28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:40 AM WIB

Tunggu Pasir Habis, Depo Galian C Bakal Dipindah ke Tianyar

RadarBali.com – Aktifitas Depo Pasir Pertiwi Agung yang ada di Banjar Dinas Benben, Desa Sambirenteng, dikeluhkan masyarakat setempat.

Warga dibuat resah karena kemacetan yang terjadi cukup panjang. Ditambah lagi debu yang beterbangan, membuat warga merasa tak nyaman.

Depo pasir tersebut sebenarnya baru beraktifitas sejak 17 hari terakhir. Keputusan pembuatan depo sebenarnya bermula dari larangan aktifitas lalu lalang truk di tambang galian C yang ada di Kecamatan Kubu.

Untuk mengatasi solusi kelangkaan, akhirnya para pengusaha sepakat membuat depo pasir di wilayah Desa Sambirenteng.

Kamis (16/11) pagi, Komisi I DPRD Buleleng melakukan sidak di areal depo pasir itu. Dewan mendesak agar pengusaha depo memindahkan lokasi penimbunan mereka ke luar Desa Sambirenteng.

Dari hasil kesepakatan, depo akan dipindahkan ke wilayah Desa Tianyar Barat. Depo masih akan beraktifitas selama beberapa hari ke depan untuk menghabiskan stok pasir yang ada.

Mulai kemarin tidak ada lagi aktifitas penimbunan. Kini penimbunan dipindahkan ke wilayah Tianyar Barat.

Anggota Komisi I DPRD Buleleng, Dewa Putu Tjakra mengatakan, sebaiknya pengusaha segera memindahkan aktifitas depo itu agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Memang sebaiknya segera dipindahkan. Karena banyak warga yang mengeluh macet dan sebagainya. Sekarang sudah ada kesepakatan tidak ada penimbunan lagi, kami hormati hal itu,” kata Tjakra.

Sementara itu pengelola Depo Pertiwi Agung, I Gede Mangku Sunarta tak menampik adanya keluhan masyarakat.

Menurut Mangku Sunarta, hal itu terjadi karena membeludaknya permintaan pengiriman pada siang hari.

Semula pengelola depo merencanakan pengiriman hanya dilakukan pada malam hari. Namun membeludaknya pesanan, memaksa pengiriman juga dilakukan pada siang hari.

Menurut Sunarta, pihaknya menyanggupi untuk menutup depo. Rencananya depo akan dipindahkan ke wilayah Tianyar Barat.

Pengelola depo juga telah menyiapkan lahan seluas 3,5 hektare untuk menampung pasir. Nantinya pasir dari tambang akan dibawa ke depo oleh truk-truk dengan plat nomor Karangasem.

Selanjutnya distribusi ke luar wilayah Karangasem, akan dilakukan oleh truk asal Buleleng maupun Jembrana.

“Izin kami sebenarnya sudah lengkap. Tapi kalau memang dianggap mengganggu, lebih baik kami pulang. Seumpama nantinya di sini (Sambirenteng, Red) butuh untuk umum, kami siap.

Karena penduduk di sini sangat menjaga dan kami merasa aman dan nyaman usaha di sini,” kata Sunarta

RadarBali.com – Aktifitas Depo Pasir Pertiwi Agung yang ada di Banjar Dinas Benben, Desa Sambirenteng, dikeluhkan masyarakat setempat.

Warga dibuat resah karena kemacetan yang terjadi cukup panjang. Ditambah lagi debu yang beterbangan, membuat warga merasa tak nyaman.

Depo pasir tersebut sebenarnya baru beraktifitas sejak 17 hari terakhir. Keputusan pembuatan depo sebenarnya bermula dari larangan aktifitas lalu lalang truk di tambang galian C yang ada di Kecamatan Kubu.

Untuk mengatasi solusi kelangkaan, akhirnya para pengusaha sepakat membuat depo pasir di wilayah Desa Sambirenteng.

Kamis (16/11) pagi, Komisi I DPRD Buleleng melakukan sidak di areal depo pasir itu. Dewan mendesak agar pengusaha depo memindahkan lokasi penimbunan mereka ke luar Desa Sambirenteng.

Dari hasil kesepakatan, depo akan dipindahkan ke wilayah Desa Tianyar Barat. Depo masih akan beraktifitas selama beberapa hari ke depan untuk menghabiskan stok pasir yang ada.

Mulai kemarin tidak ada lagi aktifitas penimbunan. Kini penimbunan dipindahkan ke wilayah Tianyar Barat.

Anggota Komisi I DPRD Buleleng, Dewa Putu Tjakra mengatakan, sebaiknya pengusaha segera memindahkan aktifitas depo itu agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Memang sebaiknya segera dipindahkan. Karena banyak warga yang mengeluh macet dan sebagainya. Sekarang sudah ada kesepakatan tidak ada penimbunan lagi, kami hormati hal itu,” kata Tjakra.

Sementara itu pengelola Depo Pertiwi Agung, I Gede Mangku Sunarta tak menampik adanya keluhan masyarakat.

Menurut Mangku Sunarta, hal itu terjadi karena membeludaknya permintaan pengiriman pada siang hari.

Semula pengelola depo merencanakan pengiriman hanya dilakukan pada malam hari. Namun membeludaknya pesanan, memaksa pengiriman juga dilakukan pada siang hari.

Menurut Sunarta, pihaknya menyanggupi untuk menutup depo. Rencananya depo akan dipindahkan ke wilayah Tianyar Barat.

Pengelola depo juga telah menyiapkan lahan seluas 3,5 hektare untuk menampung pasir. Nantinya pasir dari tambang akan dibawa ke depo oleh truk-truk dengan plat nomor Karangasem.

Selanjutnya distribusi ke luar wilayah Karangasem, akan dilakukan oleh truk asal Buleleng maupun Jembrana.

“Izin kami sebenarnya sudah lengkap. Tapi kalau memang dianggap mengganggu, lebih baik kami pulang. Seumpama nantinya di sini (Sambirenteng, Red) butuh untuk umum, kami siap.

Karena penduduk di sini sangat menjaga dan kami merasa aman dan nyaman usaha di sini,” kata Sunarta

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/