DENPASAR – Adanya penurunan kasus di Bali memang tak lepas dari gencar-gencarnya dilakukan “perburuan” orang yang diduga positif Covid 19 di Bali dan penerapan disiplin protokol kesehatan.
Namun, berburu untuk mengambil spesimen tentu tidak cukup. Setidaknya harus ada alat untuk memastikan apakah buruan ini terjangkit virus Corona atau tidak. Untuk itu perlu alat yang bernama PCR (polymerase chain reaction).
Di Bali sendiri, terus melakukan penambahan laboratorium yang dilengkapi mesin PCR. Saat ini sudah ada tambahan yang ditempatkan di RS daerah. Seperti Buleleng, Badung, Jembrana dan Karangasem serta Klungkung. Sehingga, di Bali saat ini sudah ada 11 tempat laboratorium untuk menguji virus ini.
Dengan adanya 11 laboratorium ini, maka kapasitas maksimal pemeriksaan sampel mencapai 2.300 dalam sehari.
Namun yang perlu dingat, 11 tempat ini tak tersebar secara merata seluruh wilayah di Bali. Setidaknya, masih ada tiga kabupaten yang belum memiliki test PCR, yakni di Kabupaten Bangli, Gianyar dan Jembrana.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya saat dikonfirmasi pada Selasa (1/12). Menurut Suarjaya, dengan kapasitas pemeriksaan spesimen sebanyak 2.300 per hari ini sudah cukup untuk kebutuhan Bali dalam memburu orang yang diduga positif Covid 19? “Cukup,” jawab Suarjaya secara singkat.
Walau begitu, dia mengatakan, masih ada kemungkinan menambah jumlah laboratorium lagi. Khususnya bagi daerah Kabupaten yang belum memiliki alat PCR. “Rencana nambah untuk 3 kabupaten yang belum itu. Tergantung kesiapan RS di 3 kabupaten tersebut,” ungkapnya.