29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:13 AM WIB

Unggah Status Pelantikan Pangeran Sunda, AWK Disebut Sebar Hoax

DENPASAR – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa alias AWK lagi-lagi ketiban sial.

Status facebook-nya terkait pelantikan Pangeran Sunda oleh sulinggih Bali dan penegasan bahwa dirinya angayubagia (sangat bahagia) mendengar gatra tersebut dari sulinggih memancing protes keras.

Status dimaksud ditulis AWK (admin) Minggu (1/3) kemarin. “Ratu Aji Wedakarna angayubagia mendengar gatra saking Ida Sulinggih, sampun memargi Upacara Abhiseka

Pupuhu Adat Karuhunan Urang Sunda Wiwitan dan mengukuhkan Gugun menjadi Pangeran Anom Gumirat Alam di Cigugur, Majalengka, Kuningan, Jawa Barat.

Olih Wiku Natha (Raja Rsi) Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun. Kedhatuwan Kawista Bali ring Blatungan Bali. Rahayu, rahayu, rahayu,” tulis anggota DPD RI Dapil Bali peraih 742.781 suara di Pileg  2019 itu.

Dalam Postingan tersebut admin Pro AWK tanpa izin “memasang” foto seorang tokoh Sunda Wiwitan, yakni Ginanjar Akil.

Merespons hal tersebut, sang tokoh berencana akan menempuh jalur hukum. “Pangeran Gumirat Alam adalah pewaris adat dari Pangeran Jati Kusuma.

Kehadiran Ratu Bhagawan bukan untuk abhiseka, tapi sembahyang bersama. AWK saja yang membuat berita bohong,” tulisnya di media sosial

facebook sambil membagikan link Youtube https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=bHBYyknFsIw.

Ginanjar Akil juga mengatai AWK gila. Pasalnya, otomatis keluarga adat Cigugur menyebut pimpinannya sebagai pangeran.

“Dan itu sudah otomatis. Nggak perlu abhiseka model Majapahit cabang Bali,” sentilnya. Peringatan lebih keras kepada AWK datang dari kuasa hukum Pangeran Gumirat Barna Alam, Santi Dewi Hardjowarsito.

“Tolong untuk diklarifikasi pernyataan yang diposting. Bukan pelantikan Pangeran Sunda. Ini hoax. Kami mengundang Ratu Ida

untuk ritual bersama memunajatkan puja- puji untuk nusantara. Saya mohon untuk diklarifikasi pernyataan yang diposting 1×24 jam,” tegasnya.

Santi Dewi Hardjowarsito mengaku telah menyimpan pernyataan AWK. “Jangan merusak hubungan yang sudah dijalin untuk nusantara. Pernyataan Anda memperkeruh suasana yang sudah harmonis,” tandas sang lawyer.

Menariknya, menerima respons dari berbagai elemen masyarakat atas status tersebut, status Pro AWK terpantau

melakukan “perbaikan” dari kata pawisik menjadi wisik. Sementara, admin AWK hingga pukul 21.07 memilih kata gatra alias kabar. 

DENPASAR – Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa alias AWK lagi-lagi ketiban sial.

Status facebook-nya terkait pelantikan Pangeran Sunda oleh sulinggih Bali dan penegasan bahwa dirinya angayubagia (sangat bahagia) mendengar gatra tersebut dari sulinggih memancing protes keras.

Status dimaksud ditulis AWK (admin) Minggu (1/3) kemarin. “Ratu Aji Wedakarna angayubagia mendengar gatra saking Ida Sulinggih, sampun memargi Upacara Abhiseka

Pupuhu Adat Karuhunan Urang Sunda Wiwitan dan mengukuhkan Gugun menjadi Pangeran Anom Gumirat Alam di Cigugur, Majalengka, Kuningan, Jawa Barat.

Olih Wiku Natha (Raja Rsi) Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun. Kedhatuwan Kawista Bali ring Blatungan Bali. Rahayu, rahayu, rahayu,” tulis anggota DPD RI Dapil Bali peraih 742.781 suara di Pileg  2019 itu.

Dalam Postingan tersebut admin Pro AWK tanpa izin “memasang” foto seorang tokoh Sunda Wiwitan, yakni Ginanjar Akil.

Merespons hal tersebut, sang tokoh berencana akan menempuh jalur hukum. “Pangeran Gumirat Alam adalah pewaris adat dari Pangeran Jati Kusuma.

Kehadiran Ratu Bhagawan bukan untuk abhiseka, tapi sembahyang bersama. AWK saja yang membuat berita bohong,” tulisnya di media sosial

facebook sambil membagikan link Youtube https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=bHBYyknFsIw.

Ginanjar Akil juga mengatai AWK gila. Pasalnya, otomatis keluarga adat Cigugur menyebut pimpinannya sebagai pangeran.

“Dan itu sudah otomatis. Nggak perlu abhiseka model Majapahit cabang Bali,” sentilnya. Peringatan lebih keras kepada AWK datang dari kuasa hukum Pangeran Gumirat Barna Alam, Santi Dewi Hardjowarsito.

“Tolong untuk diklarifikasi pernyataan yang diposting. Bukan pelantikan Pangeran Sunda. Ini hoax. Kami mengundang Ratu Ida

untuk ritual bersama memunajatkan puja- puji untuk nusantara. Saya mohon untuk diklarifikasi pernyataan yang diposting 1×24 jam,” tegasnya.

Santi Dewi Hardjowarsito mengaku telah menyimpan pernyataan AWK. “Jangan merusak hubungan yang sudah dijalin untuk nusantara. Pernyataan Anda memperkeruh suasana yang sudah harmonis,” tandas sang lawyer.

Menariknya, menerima respons dari berbagai elemen masyarakat atas status tersebut, status Pro AWK terpantau

melakukan “perbaikan” dari kata pawisik menjadi wisik. Sementara, admin AWK hingga pukul 21.07 memilih kata gatra alias kabar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/