28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:48 AM WIB

Polemik HK Berlanjut, Aksi Damai Taksu Bali Pindah ke Bajra Sandhi

DENPASAR – Polemik aliran Hare Krishna (HK) dan sepak terjang The International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) yang dinilai berpotensi mengubah tradisi, adat, budaya, dan Agama Bali, masih berlanjut.

Mirisnya, meski dilarang sesuai Surat Keputusan Kejaksaan Agung No. 107/JA/5/1984, banyak pihak menilai Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat belum bertindak optimal menyelesaikan masalah ini.

Lantaran penyelesaian polemik HK dan Hindu Bali dinilai sangat lambat, Forum Komunikasi Taksu Bali yang terdiri dari gabungan elemen umat Hindu Bali berencana mengadakan “Aksi Damai Taksu Bali” ke PHDI Bali, Senin (3/8) besok pukul 11.30 siang.

Aksi ini diplot mengambil start dari GOR Lila Buana Denpasar menuju Kantor PHDI Bali dengan mengenakan pakaian adat madya.

Menimbang beberapa hal, rencana ini dialihkan ke Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar. Penegasan ini disampaikan Koordinator Aksi Lapangan, I Putu Agus Yudiawan, SH, Minggu (2/8).

“Dengan menimbang segala masukan, baik dari kalangan masyarakat, anggota, dan pemerintah. Termasuk dari segi keamanan, kenyamanan, kesehatan dan juga petunjuk niskala,

maka Aksi Damai Taksu Bali bertemakan “Parade Seni dan Budaya Taksu Bali” diubah titik kumpulnya. Yang sebelumnya di GOR Lila Buana menjadi Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.

Mengenai waktu kumpul tetap, yaitu pada pukul 11.30 Wita sudah kumpul di Bajra Sandhi,” ucap Agus Yudiawan.

Tegasnya, aksi damai dilatarbelakangi panggilan nurani sebagai umat Hindu Bali untuk tetap menjaga dan melestarikan tradisi, adat, budaya, dan agama Hindu Bali.

“Kami sangat menjungjung tinggi dharma agama dan dharma negara,” tegasnya. Pertunjukan kesenian yang akan ditampilkan, rinci Agus Yudiawan, antara lain calonarang dengan 30 watangan, joged bumbung, bondres, fragmen tari, ngurek, baleganjur, dan angklung.

“Tuntutan kami ke PHDI tetap menolak Hare Krishna di Bali, reformasi PHDI Bali, meminta PHDI Bali untuk memohonkan kepada Kejaksaan Agung memberlakukan SK Jaksa Agung nomor 107/JA/5/1984

dengan menarik semua barang cetakan yang memuat ajaran Hare Krishna dan juga melarang seluruh kegiatan Hare Krishna di tanah Bali,” ungkapnya.

Terkait aksi damai yang semula dirancang ke Sekretariat PHDI Bali, Agus Yudiawan menyebut 15 orang perwakilan Forum Komunikasi Taksu Bali tetap akan mendatangi kantor PHDI Bali dan menyerahkan surat tuntutan.

“Akan disiarkan live di media sosial. Kami berharap acara Aksi Damai Taksu Bali berjalan sesuai rencana dan penuh dengan keceriaan dan kedamaian. “Om ano badrah kratawo yantu visvatah. Om avignam astu namo sidham,” tutupnya.

DENPASAR – Polemik aliran Hare Krishna (HK) dan sepak terjang The International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) yang dinilai berpotensi mengubah tradisi, adat, budaya, dan Agama Bali, masih berlanjut.

Mirisnya, meski dilarang sesuai Surat Keputusan Kejaksaan Agung No. 107/JA/5/1984, banyak pihak menilai Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat belum bertindak optimal menyelesaikan masalah ini.

Lantaran penyelesaian polemik HK dan Hindu Bali dinilai sangat lambat, Forum Komunikasi Taksu Bali yang terdiri dari gabungan elemen umat Hindu Bali berencana mengadakan “Aksi Damai Taksu Bali” ke PHDI Bali, Senin (3/8) besok pukul 11.30 siang.

Aksi ini diplot mengambil start dari GOR Lila Buana Denpasar menuju Kantor PHDI Bali dengan mengenakan pakaian adat madya.

Menimbang beberapa hal, rencana ini dialihkan ke Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar. Penegasan ini disampaikan Koordinator Aksi Lapangan, I Putu Agus Yudiawan, SH, Minggu (2/8).

“Dengan menimbang segala masukan, baik dari kalangan masyarakat, anggota, dan pemerintah. Termasuk dari segi keamanan, kenyamanan, kesehatan dan juga petunjuk niskala,

maka Aksi Damai Taksu Bali bertemakan “Parade Seni dan Budaya Taksu Bali” diubah titik kumpulnya. Yang sebelumnya di GOR Lila Buana menjadi Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.

Mengenai waktu kumpul tetap, yaitu pada pukul 11.30 Wita sudah kumpul di Bajra Sandhi,” ucap Agus Yudiawan.

Tegasnya, aksi damai dilatarbelakangi panggilan nurani sebagai umat Hindu Bali untuk tetap menjaga dan melestarikan tradisi, adat, budaya, dan agama Hindu Bali.

“Kami sangat menjungjung tinggi dharma agama dan dharma negara,” tegasnya. Pertunjukan kesenian yang akan ditampilkan, rinci Agus Yudiawan, antara lain calonarang dengan 30 watangan, joged bumbung, bondres, fragmen tari, ngurek, baleganjur, dan angklung.

“Tuntutan kami ke PHDI tetap menolak Hare Krishna di Bali, reformasi PHDI Bali, meminta PHDI Bali untuk memohonkan kepada Kejaksaan Agung memberlakukan SK Jaksa Agung nomor 107/JA/5/1984

dengan menarik semua barang cetakan yang memuat ajaran Hare Krishna dan juga melarang seluruh kegiatan Hare Krishna di tanah Bali,” ungkapnya.

Terkait aksi damai yang semula dirancang ke Sekretariat PHDI Bali, Agus Yudiawan menyebut 15 orang perwakilan Forum Komunikasi Taksu Bali tetap akan mendatangi kantor PHDI Bali dan menyerahkan surat tuntutan.

“Akan disiarkan live di media sosial. Kami berharap acara Aksi Damai Taksu Bali berjalan sesuai rencana dan penuh dengan keceriaan dan kedamaian. “Om ano badrah kratawo yantu visvatah. Om avignam astu namo sidham,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/