RadarBali.com – Anggota Komisi III DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana berharap pihak bandara terus berbenah.
Ini karena pada 2019 mendatang Bali diminta mendatangkan 8 juta dari target 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Fasilitas bandara internasional Ngurah Rai yang hanya memiliki satu runway dikhawatirkan menghambat target itu.
Ditambah lagi, rencana pembangunan bandara di Bali Utara masih terkendala izin penetapan lokasi. Namun demikian, pemerintah justru lebih didorong untuk menyiapkan infrastruktur pendukung terlebih dahulu.
“Kalau penambahan runway menjadi dua di Bandara Ngurah Rai, itu kan sangat tidak mungkin. Apalagi penambahan runway itu kan mau menggusur pura, penduduk, sangat berat,” ujar Kariyasa.
Menurut Kariyasa, pemerintah pusat semestinya mulai menetapkan lokasi bandara di Bali Utara. Namun yang terpenting lagi adalah menyiapkan infrastruktur pendukung seperti jalan.
Salah satunya dengan segera merealisasikan 10 titik shortcut di ruas jalan Mengwitani-Singaraja. Mengingat saat ini, pemerintah baru akan mewujudkan dua shortcut saja di titik 5 dan 6.
Menanggapi saran Pastika, Mariyoto Sumadi yang baru ditugaskan di Bali menyebut usul tersebut sangat positif. “Usul khusus lansia itu sangat bagus, akan kami kaji,” ujar Sumadi.
Untuk diketahui, setelah direnovasi menghabiskan dana Rp 4 triliun beberapa tahun lau, terminal lama bandara yang awalnya hanya mampu melayani 8,5 juta penumpang per tahun, saat ini yang memiliki daya tamping 25 juta penumpang per tahun.