DENPASAR – Kurang dari satu tahun ini, Forensik RSUP Sanglah Denpasar sudah menangani jenazah sebanyak 3.886 jenazah dalam kurun waktu 11 bulan pada Tahun 2020. Dokter bagian Forensik mengaku kewalahan saat kondisi Pandemi Covid-19.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Kunthi Yulianti menyatakan jenazah dari bulan Januari hingga November 2020, sebanyak 3.886 baik dari dalam RSUP Sanglah dan luar rumah sakit. Sedangkan yang dari luar sekitar 500 jenazah yang diterima.
Dengan banyaknya Jenazah yang masuk ke RS Sanglah, dr. Kunti menyatakan mengalami kewalahan. Pasalnya, kata dia, pada tenaga pemulasaran yang berjumlah 8 itu baru ia terima 4 pada bulan November dan sebelumnya hanya bekerja dengan 4 asisten kedokteran. Kekurangan tenaga ini cukup membuat kewalahan di bagian pemulasaran jenazah terutama pada jenazah yang positif Covid-19.
“Dan jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya Forensik RS Sanglah mengalami penurunan jumlah pelayanan dikarenakan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit juga menurun. Jika dibandingkan pada Tahun 2019, jenazah yang diterima sebanyak 4.829. Tentu saja ini jumlahnya jauh berbeda dengan tahun ini yaitu sebanyak 3.886,” tutupnya
Ribuan jenazah itu sebagian jenazah dianggap telantar karena tidak ada pihak keluarga yang mengurus dan ketika masuk ke RSUP Sanglah identitasnya tidak jelas. Selain itu jenazah yang terlantar biasanya juga dari pasien yang sempat dirawat di RSUP Sanglah dan sisanya dari pihak kepolisian.
Pada bulan November RSUP Sanglah sendiri telah mengkremasikan jenazah terlantar sebanyak 36 jenazah yang bekerjasama dengan Dinsos Provinsi Bali.
“Dan setelah melakukan kremasi dengan 36 jenazah, Forensik RS Sanglah kembali menerima jenazah terlantar sebanyak 4 jenazah. Dan hingga kini jumlah jenazah yang terlantar di Forensik RS Sanglah sebanyak 4 jenazah. Dan rencananya tahun depan akan kami usulkan ke Dirut untuk dilakukan kremasi,” ungkapnya.