28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:55 AM WIB

Unik, Dua Kali Gunung Agung Erupsi Pas Hari Raya Agama Hindu

AMLAPURA—Gunung Agung memang dikenal sakral. Letusannya kerap terjadi ketika hari raya besar agama Hindu tengah berlangsung.

Dua kali letusan terakhir terjadi saat hari raya. Pertama, terjadi saat Buda Kliwen Matal beberapa waktu lalu. Letusan terjadi letusan pada malam hari.

Sementara kemarin pagi tepat saat hari raya Siwalatri, Gunung Agung kembali erupsi. Letusan kali ini terjadi pukul 07.23 wita dengan ketinggian kolom sekitar 2500 meter.

Embusan abu berwarna kelabu terlibat jelas dari banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Selat yang berada di radius sekitar 9 km.

Letusan tersebut langsung disaksikan warga yang kemudian mengabadikan dengan kamere ponsel. Bahkan, anak anak SD 1 Duda Utara tampak menonton letusan dengan santai.

 “Ya letusanya kali ini mengarah ke timur,” ujar Wayan Pasek yang juga ikut menyaksikan embusan asap Gunung Agung dari perempatan desa setempat.

Hal yang sama juga dikemukakan I Nyoman Datah asal banjar Wates, Desa Datah Abang. Datah mengatakan di kampungnya sempat terjadi hujan abu begitu usai letusan.

Hujan abu sendiri berlangsung sekitar satu jam dengan intensitas sedang. “Kalau warga masih tenang dan beraktifitas seperti biasa,” ujar Datah. 

Bahkan, masyarakat yang berprofesi sebagaipetani tetap berangkat ke kebun untuk mengolah ladangnya. Hanya saja tampak beberapa warga mengenakan masker agar tidak menghirup abu vulkanik.

Desa Datah sendiri jaraknya sekitar 10 km dari puncak Gunung Agung. Bahkan hujan abu kali ini juga terasa sampai ke kulit kalau tidak segera berlindung.

AMLAPURA—Gunung Agung memang dikenal sakral. Letusannya kerap terjadi ketika hari raya besar agama Hindu tengah berlangsung.

Dua kali letusan terakhir terjadi saat hari raya. Pertama, terjadi saat Buda Kliwen Matal beberapa waktu lalu. Letusan terjadi letusan pada malam hari.

Sementara kemarin pagi tepat saat hari raya Siwalatri, Gunung Agung kembali erupsi. Letusan kali ini terjadi pukul 07.23 wita dengan ketinggian kolom sekitar 2500 meter.

Embusan abu berwarna kelabu terlibat jelas dari banjar Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Selat yang berada di radius sekitar 9 km.

Letusan tersebut langsung disaksikan warga yang kemudian mengabadikan dengan kamere ponsel. Bahkan, anak anak SD 1 Duda Utara tampak menonton letusan dengan santai.

 “Ya letusanya kali ini mengarah ke timur,” ujar Wayan Pasek yang juga ikut menyaksikan embusan asap Gunung Agung dari perempatan desa setempat.

Hal yang sama juga dikemukakan I Nyoman Datah asal banjar Wates, Desa Datah Abang. Datah mengatakan di kampungnya sempat terjadi hujan abu begitu usai letusan.

Hujan abu sendiri berlangsung sekitar satu jam dengan intensitas sedang. “Kalau warga masih tenang dan beraktifitas seperti biasa,” ujar Datah. 

Bahkan, masyarakat yang berprofesi sebagaipetani tetap berangkat ke kebun untuk mengolah ladangnya. Hanya saja tampak beberapa warga mengenakan masker agar tidak menghirup abu vulkanik.

Desa Datah sendiri jaraknya sekitar 10 km dari puncak Gunung Agung. Bahkan hujan abu kali ini juga terasa sampai ke kulit kalau tidak segera berlindung.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/