26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:00 AM WIB

SIPS! Damri Mundur,UPT Trans Sarbagita Siap Operasikan Bus Agromelasi

DENPASAR – Hampir setahun beroperasi, bus aglomerasi yang melayani rute Terminal Ubung – Terminal Mengwi terancam gulung tikar.

Pasalnya, antara pemasukan dengan pengeluaran ibarat pepatah lebih besar pasak daripada tiang alias tidak sebanding.

Perum Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) Cabang Denpasar yang diberi tugas mengelola pun mengancam mundur karena kerap tekor.

Kepala UPT Trans Sarbagita Pemprov Bali, Nyoman Sunarya, menjelaskan bus aglomerasi ini merupakan bus penyatuan wilayah yang menjawab keluhan masyarakat tentang minimnya moda transportasi menuju Terminal Mengwi.

Terutama setelah Terminal Ubung ditutup sepenuhnya untuk bus AKAP. Sejak layanan bus AKAP dipindah sepenuhnya ke Terminal Mengwi, calon penumpang memang kerap kesulitan mencari angkutan umum.

Kalaupun ada, biasanya angkutan umum freelance atau taksi dengan tarif mahal. “Salah satu tujuannya untuk membantu masyarakat pulang dan pergi dari Terminal Mengwi,” tukasnya.

Meski demikian, Sunarya menyatakan siap jika pengelolaan bus aglomerasi dilimpahkan ke UPT Trans Sarbagita. Tentu harus dibarengi dengan dukungan anggaran subsidi dari pemerintah.

“Intinya harus disubsidi, kalau tidak disubsidi berat. Kami mau mengelola kalau disubdisi. Karena ini untuk kepentingan masyarakat juga,” jelas Sunarya.

Dia mencontohkan pengelolaan Trans Sarbagita. Dengan disubsisidi, maka tarif yang dikenakan lebih murah. Dia mencontohkan tarif Trans Sarbagita hanya Rp 3.500 dari satu tempat ke tempat berikutnya

DENPASAR – Hampir setahun beroperasi, bus aglomerasi yang melayani rute Terminal Ubung – Terminal Mengwi terancam gulung tikar.

Pasalnya, antara pemasukan dengan pengeluaran ibarat pepatah lebih besar pasak daripada tiang alias tidak sebanding.

Perum Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) Cabang Denpasar yang diberi tugas mengelola pun mengancam mundur karena kerap tekor.

Kepala UPT Trans Sarbagita Pemprov Bali, Nyoman Sunarya, menjelaskan bus aglomerasi ini merupakan bus penyatuan wilayah yang menjawab keluhan masyarakat tentang minimnya moda transportasi menuju Terminal Mengwi.

Terutama setelah Terminal Ubung ditutup sepenuhnya untuk bus AKAP. Sejak layanan bus AKAP dipindah sepenuhnya ke Terminal Mengwi, calon penumpang memang kerap kesulitan mencari angkutan umum.

Kalaupun ada, biasanya angkutan umum freelance atau taksi dengan tarif mahal. “Salah satu tujuannya untuk membantu masyarakat pulang dan pergi dari Terminal Mengwi,” tukasnya.

Meski demikian, Sunarya menyatakan siap jika pengelolaan bus aglomerasi dilimpahkan ke UPT Trans Sarbagita. Tentu harus dibarengi dengan dukungan anggaran subsidi dari pemerintah.

“Intinya harus disubsidi, kalau tidak disubsidi berat. Kami mau mengelola kalau disubdisi. Karena ini untuk kepentingan masyarakat juga,” jelas Sunarya.

Dia mencontohkan pengelolaan Trans Sarbagita. Dengan disubsisidi, maka tarif yang dikenakan lebih murah. Dia mencontohkan tarif Trans Sarbagita hanya Rp 3.500 dari satu tempat ke tempat berikutnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/