27.1 C
Jakarta
1 Mei 2024, 7:19 AM WIB

Baru Musim Kemarau, Tanaman Padi di Jembrana Mulai Mengering

NEGARA – Lahan pertanian terdampak kekeringan mulai rusak. Belasan hektare padi di Banjar Ketiman, Desa Manistutu, sudah mulai kering karena sudah tidak mendapat air sejak sebulan terakhir.

Hampir pasti, petani padi gagal panen. Sementara dinas terkait masih melakukan pendataan untuk mengantisipasi kekeringan semakin meluas.

Seperti di Banjar Ketiman, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, belasan hektare padi kering dan retakan tanah semakin lebar.

Awal bulan lalu masih terdata sekitar 15 hektare sawah terancam puso, namun karena belum ada pasokan air dampak kekeringan semakin meluas.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wayan Sutama mengatakan, pihaknya melalui penyuluh pertanian di masing-masing desa sudah melakukan pendataan secara berkala.

Selanjutnya, akan diusulkan bantuan sumur bor di beberapa titik sawah yang terdampak kekeringan. Hingga kemarin, terdapat sekitar 147 hektar sawah di seluruh Jembrana terdampak kekeringan.

“Pendataan masih dilakukan, sebagian yang kekeringan terancam puso,” jelasnya. Pihaknya meminta pada subak untuk aktif berkoordinasi dan mengusulkan sumur bor di masing wilayahnya jika terjadi kekeringan.

Selain dari anggaran kabupaten, pihaknya akan mengupayakan bantuan dari pusat untuk pembuatan sumur bor tersebut.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk memfasilitasi dari segi saluran irigasi.

Kekeringan di Jembrana tidak hanya berdampak pada pertanian, warga yang berada di dataran tinggi juga sudah mulai kekurangan air bersih.

Warga diminta untuk melaporkan pada Perbekel masing-masing untuk meminta bantuan air bersih melalui BPBD Jembrana.

NEGARA – Lahan pertanian terdampak kekeringan mulai rusak. Belasan hektare padi di Banjar Ketiman, Desa Manistutu, sudah mulai kering karena sudah tidak mendapat air sejak sebulan terakhir.

Hampir pasti, petani padi gagal panen. Sementara dinas terkait masih melakukan pendataan untuk mengantisipasi kekeringan semakin meluas.

Seperti di Banjar Ketiman, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, belasan hektare padi kering dan retakan tanah semakin lebar.

Awal bulan lalu masih terdata sekitar 15 hektare sawah terancam puso, namun karena belum ada pasokan air dampak kekeringan semakin meluas.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wayan Sutama mengatakan, pihaknya melalui penyuluh pertanian di masing-masing desa sudah melakukan pendataan secara berkala.

Selanjutnya, akan diusulkan bantuan sumur bor di beberapa titik sawah yang terdampak kekeringan. Hingga kemarin, terdapat sekitar 147 hektar sawah di seluruh Jembrana terdampak kekeringan.

“Pendataan masih dilakukan, sebagian yang kekeringan terancam puso,” jelasnya. Pihaknya meminta pada subak untuk aktif berkoordinasi dan mengusulkan sumur bor di masing wilayahnya jika terjadi kekeringan.

Selain dari anggaran kabupaten, pihaknya akan mengupayakan bantuan dari pusat untuk pembuatan sumur bor tersebut.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum untuk memfasilitasi dari segi saluran irigasi.

Kekeringan di Jembrana tidak hanya berdampak pada pertanian, warga yang berada di dataran tinggi juga sudah mulai kekurangan air bersih.

Warga diminta untuk melaporkan pada Perbekel masing-masing untuk meminta bantuan air bersih melalui BPBD Jembrana.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/