34 C
Jakarta
20 April 2024, 17:05 PM WIB

Pokja KIPI Pastikan di Jembrana Tidak Ada Efek Berat Vaksinasi Covid

NEGARA – Di sejumlah desa di Jembrana, jumlah partisipasi masyarakat yang mengikuti vaksin Covid-19 masih belum maksimal.

Salah satu penyebab belum maksimalnya partisipasi yakni munculnya rasa khawatir atau takut masyarakat akan efek samping setelah vaksin.

Ditambah lagi dengan munculnya hoax tentang efek samping setelah vaksin. Namun sampai saat ini, di Jembrana dipastikan tidak ada kejadian ikutan pasca imunisasi kategori berat atau serius.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, sejak vaksinasi Covid-19 di Jembrana gencar dilakukan, tidak ada kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) serius yang terjadi pada warga yang sudah menjalani vaksin.

Kejadian ikutan pasca imunisasi yang terjadi efek samping ringan seperti demam ringan, pegal dan lemas. Serta bengkak pada bagian yang disuntik.

“Sejak vaksinasi, hanya terjadi efek samping ringan, inipun sangat sedikit kejadiannya. Tidak ada yang mengalami gejala berat,” tegasnya.

Menurut Arisantha, rasa khawatir atau takut akan efek samping setelah vaksin ini menjadi salah satu penyebab masyarakat mengikuti vaksin masih belum maksimal.

Karena itu, pihaknya menegaskan bahwa efek samping seperti demam ringan, pegal dan lemas setelah menjalani vaksin merupakan efek yang biasa, sangat umum, mudah hilang dengan sendirinya, sehingga tidak perlu ditakutkan.

Apabila timbul rasa nyeri dan sedikit bengkak, dikompres dingin diarea suntikan maka akan hilang nyeri dan bengkaknya.

Jika badan terasa agak demam maka kompres hangat atau minum obat penurun panas maka akan segera pulih.

“Selain karena ada rasa takut efek samping, ada juga yang memang takut disuntik. Jangan mudah percaya juga dengan berita hoax,” terangnya.

Karena adanya rasa takut efek samping ini, vaksinasi Covid-19 di Jembrana juga menjadi sedikit terhambat.

Tidak hanya vaksin dosis pertama, warga yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama juga ada yang masih merasa takut untuk vaksin dosis kedua.

Sehingga, petugas kesehatan harus melakukan vaksinasi jemput bola ke rumah masing-masing, seperti yang telah dilakukan di wilayah Kelurahan Gilimanuk.

Menurut Arisantha, vaksin tidak membuat orang kebal 100 persen, tapi vaksin melindungi orang jika terinfeksi Covid-19 tidak menjadi berat dan bisa menghindari kematian.

“Kalaupun terkena Covid 19 yang muncul tanpa gejala atau bergejala ringan dan akan mudah disembuhkan,” ujarnya

Arisantha menambahkan, sejumlah desa yang sebelumnya minim partisipasi dari target sasaran vaksin, sudah mulai meningkat.

Selama beberapa minggu terakhir, petugas vaksinasi dari masing-masing puskesmas dibantu TNI-Polri, OPD dan Camat beserta jajarannya

dalam menggerakkan masyarakat melakukan vaksinasi di balai banjar masing-masing sehingga tingkat partisipasi meningkat.

Sementara pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik Polres tetap dilaksanakan secara rutin.

“Bapak Bupati Jembrana sudah memerintahkan agar vaksinasi ini digenjot, terutama di wilayah yang masih minim,” tegasnya.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi dosis 1 di Jembrana sebanyak 96.327 orang atau 42,82 persen dari target sasaran dan yang sudah mendapat dosis 2 sebanyak 37.259 atau 16,56 persen. 

NEGARA – Di sejumlah desa di Jembrana, jumlah partisipasi masyarakat yang mengikuti vaksin Covid-19 masih belum maksimal.

Salah satu penyebab belum maksimalnya partisipasi yakni munculnya rasa khawatir atau takut masyarakat akan efek samping setelah vaksin.

Ditambah lagi dengan munculnya hoax tentang efek samping setelah vaksin. Namun sampai saat ini, di Jembrana dipastikan tidak ada kejadian ikutan pasca imunisasi kategori berat atau serius.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, sejak vaksinasi Covid-19 di Jembrana gencar dilakukan, tidak ada kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) serius yang terjadi pada warga yang sudah menjalani vaksin.

Kejadian ikutan pasca imunisasi yang terjadi efek samping ringan seperti demam ringan, pegal dan lemas. Serta bengkak pada bagian yang disuntik.

“Sejak vaksinasi, hanya terjadi efek samping ringan, inipun sangat sedikit kejadiannya. Tidak ada yang mengalami gejala berat,” tegasnya.

Menurut Arisantha, rasa khawatir atau takut akan efek samping setelah vaksin ini menjadi salah satu penyebab masyarakat mengikuti vaksin masih belum maksimal.

Karena itu, pihaknya menegaskan bahwa efek samping seperti demam ringan, pegal dan lemas setelah menjalani vaksin merupakan efek yang biasa, sangat umum, mudah hilang dengan sendirinya, sehingga tidak perlu ditakutkan.

Apabila timbul rasa nyeri dan sedikit bengkak, dikompres dingin diarea suntikan maka akan hilang nyeri dan bengkaknya.

Jika badan terasa agak demam maka kompres hangat atau minum obat penurun panas maka akan segera pulih.

“Selain karena ada rasa takut efek samping, ada juga yang memang takut disuntik. Jangan mudah percaya juga dengan berita hoax,” terangnya.

Karena adanya rasa takut efek samping ini, vaksinasi Covid-19 di Jembrana juga menjadi sedikit terhambat.

Tidak hanya vaksin dosis pertama, warga yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama juga ada yang masih merasa takut untuk vaksin dosis kedua.

Sehingga, petugas kesehatan harus melakukan vaksinasi jemput bola ke rumah masing-masing, seperti yang telah dilakukan di wilayah Kelurahan Gilimanuk.

Menurut Arisantha, vaksin tidak membuat orang kebal 100 persen, tapi vaksin melindungi orang jika terinfeksi Covid-19 tidak menjadi berat dan bisa menghindari kematian.

“Kalaupun terkena Covid 19 yang muncul tanpa gejala atau bergejala ringan dan akan mudah disembuhkan,” ujarnya

Arisantha menambahkan, sejumlah desa yang sebelumnya minim partisipasi dari target sasaran vaksin, sudah mulai meningkat.

Selama beberapa minggu terakhir, petugas vaksinasi dari masing-masing puskesmas dibantu TNI-Polri, OPD dan Camat beserta jajarannya

dalam menggerakkan masyarakat melakukan vaksinasi di balai banjar masing-masing sehingga tingkat partisipasi meningkat.

Sementara pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik Polres tetap dilaksanakan secara rutin.

“Bapak Bupati Jembrana sudah memerintahkan agar vaksinasi ini digenjot, terutama di wilayah yang masih minim,” tegasnya.

Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi dosis 1 di Jembrana sebanyak 96.327 orang atau 42,82 persen dari target sasaran dan yang sudah mendapat dosis 2 sebanyak 37.259 atau 16,56 persen. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/