27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:37 AM WIB

Masuk Daerah Transmisi Lokal di Bali, Tim Medis Puskesmas Disuplai APD

SINGARAJA – Tim medis yang bertugas di Puskesmas akhirnya disuplai Alat Pelindung Diri (APD).

Ketersediaan APD di tingkat puskesmas itu, diharapkan bisa mencegah peluang penularan penyakit covid-19 pada petugas medis yang bertugas di puskesmas.

Selama ini petugas medis yang bertugas di kabupaten, memang tak dilengkapi dengan APD. Dampaknya banyak petugas puskesmas yang harus menggunakan jas hujan saat bertugas.

Mereka terpaksa menggunakan jas hujan, guna mencegah peluang penularan virus SARS-CoV-2 yang memicu penyakit covid-19.

Terlebih kini Kabupaten Buleleng telah dinyatakan masuk sebagai salah satu daerah transmisi lokal di Indonesia.

Kemarin Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menyuplai APD ke 20 puskesmas yang ada di Buleleng.

APD itu berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng maupun yang dibeli mandiri lewat Dinas Kesehatan Buleleng. Masing-masing puskesmas mendapat APD sebanyak 13 set.

“Ini kami harap bisa mengurangi potensi tim medis di puskesmas tertular virus saat bertugas. Apalagi mereka melakukan pengawasan terhadap ODP (Orang Dalam Pemantauan)

dan OTG (Orang Tanpa Gejala),” kata Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa saat memberikan keterangan pers kemarin.

Selain itu GTPP juga menyuplai alat rapid test ke seluruh puskesmas. Nantinya alat tersebut akan digunakan melakukan 

rapid test pada pekerja migrant yang baru datang dari negara terjangkit, maupun warga yang baru datang dari daerah transmisi lokal. 

Rapid test sedianya digunakan untuk melakukan pengecekan kedua, setelah mereka melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

“Sementara sudah kami terima lagi 500 alat rapid test dari provinsi. Kalau di catatan kami sih ada 329 orang yang masih membutuhkan rapid test kedua.

Nanti (rapid test kedua) akan dilakukan setelah mereka selesai isolasi mandiri 14 hari. Kalau stoknya menipis, kami akan ajukan lagi ke provinsi.

Kami juga sudah siapkan dana untuk beli sendiri. Tapi memang penyedianya terbatas, sehingga agak sulit pengadaan rapid test ini,” imbuhnya.

 

SINGARAJA – Tim medis yang bertugas di Puskesmas akhirnya disuplai Alat Pelindung Diri (APD).

Ketersediaan APD di tingkat puskesmas itu, diharapkan bisa mencegah peluang penularan penyakit covid-19 pada petugas medis yang bertugas di puskesmas.

Selama ini petugas medis yang bertugas di kabupaten, memang tak dilengkapi dengan APD. Dampaknya banyak petugas puskesmas yang harus menggunakan jas hujan saat bertugas.

Mereka terpaksa menggunakan jas hujan, guna mencegah peluang penularan virus SARS-CoV-2 yang memicu penyakit covid-19.

Terlebih kini Kabupaten Buleleng telah dinyatakan masuk sebagai salah satu daerah transmisi lokal di Indonesia.

Kemarin Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menyuplai APD ke 20 puskesmas yang ada di Buleleng.

APD itu berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng maupun yang dibeli mandiri lewat Dinas Kesehatan Buleleng. Masing-masing puskesmas mendapat APD sebanyak 13 set.

“Ini kami harap bisa mengurangi potensi tim medis di puskesmas tertular virus saat bertugas. Apalagi mereka melakukan pengawasan terhadap ODP (Orang Dalam Pemantauan)

dan OTG (Orang Tanpa Gejala),” kata Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa saat memberikan keterangan pers kemarin.

Selain itu GTPP juga menyuplai alat rapid test ke seluruh puskesmas. Nantinya alat tersebut akan digunakan melakukan 

rapid test pada pekerja migrant yang baru datang dari negara terjangkit, maupun warga yang baru datang dari daerah transmisi lokal. 

Rapid test sedianya digunakan untuk melakukan pengecekan kedua, setelah mereka melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

“Sementara sudah kami terima lagi 500 alat rapid test dari provinsi. Kalau di catatan kami sih ada 329 orang yang masih membutuhkan rapid test kedua.

Nanti (rapid test kedua) akan dilakukan setelah mereka selesai isolasi mandiri 14 hari. Kalau stoknya menipis, kami akan ajukan lagi ke provinsi.

Kami juga sudah siapkan dana untuk beli sendiri. Tapi memang penyedianya terbatas, sehingga agak sulit pengadaan rapid test ini,” imbuhnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/