34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:40 PM WIB

Larang Pedagang Berjualan, RSUP Sanglah Didemo

DENPASAR –Perselisihan antara pedagang dengan manajemen RSUP Sanglah berlanjut.

Bahkan, para pedagang yang biasa berjualan di sekitar trotoar dan pinggir Jalan Pulau Bali dan Jalan Pulau Nias, Jumat (17/5) sekitar pukul  menggelar aksi demo.

 
Kepala Dusun Sanglah Barat Anak Agung  Laksamana Oka saat dikonfirmasi membenarkan dengan aksi protes yang dilakukan para pedagang. “Tadi pagi mereka (pedagang) protes untuk tetap bisa berjualan di area tersebut,” ungkapnya.

Namun pihak RSUP Sanglah berharap para pedagang yang jumlahnya lebih dari 6 orang ini tidak berjualan di pinggir jalan atau tepatnya di sepanjang trotoar depan RSUP Sanglah Denpasar.

 

Larangan pihak rumah sakit agar kawasan tersebut tidak dipakai untuk berjualan karena selain untuk menjaga kawasan rumah sakit tetap bersih, juga karena daerah tersebut merupakan jalur lalu lintas keluar masuknya kendaraan untuk evakuasi pasien

 

Sama-sama ngotot, ketegangan pedagang dengan pihak manajemen RSUP Sanglah pun sempat terjadi.

Bahkan meski dilakukan mediasi, namun pertemuan kedua belah pihak juga belum menghasilkan titik temu.

“Pihak RSUP Sanglah menawarkan bisa berjualan di dekat lapangan tenis cuma malam hari. Namun Di tolak oleh pedagang,” ujarnya.

Alasannya, selain karena diminta untuk berjualan malam hari yang dianggap sepi pembeli, juga dimintai biaya sewa. 

Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah pedagang tersebut. Ia mengaku dilarang berjualan karena dianggap menganggu jalur evakuasi.

“Kami digusur karena dianggap mengganggu jalur evakuasi. Tadi sudah melakukan pertemuan dengan pihak RSUP Sanglah dan hasilnya memang kami harus pindah. Ada tempat yang disiapkan tapi ya harus kontrak, dan kami gak ada biaya untuk kontrak,” ujarnya

Para pedagang pun masih bingung untuk mencari tempat untuk berjualan.

“Kami juga tidak tahu harus berjualan dimana. Yang jelas penghasilan kami menjadi berkurang. Ya solusinya harus gimana lagi,” tambahnya.

Sementara itu, Kasubag Humas RSUP Sanglah Denpasar, Dewa Ketut Kresna mengungkap alasan dibalik melarang para pedagang. Katanya, karena memang pihaknya lagi merapikan jalur evakuasi pasien.

“Karena kalau pedagang kaki lima dibiarkan pasti akan berkembang dan di sana akan semakin kumuh dan ini pasti akan menggaggu pelayanan buat masyarakat. Dan nyatanya sudah ada masyarakat yang mengeluhkan crowdednya depan rumah sakit ini,” ujarnya.

Apakah tidak ada win-win solution dengan para pedagang? “Sudah tadi waktu diajak diskusi dengan mereka yang ngaku pedagang, sudah sepakat tidak akan berjualan di depan rumah sakit karena menyadari pentingnya jalur evakuasi yang lancar di rumah sakit,”jawabnya.

“Mereka dan kami sama-sama tersenyum usai diskusi. Berarti sama-sama win ya?,”tukas Dewa Krisna 

DENPASAR –Perselisihan antara pedagang dengan manajemen RSUP Sanglah berlanjut.

Bahkan, para pedagang yang biasa berjualan di sekitar trotoar dan pinggir Jalan Pulau Bali dan Jalan Pulau Nias, Jumat (17/5) sekitar pukul  menggelar aksi demo.

 
Kepala Dusun Sanglah Barat Anak Agung  Laksamana Oka saat dikonfirmasi membenarkan dengan aksi protes yang dilakukan para pedagang. “Tadi pagi mereka (pedagang) protes untuk tetap bisa berjualan di area tersebut,” ungkapnya.

Namun pihak RSUP Sanglah berharap para pedagang yang jumlahnya lebih dari 6 orang ini tidak berjualan di pinggir jalan atau tepatnya di sepanjang trotoar depan RSUP Sanglah Denpasar.

 

Larangan pihak rumah sakit agar kawasan tersebut tidak dipakai untuk berjualan karena selain untuk menjaga kawasan rumah sakit tetap bersih, juga karena daerah tersebut merupakan jalur lalu lintas keluar masuknya kendaraan untuk evakuasi pasien

 

Sama-sama ngotot, ketegangan pedagang dengan pihak manajemen RSUP Sanglah pun sempat terjadi.

Bahkan meski dilakukan mediasi, namun pertemuan kedua belah pihak juga belum menghasilkan titik temu.

“Pihak RSUP Sanglah menawarkan bisa berjualan di dekat lapangan tenis cuma malam hari. Namun Di tolak oleh pedagang,” ujarnya.

Alasannya, selain karena diminta untuk berjualan malam hari yang dianggap sepi pembeli, juga dimintai biaya sewa. 

Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah pedagang tersebut. Ia mengaku dilarang berjualan karena dianggap menganggu jalur evakuasi.

“Kami digusur karena dianggap mengganggu jalur evakuasi. Tadi sudah melakukan pertemuan dengan pihak RSUP Sanglah dan hasilnya memang kami harus pindah. Ada tempat yang disiapkan tapi ya harus kontrak, dan kami gak ada biaya untuk kontrak,” ujarnya

Para pedagang pun masih bingung untuk mencari tempat untuk berjualan.

“Kami juga tidak tahu harus berjualan dimana. Yang jelas penghasilan kami menjadi berkurang. Ya solusinya harus gimana lagi,” tambahnya.

Sementara itu, Kasubag Humas RSUP Sanglah Denpasar, Dewa Ketut Kresna mengungkap alasan dibalik melarang para pedagang. Katanya, karena memang pihaknya lagi merapikan jalur evakuasi pasien.

“Karena kalau pedagang kaki lima dibiarkan pasti akan berkembang dan di sana akan semakin kumuh dan ini pasti akan menggaggu pelayanan buat masyarakat. Dan nyatanya sudah ada masyarakat yang mengeluhkan crowdednya depan rumah sakit ini,” ujarnya.

Apakah tidak ada win-win solution dengan para pedagang? “Sudah tadi waktu diajak diskusi dengan mereka yang ngaku pedagang, sudah sepakat tidak akan berjualan di depan rumah sakit karena menyadari pentingnya jalur evakuasi yang lancar di rumah sakit,”jawabnya.

“Mereka dan kami sama-sama tersenyum usai diskusi. Berarti sama-sama win ya?,”tukas Dewa Krisna 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/