34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:01 PM WIB

Kebutuhan Lahan Bendungan Tamblang Membengkak, Tersebar di 4 Desa

SINGARAJA – Kebutuhan lahan untuk pembangunan Bendungan Tamblang, membengkak. Saat ini Kantor Pertanahan Buleleng masih terus melakukan inventarisasi kebutuhan lahan.

Hasil inventarisasi itu akan disampaikan pada Pemprov Bali. Rencananya Bendungan Tamblang akan memanfaatkan lahan di empat desa.

masing-masing Desa Bila dan Desa Bontihing di Kecamatan Kubutambahan, serta Desa Sawan dan Desa Bebebtin di Kecamatan Sawan.

Sesuai dengan SK Gubernur Nomor 779/01-A/HK/2019tanggal 20 Februari 2019, kebutuhan lahan diperkirakan mencapai 58,79 hektare.

Namun dari hasil pengukuran dan pendataan yuridis, lahan yang terdampak proyek diperkirakan lebih luas.

“Kami mengerahkan dua tim. Mereka masih bekerja melakukan pengukuran. Kemungkinan masih butuh lebih luas,” kata Kepala Kantor Pertanahan Buleleng IGN Pariatna Jaya.

Pariatna sendiri belum bisa memastikan seberapa luas kebutuhan tambahan lahan tersebut. Sebab hingga kini tim masih melakukan pengukuran di lokasi yang dibutuhkan.

“Angka pastinya belum. Mungkin puluhan hektare. Nanti kami akan sampaikan. Kemungkinan akan ada revisi SK soal luasan lahan. Kami berusaha selesaikan dalam dua pekan ini. Mudah-mudahan bisa tuntas semua,” imbuhnya.

Asal tahu saja, Bendungan Tamblang diharapkan bisa dikerjakan tahun ini dan ditargetkan tuntas pada 2022 mendatang.

Bendungan itu diperkirakan memiliki luas genangan hingga 258.585 meter persegi, dengan ketinggian bendungan hingga 68 meter.

Desa yang paling banyak terdampak adalah Desa Sawan. Sekitar 38,5 hektare lahan dibutuhkan untuk proyek. Kemudian Desa Bila seluas 12,2 hektare, Desa Bontihing seluas 6,4 hektare, dan Desa Bebetin seluas 1,4 hektare.

Bendungan itu diperkirakan menyuplai air bersih 510 liter per detik dan bisa menyelesaikan masalah krisis air bersih di wilayah Buleleng Timur. 

SINGARAJA – Kebutuhan lahan untuk pembangunan Bendungan Tamblang, membengkak. Saat ini Kantor Pertanahan Buleleng masih terus melakukan inventarisasi kebutuhan lahan.

Hasil inventarisasi itu akan disampaikan pada Pemprov Bali. Rencananya Bendungan Tamblang akan memanfaatkan lahan di empat desa.

masing-masing Desa Bila dan Desa Bontihing di Kecamatan Kubutambahan, serta Desa Sawan dan Desa Bebebtin di Kecamatan Sawan.

Sesuai dengan SK Gubernur Nomor 779/01-A/HK/2019tanggal 20 Februari 2019, kebutuhan lahan diperkirakan mencapai 58,79 hektare.

Namun dari hasil pengukuran dan pendataan yuridis, lahan yang terdampak proyek diperkirakan lebih luas.

“Kami mengerahkan dua tim. Mereka masih bekerja melakukan pengukuran. Kemungkinan masih butuh lebih luas,” kata Kepala Kantor Pertanahan Buleleng IGN Pariatna Jaya.

Pariatna sendiri belum bisa memastikan seberapa luas kebutuhan tambahan lahan tersebut. Sebab hingga kini tim masih melakukan pengukuran di lokasi yang dibutuhkan.

“Angka pastinya belum. Mungkin puluhan hektare. Nanti kami akan sampaikan. Kemungkinan akan ada revisi SK soal luasan lahan. Kami berusaha selesaikan dalam dua pekan ini. Mudah-mudahan bisa tuntas semua,” imbuhnya.

Asal tahu saja, Bendungan Tamblang diharapkan bisa dikerjakan tahun ini dan ditargetkan tuntas pada 2022 mendatang.

Bendungan itu diperkirakan memiliki luas genangan hingga 258.585 meter persegi, dengan ketinggian bendungan hingga 68 meter.

Desa yang paling banyak terdampak adalah Desa Sawan. Sekitar 38,5 hektare lahan dibutuhkan untuk proyek. Kemudian Desa Bila seluas 12,2 hektare, Desa Bontihing seluas 6,4 hektare, dan Desa Bebetin seluas 1,4 hektare.

Bendungan itu diperkirakan menyuplai air bersih 510 liter per detik dan bisa menyelesaikan masalah krisis air bersih di wilayah Buleleng Timur. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/