26.1 C
Jakarta
12 Desember 2024, 6:10 AM WIB

Jenazah Covid Ditolak Warga, GTTP Duga Ada Masalah Sosial di Buleleng

SINGARAJA – Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Buleleng, memaksa Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 mengkaji sejumlah opsi.

Baik dalam hal perawatan, maupun pemulasaraan jenazah. Gugus tugas berupaya agar jenazah pasien terkonfirmasi positif maupun probable, dapat dikremasi di fasilitas krematorium yang ada.

 “Kremasi itu cara terbaik penanganan jenazah. Baik itu covid maupun penyakit menular lainnya,” ujar Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa.

Terkait penolakan warga di Lingkungan Baruna Sari, Kelurahan Kampung Baru beberapa waktu lalu, Suyasa mengaku telah memberikan tugas pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

BPBD Buleleng diminta melakukan pendekatan dan sosialisasi pada warga setempat. Apabila memang membutuhkan penjelasan dari sisi sains, pemerintah akan menghadirkan dokter forensik.

Namun, menurut Suyasa, penolakan yang terjadi beberapa waktu lalu bukan hanya soal pemahaman keilmuan saja. Namun ada permasalahan sosial lain yang harus diurai.

“Kalau murni persoalan covid saja, mungkin tidak ada masalah. Bisa saja ada masalah sosial lain. Mungkin antara masyarakat dengan keluarga mendiang,

atau masyarakat dengan pengelola (krematorium). Bukan semata-mata persoalan kremasi jenazah saja,” katanya lagi.

Di sisi lain, Juru Bicara GTPP Covid-19 Buleleng I Ketut Suweca mengumumkan tambahan 15 kasus baru di Buleleng. Dari belasan kasus itu, sebanyak 3 kasus ditemukan di Kecamatan Banjar, 2 kasus di Kecamatan Sukasada, dan 10 kasus di Kecamatan Buleleng.

“Ada pula 3 orang pasien yang berhasil sembuh. Masing-masing dari Kecamatan Buleleng 1 orang, Kecamatan Banjar 1 orang, dan Kecamatan Kubutambahan 1 orang,” kata Suweca.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 242 kasus.

Dari 242 kasus itu, sebanyak 158 orang telah dinyatakan sembuh dan 3 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 81 orang yang masih menjalani perawatan.

Dari 81 orang yang dirawat, sebanyak 51 orang diizinkan menjalani isolasi mandiri. Sementara 30 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

SINGARAJA – Tingginya angka kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Buleleng, memaksa Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 mengkaji sejumlah opsi.

Baik dalam hal perawatan, maupun pemulasaraan jenazah. Gugus tugas berupaya agar jenazah pasien terkonfirmasi positif maupun probable, dapat dikremasi di fasilitas krematorium yang ada.

 “Kremasi itu cara terbaik penanganan jenazah. Baik itu covid maupun penyakit menular lainnya,” ujar Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa.

Terkait penolakan warga di Lingkungan Baruna Sari, Kelurahan Kampung Baru beberapa waktu lalu, Suyasa mengaku telah memberikan tugas pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

BPBD Buleleng diminta melakukan pendekatan dan sosialisasi pada warga setempat. Apabila memang membutuhkan penjelasan dari sisi sains, pemerintah akan menghadirkan dokter forensik.

Namun, menurut Suyasa, penolakan yang terjadi beberapa waktu lalu bukan hanya soal pemahaman keilmuan saja. Namun ada permasalahan sosial lain yang harus diurai.

“Kalau murni persoalan covid saja, mungkin tidak ada masalah. Bisa saja ada masalah sosial lain. Mungkin antara masyarakat dengan keluarga mendiang,

atau masyarakat dengan pengelola (krematorium). Bukan semata-mata persoalan kremasi jenazah saja,” katanya lagi.

Di sisi lain, Juru Bicara GTPP Covid-19 Buleleng I Ketut Suweca mengumumkan tambahan 15 kasus baru di Buleleng. Dari belasan kasus itu, sebanyak 3 kasus ditemukan di Kecamatan Banjar, 2 kasus di Kecamatan Sukasada, dan 10 kasus di Kecamatan Buleleng.

“Ada pula 3 orang pasien yang berhasil sembuh. Masing-masing dari Kecamatan Buleleng 1 orang, Kecamatan Banjar 1 orang, dan Kecamatan Kubutambahan 1 orang,” kata Suweca.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 242 kasus.

Dari 242 kasus itu, sebanyak 158 orang telah dinyatakan sembuh dan 3 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 81 orang yang masih menjalani perawatan.

Dari 81 orang yang dirawat, sebanyak 51 orang diizinkan menjalani isolasi mandiri. Sementara 30 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/