31.4 C
Jakarta
26 April 2024, 10:38 AM WIB

Ibu dan Anak 9 Tahun Hilang Terseret Banjir di Tukad Buleleng

SINGARAJA – Ibu dan anak hilang terseret banjir di Tukad Buleleng pada Sabtu (15/1) siang. Keduanya terseret arus saat hendak menyeberang di sungai tersebut. Hingga Sabtu petang, keduanya belum juga ditemukan.

 

Korban diketahui bernama Ni Luh Wardani, 48, dan Kadek Restini, 9, warga Jalan Gempol Gang Pulau Batam, Kelurahan Banyuning. Mereka disebut hendak menyeberangi Tukad Buleleng. Namun, air bah langsung menyeret keduanya.

 

Menurut kerabat korban, Made Arya Gunawan, korban bersama putrinya hendak bekerja. Sehari-harinya korban bekerja sebagai juru pembersih sampah. Sesekali ia juga mengumpulkan barang bekas yang masih memiliki nilai jual.

 

Tiap kali berangkat kerja, korban biasa menyeberangi Tukad Buleleng menggunakan rakit. Cara itu lebih cepat ketimbang menyeberang melalui Jembatan Gempol. Sebab butuh jalur memutar dari rumah korban menuju tempat biasa bekerja.

 

“Memang biasanya dorong gerobak sampah di sekitar Kalibaru (Kelurahan Banjar Jawa, Red) sampai sekitar SMPN 1 (Singaraja) itu. Kalau nyeberang sungai kan lebih cepat,” kata Gunawan saat ditemui di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Sabtu sore.

 

Gunawan mengaku tak tahu secara pasti kejadian yang menimpa kerabatnya. Sebab ia tengah bekerja. Suami korban, Putu Mertayasa, 42, juga saat kejadian tengah bersiap bekerja sebagai juru sapu di jalan raya.

 

SINGARAJA – Ibu dan anak hilang terseret banjir di Tukad Buleleng pada Sabtu (15/1) siang. Keduanya terseret arus saat hendak menyeberang di sungai tersebut. Hingga Sabtu petang, keduanya belum juga ditemukan.

 

Korban diketahui bernama Ni Luh Wardani, 48, dan Kadek Restini, 9, warga Jalan Gempol Gang Pulau Batam, Kelurahan Banyuning. Mereka disebut hendak menyeberangi Tukad Buleleng. Namun, air bah langsung menyeret keduanya.

 

Menurut kerabat korban, Made Arya Gunawan, korban bersama putrinya hendak bekerja. Sehari-harinya korban bekerja sebagai juru pembersih sampah. Sesekali ia juga mengumpulkan barang bekas yang masih memiliki nilai jual.

 

Tiap kali berangkat kerja, korban biasa menyeberangi Tukad Buleleng menggunakan rakit. Cara itu lebih cepat ketimbang menyeberang melalui Jembatan Gempol. Sebab butuh jalur memutar dari rumah korban menuju tempat biasa bekerja.

 

“Memang biasanya dorong gerobak sampah di sekitar Kalibaru (Kelurahan Banjar Jawa, Red) sampai sekitar SMPN 1 (Singaraja) itu. Kalau nyeberang sungai kan lebih cepat,” kata Gunawan saat ditemui di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Sabtu sore.

 

Gunawan mengaku tak tahu secara pasti kejadian yang menimpa kerabatnya. Sebab ia tengah bekerja. Suami korban, Putu Mertayasa, 42, juga saat kejadian tengah bersiap bekerja sebagai juru sapu di jalan raya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/