai pagi hingga malam hari bendungan ini banyak warga yang berdatangan mencari ikan.

Wayan Kirna, 51, warga Desa Sanggalangit mengaku rela datang ke Bendungan Gerokgak hanya untuk mencari ikan. Banyak ikan yang dia dapat ketika air di bendungan surut total.

“Dua pekan lalu, karena air bendungan surut terkuras pada penampungan akhir banyak warga berdatangan menangkap ikan. Tangkap ikan bukan dengan memancing, melainkan cara tangkap biasa menggunakan tangan,” tutur Kirna.

Air bendungan begitu surut total. Bahkan, air bendungan sudah tidak lagi dapat dialiri melalui pipa bendungan yang berada bawah tanah.  

Di sisi lain petugas jaga Bendungan Gerokgak Sucipto mengatakan, saat ini air surut di bendungan Gerokgak sudah mencapai ketinggian 13 meter dari dasar bendungan.

Air bendungan pada posisi ketinggian nol. “Air bendungan surut dampak musim kemarau panjang sejak bulan Juli lalu,” kata Sucipto.

Sucipto memperkirakan air di Bendungan Gerokgak akan habis sampai akhir bulan Oktober ini. Jadi genangan pada penampungan dasar bendungan sudah kering.

Jika kondisi pada genangan penampungan kering, pihaknya baru dapat mengerjakan proyek perbaikan Hidromekanikal Bendungan Gerokgak.

“Jadi, proyek tersebut akan dilakukan pergantian pipa beserta komponen hidroliknya. Sehingga pengaturan air untuk kebutuhan

petani lebih maksimal. Karena sejak bendungan tersebut dibangun, belum pernah dilakukan pergantian pipa,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/