28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:41 AM WIB

Digoyang Gempa Terus-terusan, Pengungsi Asal Selat Lahiran Normal

RadarBali.com – Perasaan bahagia diungkapkan Sutiariati, 30, asal Banjar Wates Kaja, Kecamatan Selat, Karangasem yang berhasil melahirkan anak keduanya secara normal di RSUD Klungkung meski dalam masa pengungsian.

Suami Sutiariati, I Nengah Suparta saat ditemui di RSUD Klungkung menuturkan, dia, istri beserta seluruh keluarga melakukan pengungsian pada hari Jumat (22/9) sekitar pukul 23.00.

“Karena getaran gempanya sudah besar sekali dan gempa terus-terusan,” kata Suparta dengan wajah berninar.

Setibanya di pengungsian di Putung, Kecamatan Selat, tiba-tiba istrinya yang sudah hamil besar itu mengalami kontraksi sehingga kemudian dibawa ke Puskesmas Sidemen.

Namun karena di puskesmas tersebut tidak bisa melayani persalinan ibu yang kini memiliki dua anak itu, akhirnya di rujuk ke RSUD Klungkung pada Sabtu (23/9) dan lahir pukul 07.00.

“Sebenarnya diprediksi lahir tanggal 28 September ini,” terangnya.  Suparta menambahkan, setelah nanti anak dan istrinya boleh keluar dari rumah sakit, mereka sekeluarga akan tinggal di rumah kerabat yang berada di Gianyar.

Sayangnya dengan kondisinya sebagai buruh serabutan, dia belum tahu dari mana akan mendapatkan biaya untuk keperluan sehari-hari keluarganya, terutama bayi perempuannya itu.

Pasalnya sejak mengungsi, dia belum mendapatkan pekerjaan pengganti untuk menghidupi anak dan istrinya.

“Kalau sekarang, peralatan bayi sudah disiapkan oleh rumah sakit. Untuk makan keluarga saya juga disiapkan dari rumah sakit,” tandasnya.

RadarBali.com – Perasaan bahagia diungkapkan Sutiariati, 30, asal Banjar Wates Kaja, Kecamatan Selat, Karangasem yang berhasil melahirkan anak keduanya secara normal di RSUD Klungkung meski dalam masa pengungsian.

Suami Sutiariati, I Nengah Suparta saat ditemui di RSUD Klungkung menuturkan, dia, istri beserta seluruh keluarga melakukan pengungsian pada hari Jumat (22/9) sekitar pukul 23.00.

“Karena getaran gempanya sudah besar sekali dan gempa terus-terusan,” kata Suparta dengan wajah berninar.

Setibanya di pengungsian di Putung, Kecamatan Selat, tiba-tiba istrinya yang sudah hamil besar itu mengalami kontraksi sehingga kemudian dibawa ke Puskesmas Sidemen.

Namun karena di puskesmas tersebut tidak bisa melayani persalinan ibu yang kini memiliki dua anak itu, akhirnya di rujuk ke RSUD Klungkung pada Sabtu (23/9) dan lahir pukul 07.00.

“Sebenarnya diprediksi lahir tanggal 28 September ini,” terangnya.  Suparta menambahkan, setelah nanti anak dan istrinya boleh keluar dari rumah sakit, mereka sekeluarga akan tinggal di rumah kerabat yang berada di Gianyar.

Sayangnya dengan kondisinya sebagai buruh serabutan, dia belum tahu dari mana akan mendapatkan biaya untuk keperluan sehari-hari keluarganya, terutama bayi perempuannya itu.

Pasalnya sejak mengungsi, dia belum mendapatkan pekerjaan pengganti untuk menghidupi anak dan istrinya.

“Kalau sekarang, peralatan bayi sudah disiapkan oleh rumah sakit. Untuk makan keluarga saya juga disiapkan dari rumah sakit,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/