28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:45 AM WIB

Doakan Mahasiswa Tewas di Kendari, IMM-Polri Gelar Sholat Gaib Bersama

SINGARAJA – Puluhan anggota Angkatan Muda Muhammadiyah, menggelar aksi bela sungkawa ke Mapolres Buleleng pagi kemarin (2/10).

Aksi itu dilakukan untuk menyikapi tewasnya dua orang mahasiswa Universitas Halu Oleo dalam aksi demonstrasi di Kendari.

Kader-kader muda Muhammadiyah yang ikut serta dalam aksi kemarin, terdiri dari Pemuda Muhammadiyah Buleleng,

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buleleng, Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPM) Buleleng, serta Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).

Saat sampai di Mapolres Buleleng, para pemuda bersama sejumlah anggota kepolisian, langsung melakukan sholat gaib di Musholla Al-Ikhsan Mapolres Buleleng.

Sholat itu dilaksanakan untuk mendoakan mahasiswa yang tewas dalam aksi demonstrasi di Kendari itu. Sholat dipimpin Perwira Bagian Sumber Daya Polres Buleleng Ipda Fikri Mascaty.

Usai melakukan sholat gaib, mereka kemudian melangsungkan dialog dengan Wakapolres Buleleng Kompol Loudwyk Tapilaha, di Aula Mapolres Buleleng.

Setelah dialog, IMM menyerahkan pernyataan sikap pada kepolisian, terkait tewasnya mahasiswa di Kendari.

Total ada empat poin pernyataan sikap yang disampaikan. Pertama, bahwa benar terjadi penembakan terhadap dua mahasiswa UHO, yakni Immawan Randi dan Yusuf Qhardawi hingga menyebabkan keduanya meninggal dunia.

Kedua, IMM mengecam tindakan represif dari Polri karena tidak sesuai dengan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pengendalian Massa,

dan Perkap Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian RI.

Ketiga, IMM Buleleng mendesak Kapolri untuk segera mengusut tuntas pelaku penembakan aktivis pejuang demokrasi yang terjadi di Kendari.

Serta terakhir, mendesak Kapolri melibatkan IMM dan Muhammadiyah sebagai tim investigasi dalam kasus penembakan aktivis di Kendari.

Ketua IMM Buleleng Damurroosysyi Mujahidain mengatakan, aksi belasungkawa itu sengaja dilangsungkan, sebagai bentuk solidaritas terhadap korban tewas.

Terlebih lagi salah satu korban tewas, yakni Immawan Randi, merupakan kader IMM Kendari. Ia pun mendesak agar Polres Buleleng bisa menyampaikan pernyataan sikap tersebut, hingga ke Mabes Polri.

“Kami juga berharap IMM dan Muhammadiyah dilibatkan dalam proses investgasi yang menewaskan kader kami.

Dengan pelibatan pihak eksternal yang lebih luas, kami berharap proses pengungkapan bisa lebih cepat,” kata pemuda yang akrab disapa Rois itu.

Sementara itu Wakapolres Buleleng Loudwyk Tapilaha mengatakan, pihaknya sudah memahami aspirasi-aspirasi yang disampaikan para pemuda.

“Pernyataan sikap yang mereka sampaikan ini, nanti akan kami sampaikan ke Polda Bali. Sehingga nanti bisa diteruskan hingga ke Mabes Polri,” kata Loudwyk. 

SINGARAJA – Puluhan anggota Angkatan Muda Muhammadiyah, menggelar aksi bela sungkawa ke Mapolres Buleleng pagi kemarin (2/10).

Aksi itu dilakukan untuk menyikapi tewasnya dua orang mahasiswa Universitas Halu Oleo dalam aksi demonstrasi di Kendari.

Kader-kader muda Muhammadiyah yang ikut serta dalam aksi kemarin, terdiri dari Pemuda Muhammadiyah Buleleng,

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buleleng, Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPM) Buleleng, serta Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).

Saat sampai di Mapolres Buleleng, para pemuda bersama sejumlah anggota kepolisian, langsung melakukan sholat gaib di Musholla Al-Ikhsan Mapolres Buleleng.

Sholat itu dilaksanakan untuk mendoakan mahasiswa yang tewas dalam aksi demonstrasi di Kendari itu. Sholat dipimpin Perwira Bagian Sumber Daya Polres Buleleng Ipda Fikri Mascaty.

Usai melakukan sholat gaib, mereka kemudian melangsungkan dialog dengan Wakapolres Buleleng Kompol Loudwyk Tapilaha, di Aula Mapolres Buleleng.

Setelah dialog, IMM menyerahkan pernyataan sikap pada kepolisian, terkait tewasnya mahasiswa di Kendari.

Total ada empat poin pernyataan sikap yang disampaikan. Pertama, bahwa benar terjadi penembakan terhadap dua mahasiswa UHO, yakni Immawan Randi dan Yusuf Qhardawi hingga menyebabkan keduanya meninggal dunia.

Kedua, IMM mengecam tindakan represif dari Polri karena tidak sesuai dengan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pengendalian Massa,

dan Perkap Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian RI.

Ketiga, IMM Buleleng mendesak Kapolri untuk segera mengusut tuntas pelaku penembakan aktivis pejuang demokrasi yang terjadi di Kendari.

Serta terakhir, mendesak Kapolri melibatkan IMM dan Muhammadiyah sebagai tim investigasi dalam kasus penembakan aktivis di Kendari.

Ketua IMM Buleleng Damurroosysyi Mujahidain mengatakan, aksi belasungkawa itu sengaja dilangsungkan, sebagai bentuk solidaritas terhadap korban tewas.

Terlebih lagi salah satu korban tewas, yakni Immawan Randi, merupakan kader IMM Kendari. Ia pun mendesak agar Polres Buleleng bisa menyampaikan pernyataan sikap tersebut, hingga ke Mabes Polri.

“Kami juga berharap IMM dan Muhammadiyah dilibatkan dalam proses investgasi yang menewaskan kader kami.

Dengan pelibatan pihak eksternal yang lebih luas, kami berharap proses pengungkapan bisa lebih cepat,” kata pemuda yang akrab disapa Rois itu.

Sementara itu Wakapolres Buleleng Loudwyk Tapilaha mengatakan, pihaknya sudah memahami aspirasi-aspirasi yang disampaikan para pemuda.

“Pernyataan sikap yang mereka sampaikan ini, nanti akan kami sampaikan ke Polda Bali. Sehingga nanti bisa diteruskan hingga ke Mabes Polri,” kata Loudwyk. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/