31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:58 AM WIB

Nahas, Kecapekan Pindahkan Batako, Tewas Bersandar di Pohon Ketela

NEGARA – Warga, Banjar Batuagung, Desa Batuagung, Jembrana, Minggu (24/3) sore dikagetkan oleh meninggalnya salah satu warga setempat. Sebab, Dewa Ketut Kaler,73, meninggal di kebun miliknya usai memindahkan batako.

Sebelum ditemukan meninggal, Kaler yang sudah renta dan berjalan mengunakan tongkat, bersama putrinya Desak Putu Suprami, 30, mulai pukul 08.00 memindahkan batako dari pinnggir jalan ke kebun yang jauhnya sekitar 50 meter.

Kaler yang sudah tidak kuat berjalan jauh hanya menyusun dan merapikan batako. Sementara yang mengangkut batako ke kabun adalah Suparmi.

Setelah pukul 12.00, pekerjaan memindahkan batako itu selesai. Kaler lalu beristirahat sambil makan bekal nasi yang dibawanya.

Sedangkan Suoarmi pulang ke rumahnya yang berjarak 200 meter dari kebun tersebut. Setelah pulang ke rumah Suparmi tidak kembali ke kebun tempat batako itu ditaruh.

Lalu sekitar pukul 17.00 Suparmi didatangi oleh tetanganya, I Ketut Gede Arya Ardita, 36, dan diberitahu kalau ayahnya (Kaler) ditemukan meninggal dunia di kebun.

Mendapat pemberitahuan itu, Suparmi bergegas pergi kekebun untuk melihat ayahnya. “Saat tiba dikebun dan mendekati ayahnya, dilihat sudah meninggal dengan bahu bersandar

di pohon ketela sekitar 4 meter dari tumpukan batako. Sedangkan tongkat yang biasa digunakan korban masih tersandar pada tumpukan batako,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogi Pramagita kemarin.

Berdasar keterangan keluarga, kata AKP Yogi, sebelumnya Kaler tidak pernah mengeluh sakit. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan medis diduga Kaler meninggal karena kelelahan dan usianya yang sudah lanjut.

Tidak ditemukan tanda bekas kekerasan. Luka di bahu kanan dan dada kanan diduga karena gesekan dengan pohon ketela tempat korban bersandar.

“Jenasah dibawa ke Rumah Sakit Umum Negara untuk visum mayat. Sementara pihak keluarga masih menunggu keluarga yang lain dari Surabaya untuk keputusan lebih lanjut,” pungkasnya. 

NEGARA – Warga, Banjar Batuagung, Desa Batuagung, Jembrana, Minggu (24/3) sore dikagetkan oleh meninggalnya salah satu warga setempat. Sebab, Dewa Ketut Kaler,73, meninggal di kebun miliknya usai memindahkan batako.

Sebelum ditemukan meninggal, Kaler yang sudah renta dan berjalan mengunakan tongkat, bersama putrinya Desak Putu Suprami, 30, mulai pukul 08.00 memindahkan batako dari pinnggir jalan ke kebun yang jauhnya sekitar 50 meter.

Kaler yang sudah tidak kuat berjalan jauh hanya menyusun dan merapikan batako. Sementara yang mengangkut batako ke kabun adalah Suparmi.

Setelah pukul 12.00, pekerjaan memindahkan batako itu selesai. Kaler lalu beristirahat sambil makan bekal nasi yang dibawanya.

Sedangkan Suoarmi pulang ke rumahnya yang berjarak 200 meter dari kebun tersebut. Setelah pulang ke rumah Suparmi tidak kembali ke kebun tempat batako itu ditaruh.

Lalu sekitar pukul 17.00 Suparmi didatangi oleh tetanganya, I Ketut Gede Arya Ardita, 36, dan diberitahu kalau ayahnya (Kaler) ditemukan meninggal dunia di kebun.

Mendapat pemberitahuan itu, Suparmi bergegas pergi kekebun untuk melihat ayahnya. “Saat tiba dikebun dan mendekati ayahnya, dilihat sudah meninggal dengan bahu bersandar

di pohon ketela sekitar 4 meter dari tumpukan batako. Sedangkan tongkat yang biasa digunakan korban masih tersandar pada tumpukan batako,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogi Pramagita kemarin.

Berdasar keterangan keluarga, kata AKP Yogi, sebelumnya Kaler tidak pernah mengeluh sakit. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan medis diduga Kaler meninggal karena kelelahan dan usianya yang sudah lanjut.

Tidak ditemukan tanda bekas kekerasan. Luka di bahu kanan dan dada kanan diduga karena gesekan dengan pohon ketela tempat korban bersandar.

“Jenasah dibawa ke Rumah Sakit Umum Negara untuk visum mayat. Sementara pihak keluarga masih menunggu keluarga yang lain dari Surabaya untuk keputusan lebih lanjut,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/