34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:40 PM WIB

Siswi SMPN 4 Banjarangkan Kerap Kesurupan, Ini Rencana Pihak Sekolah..

SEMARAPURA – Upacara Guru Piduka di Padmasana SMP Negeri 4 Banjarangkan berlangsung cukup mencengkam, Selasa (22/10) sekitar pukul 09.00. 

Saat ratusan siswa dan guru SMP tersebut sedang melakukan Puja Trisandya bersama, empat siswi tiba-tiba berteriak dan menangis histeris. 

Empat siswi itu masing-masing Dewa Ayu Nadia kelas IX, Kadek Ginanti kelas VII, Ni Nengah Devi Ariani kelas IX, dan Ketut Martini Asih kelas VII.

Wakil Kepala Sekolah Kurikulum SMP Negeri 4 Banjarangkan I Made Agus Suardina mengatakan, kesurupan yang terjadi kemarin bukan kali pertama terjadi. 

Sebab sejak akhir September 2019 lalu, sejumlah siswa SMP Negeri 4 Banjarangkan mengalami kesurupan. 

Dan, yang paling parah, terjadi Senin (21/10). Pada saat itu 10 siswinya kesurupan dari pagi hingga pukul 14.00.

“Awalnya hanya satu sampai dua siswa yang pingsan saat Trisandya. Kami kira itu karena sedang sakit sehingga kami imbau untuk menjaga kesehatan. 

Namun, beberapa hari yang lalu tidak hanya pingsan tapi juga menangis dan teriak-teriak. Yang sebelumnya kesurupan 

kembali kesurupan dan diikuti oleh siswi yang belum pernah kesurupan. Dan yang terparah kemarin,” ungkapnya.

Saat mengalami kesurupan, siswa-siswa itu sulit untuk disadarkan. Sehingga pihak sekolah akhirnya meminta tolong kepada sejumlah para normal dan pemangku yang ada. 

Dari penerawangan para normal yang didatangkan, kesurupan masal itu terjadi lantaran tempat tinggal makhluk halus atau wong samar yang ada di belakang halaman sekolah telah dirusak.

“Ada empat para normal dan dua pemangku yang kami datangkan. Karena situasi ini lah kami menggelar Upacara Guru Piduka 

untuk memohon maaf. Ternyata kembali lagi kesurupan. Dan kami meminta bantuan Bapak Wakil,” ujarnya.

Kepala SMPN 4 Banjarangkan, Wayan Ngenteg menambahkan, berdasar petunjuk dari para normal, pihaknya akan membangun pelinggih dalam waktu dekat ini. 

Dengan pelinggih dan ritual yang akan diselenggarakan, pihaknya berharap tidak ada lagi siswanya yang kesurupan sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan normal kembali. 

“Dengan adanya peristiwa seperti ini, tentunya proses pembelajaran menjadi kurang kondusif,” tandas Wayan Ngenteg.

Sementara itu, salah seorang siswi yang kesurupan Ni Nengah Devi Ariani saat ditemui setelah sadar mengungkapkan badannya terasa berat sebelum kesurupan. 

Dia tidak ingat apapun yang telah dia lakukan selama kesurupan. “Sudah beberapa kali saya kesurupan. 

Sebelum kesurupan, saya merasa badan saya berat. Setelah kesurupan, saya melihat ada wanita berambut panjang dan berpakaian hitam,” tandasnya.

SEMARAPURA – Upacara Guru Piduka di Padmasana SMP Negeri 4 Banjarangkan berlangsung cukup mencengkam, Selasa (22/10) sekitar pukul 09.00. 

Saat ratusan siswa dan guru SMP tersebut sedang melakukan Puja Trisandya bersama, empat siswi tiba-tiba berteriak dan menangis histeris. 

Empat siswi itu masing-masing Dewa Ayu Nadia kelas IX, Kadek Ginanti kelas VII, Ni Nengah Devi Ariani kelas IX, dan Ketut Martini Asih kelas VII.

Wakil Kepala Sekolah Kurikulum SMP Negeri 4 Banjarangkan I Made Agus Suardina mengatakan, kesurupan yang terjadi kemarin bukan kali pertama terjadi. 

Sebab sejak akhir September 2019 lalu, sejumlah siswa SMP Negeri 4 Banjarangkan mengalami kesurupan. 

Dan, yang paling parah, terjadi Senin (21/10). Pada saat itu 10 siswinya kesurupan dari pagi hingga pukul 14.00.

“Awalnya hanya satu sampai dua siswa yang pingsan saat Trisandya. Kami kira itu karena sedang sakit sehingga kami imbau untuk menjaga kesehatan. 

Namun, beberapa hari yang lalu tidak hanya pingsan tapi juga menangis dan teriak-teriak. Yang sebelumnya kesurupan 

kembali kesurupan dan diikuti oleh siswi yang belum pernah kesurupan. Dan yang terparah kemarin,” ungkapnya.

Saat mengalami kesurupan, siswa-siswa itu sulit untuk disadarkan. Sehingga pihak sekolah akhirnya meminta tolong kepada sejumlah para normal dan pemangku yang ada. 

Dari penerawangan para normal yang didatangkan, kesurupan masal itu terjadi lantaran tempat tinggal makhluk halus atau wong samar yang ada di belakang halaman sekolah telah dirusak.

“Ada empat para normal dan dua pemangku yang kami datangkan. Karena situasi ini lah kami menggelar Upacara Guru Piduka 

untuk memohon maaf. Ternyata kembali lagi kesurupan. Dan kami meminta bantuan Bapak Wakil,” ujarnya.

Kepala SMPN 4 Banjarangkan, Wayan Ngenteg menambahkan, berdasar petunjuk dari para normal, pihaknya akan membangun pelinggih dalam waktu dekat ini. 

Dengan pelinggih dan ritual yang akan diselenggarakan, pihaknya berharap tidak ada lagi siswanya yang kesurupan sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan normal kembali. 

“Dengan adanya peristiwa seperti ini, tentunya proses pembelajaran menjadi kurang kondusif,” tandas Wayan Ngenteg.

Sementara itu, salah seorang siswi yang kesurupan Ni Nengah Devi Ariani saat ditemui setelah sadar mengungkapkan badannya terasa berat sebelum kesurupan. 

Dia tidak ingat apapun yang telah dia lakukan selama kesurupan. “Sudah beberapa kali saya kesurupan. 

Sebelum kesurupan, saya merasa badan saya berat. Setelah kesurupan, saya melihat ada wanita berambut panjang dan berpakaian hitam,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/