26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:20 AM WIB

Togar Sebut Pentingnya Keberadaan Pecalang di Bali, Ini Alasannya…

DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali melalui TNI – Polri akan melatih pecalang sebagai keamanan tradisonal. Anggaran pun telah disiapkan. Hal tersebut kontan mendapat reaksi dari masyarakat Bali.

Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P, caleg DPRD Provinsi Bali dapil Denpasar Nomor urut 7 sepakat dan setuju Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) Desa Adat akan disahkan menjadi Peraturan Daerah (PERDA).
Caleg millennial yang mempunyai tagline Siap Melayani Bukan Dilayani menjelaskan, Ranperda Desa Adat yang terdiri dari 19 bab dan 103 pasal ini mengatur tentang kedudukan,

tugas dan wewenang desa adat, data warga, pasraman (sejenis pesantren), hingga kewajiban setiap orang untuk menjaga kesucian dan kebersihan di suatu lingkungan.

Ketua Tim Advokasi Cagub-Cawagub Mantra Kerta berpendapat apabila sudah sah menjadi perda, nantinya pecalang akan mendapatkan status yang sah terkait posisi dan keberadaan pecalang di Bali.

Sebagai Pengamat Publik, ada beberapa hal yang tak mungkin bisa dilakukan oleh lembaga lain soal keamanan di Bali.

Misalnya saat umat mengelar sejumlah upacara keagamaan, pecalanglah yang paham mengenai tata cara upacara di Bali. Pecalang wajib menjaga agar umat tidak terganggu.

“Untuk itu kita mendukung pecalang akan diberi kesempatan untuk dilatih TNI dan Polri agar nantinya ada sinergritas antara pecalang, TNI dan Polri sehingga fungsi dari

TNI Polri itu men-support lembaga tradisional yang ada,” jelas caleg yang pernah menjadi Ketua Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi (GNPKRI) Provinsi Bali.

Ketua POSSI Denpasar Provinsi Bali menambahkan, kita harus mengakui sangat terbantu dengan adanya pecalang, karena pemerintah bisa langsung berkoordinasi dengan intensif dengan para kepala desa yang ada di masing-masing wilayah desa pakraman.

Dengan adanya struktur organisasi yang menyentuh lapisan masyarakat inilah menyebabkan keharmonisan di Bali tersebut berjalan dengan baik.

Advokat yang masuk di dalam 100 Advokat Hebat versi majalah PropertynBank ini mengatakan keberadaan desa pakraman atau desa adat sebagai kearifan lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan Bali dalam pengembangan pariwisata.

“Desa pakraman dengan pecalang sebagai lembaga keamanan tradisional membuat daerah Bali kuat dari segi ketahanan nasional.

Desa pakraman menjaga budaya, agama dan tatanan sosial di Bali,” ucap Togar Situmorang yang saat ini sedang menyelesaikan program S3 Ilmu Hukum di Universitas Udayana.

Managing Partner Law Office Togar Situmorang & Associates yang beralamat di Jl. Tukad Citarum No. 5A Renon, Jl. Bypass Ngurah Rai No.407, dan juga merupakan rekanan OTO 27

yaitu bisnis usaha yang bergerak di bidang, Insurance AIA, Property penjualan Villa, Showroom Mobil, Showroom Motor Harley Davidson,

Food Court dan juga Barber Shop yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Denpasar Bali, menjelaskan filosofi

Tri Hita Karana yang menjadi pegangan masyarakat Bali dalam melaksanakan pembangunan dan kehidupan sehari-hari.

“Dengan menjaga keharmonisan dalam kehidupan, kita optimistis Bali bisa terus mengembangkan pariwisata berkualitas,” tutur Togar Situmorang. (rba)

DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali melalui TNI – Polri akan melatih pecalang sebagai keamanan tradisonal. Anggaran pun telah disiapkan. Hal tersebut kontan mendapat reaksi dari masyarakat Bali.

Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P, caleg DPRD Provinsi Bali dapil Denpasar Nomor urut 7 sepakat dan setuju Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) Desa Adat akan disahkan menjadi Peraturan Daerah (PERDA).
Caleg millennial yang mempunyai tagline Siap Melayani Bukan Dilayani menjelaskan, Ranperda Desa Adat yang terdiri dari 19 bab dan 103 pasal ini mengatur tentang kedudukan,

tugas dan wewenang desa adat, data warga, pasraman (sejenis pesantren), hingga kewajiban setiap orang untuk menjaga kesucian dan kebersihan di suatu lingkungan.

Ketua Tim Advokasi Cagub-Cawagub Mantra Kerta berpendapat apabila sudah sah menjadi perda, nantinya pecalang akan mendapatkan status yang sah terkait posisi dan keberadaan pecalang di Bali.

Sebagai Pengamat Publik, ada beberapa hal yang tak mungkin bisa dilakukan oleh lembaga lain soal keamanan di Bali.

Misalnya saat umat mengelar sejumlah upacara keagamaan, pecalanglah yang paham mengenai tata cara upacara di Bali. Pecalang wajib menjaga agar umat tidak terganggu.

“Untuk itu kita mendukung pecalang akan diberi kesempatan untuk dilatih TNI dan Polri agar nantinya ada sinergritas antara pecalang, TNI dan Polri sehingga fungsi dari

TNI Polri itu men-support lembaga tradisional yang ada,” jelas caleg yang pernah menjadi Ketua Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi (GNPKRI) Provinsi Bali.

Ketua POSSI Denpasar Provinsi Bali menambahkan, kita harus mengakui sangat terbantu dengan adanya pecalang, karena pemerintah bisa langsung berkoordinasi dengan intensif dengan para kepala desa yang ada di masing-masing wilayah desa pakraman.

Dengan adanya struktur organisasi yang menyentuh lapisan masyarakat inilah menyebabkan keharmonisan di Bali tersebut berjalan dengan baik.

Advokat yang masuk di dalam 100 Advokat Hebat versi majalah PropertynBank ini mengatakan keberadaan desa pakraman atau desa adat sebagai kearifan lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan Bali dalam pengembangan pariwisata.

“Desa pakraman dengan pecalang sebagai lembaga keamanan tradisional membuat daerah Bali kuat dari segi ketahanan nasional.

Desa pakraman menjaga budaya, agama dan tatanan sosial di Bali,” ucap Togar Situmorang yang saat ini sedang menyelesaikan program S3 Ilmu Hukum di Universitas Udayana.

Managing Partner Law Office Togar Situmorang & Associates yang beralamat di Jl. Tukad Citarum No. 5A Renon, Jl. Bypass Ngurah Rai No.407, dan juga merupakan rekanan OTO 27

yaitu bisnis usaha yang bergerak di bidang, Insurance AIA, Property penjualan Villa, Showroom Mobil, Showroom Motor Harley Davidson,

Food Court dan juga Barber Shop yang beralamat di Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Denpasar Bali, menjelaskan filosofi

Tri Hita Karana yang menjadi pegangan masyarakat Bali dalam melaksanakan pembangunan dan kehidupan sehari-hari.

“Dengan menjaga keharmonisan dalam kehidupan, kita optimistis Bali bisa terus mengembangkan pariwisata berkualitas,” tutur Togar Situmorang. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/