31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:21 AM WIB

Amor Ring Acinta, Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh Berpulang

GIANYAR – Kabar duka datang dari Puri Ageng Blahbatuh.

 

Panglingsir puri, Gusti Ngurah Djelantik yang berusia 74 tahun menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (15/11) pukul 14.45.

 

Gusti Ngurah Djelantik wafat setelah  berjuang keras melawan sakit diabetes.

 

Putra kedua almarhum, I Gusti Ngurah Jelantik menyatakan kondisi ayahnya, I Gusti Ngurah Djelantik, terus menurun pascaditinggal mendiang istri tercintanya, Anak Agung Ayu Mirah pada tiga bulan lalu. “Semenjak itu kondisi almarhum menurun,” ujar Ngurah Jelantik .

 

Dikatakan Ngurah Jelantik, Kamis siang, sebetulnya sang ayah hendak diajak cek kesehatan. Namun kondisi panglingsir penghobi anggrek itu justru semakin menurun.

Hingga akhirnya, almarhum dinyatakan meninggal dunia. “Saat dibawa ke RSUD sanjiwani beliau sudah meninggal,” ungkapnya. Di rumah sakit, almarhum sempat ditangani sebentar lalu dibawa kembali ke puri.

 

Atas kepergian almarhum, pihak keluarga puri akan menggelar paruman atau rapat keluarga. Tentunya untuk membahas prosesi upacara bagi almarhum. “Mungkin minggu depan sudah ada kepastian terkait upacara Palebon (pembakaran jenazah, red),” jelasnya.

Almarhum meninggalkan lima orang putra dan putri, diantaranya, Anak Agung Ayu Prawaniti; I Gusti Ngurah Jelantik; Anak Agung Ngurah Kakarsana; Anak Agung Ngurah Teja Kusuma; dan Anak Agung Ngurah Putra Narayana.

 

GIANYAR – Kabar duka datang dari Puri Ageng Blahbatuh.

 

Panglingsir puri, Gusti Ngurah Djelantik yang berusia 74 tahun menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (15/11) pukul 14.45.

 

Gusti Ngurah Djelantik wafat setelah  berjuang keras melawan sakit diabetes.

 

Putra kedua almarhum, I Gusti Ngurah Jelantik menyatakan kondisi ayahnya, I Gusti Ngurah Djelantik, terus menurun pascaditinggal mendiang istri tercintanya, Anak Agung Ayu Mirah pada tiga bulan lalu. “Semenjak itu kondisi almarhum menurun,” ujar Ngurah Jelantik .

 

Dikatakan Ngurah Jelantik, Kamis siang, sebetulnya sang ayah hendak diajak cek kesehatan. Namun kondisi panglingsir penghobi anggrek itu justru semakin menurun.

Hingga akhirnya, almarhum dinyatakan meninggal dunia. “Saat dibawa ke RSUD sanjiwani beliau sudah meninggal,” ungkapnya. Di rumah sakit, almarhum sempat ditangani sebentar lalu dibawa kembali ke puri.

 

Atas kepergian almarhum, pihak keluarga puri akan menggelar paruman atau rapat keluarga. Tentunya untuk membahas prosesi upacara bagi almarhum. “Mungkin minggu depan sudah ada kepastian terkait upacara Palebon (pembakaran jenazah, red),” jelasnya.

Almarhum meninggalkan lima orang putra dan putri, diantaranya, Anak Agung Ayu Prawaniti; I Gusti Ngurah Jelantik; Anak Agung Ngurah Kakarsana; Anak Agung Ngurah Teja Kusuma; dan Anak Agung Ngurah Putra Narayana.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/