27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:29 AM WIB

Waspada, Misinformasi dan Disinformasi Pemicu Merebaknya Berita Hoax

DENPASAR – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, bersama AJI Denpasar,  bekerjasama dengan Google News Lab dan Internews, Sabtu (3/3) kemarin menggelar “Google News Lab Training-Denpasar” bagi jurnalis. 

Acara berlangsung  di gedung Bali Creative Industry Center (BCIC), Jalan WR Supratman No. 302, Kesiman, Denpasar Timur, program pelatihan ini dijadwalkan digelar selama dua hari (3-4 Maret 2018).

Dengan menghadirkan trainer tersertifikasi Google,  yakni Heru Margianto (Kompas. com)  dan  Luh De Suriyani (BaleBengong). 

Hari pertama pelatihan, para peserta mendapat materi tentang bagaimana melakukan verifikasi sumber informasi, berita maupun foto.

“Salah satu tujuan dasar dari program pelatihan  ini adalah untuk meminimalisasikan terjadinya misinformasi dan disinformasi,” terang Heru Margianto. 

Menurut Heru, merebaknya berita hoax atau berita tidak benar di masyarakat menimbulkan banyak dampak.

“Informasi yang salah memang ada yang disengaja dan tidak sengaja. Itulah pentingnya jurnalis memverifikasi sumber-sumber informasi sebelum men-share kepada publik,” imbuhnya. 

Selain mengenalkan sejumlah metode untuk melakukan  penelusuran terhadap kebenaran sumber informasi dan foto,

pada training itu, para jurnalis cetak, televisi dan online juga diperkenalkan bagaimana mengetahui pemberitaan bohong bisa menjadi viral dan banyak dipercaya masyarakat. 

DENPASAR – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, bersama AJI Denpasar,  bekerjasama dengan Google News Lab dan Internews, Sabtu (3/3) kemarin menggelar “Google News Lab Training-Denpasar” bagi jurnalis. 

Acara berlangsung  di gedung Bali Creative Industry Center (BCIC), Jalan WR Supratman No. 302, Kesiman, Denpasar Timur, program pelatihan ini dijadwalkan digelar selama dua hari (3-4 Maret 2018).

Dengan menghadirkan trainer tersertifikasi Google,  yakni Heru Margianto (Kompas. com)  dan  Luh De Suriyani (BaleBengong). 

Hari pertama pelatihan, para peserta mendapat materi tentang bagaimana melakukan verifikasi sumber informasi, berita maupun foto.

“Salah satu tujuan dasar dari program pelatihan  ini adalah untuk meminimalisasikan terjadinya misinformasi dan disinformasi,” terang Heru Margianto. 

Menurut Heru, merebaknya berita hoax atau berita tidak benar di masyarakat menimbulkan banyak dampak.

“Informasi yang salah memang ada yang disengaja dan tidak sengaja. Itulah pentingnya jurnalis memverifikasi sumber-sumber informasi sebelum men-share kepada publik,” imbuhnya. 

Selain mengenalkan sejumlah metode untuk melakukan  penelusuran terhadap kebenaran sumber informasi dan foto,

pada training itu, para jurnalis cetak, televisi dan online juga diperkenalkan bagaimana mengetahui pemberitaan bohong bisa menjadi viral dan banyak dipercaya masyarakat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/