29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:16 AM WIB

Khusus Warga Batuk, Panas dan Pilek Tak Langsung Disuntik Vaksin Covid

MANGUPURA – Simulasi vaksinasi Covid-19 kembali berlangsung di Puskesmas Abiansemal 1 kemarin. Hasil simulasi mengungkap fakta baru.

Pada simulasi tersebut jika ada warga yang mengalami keluhan batuk, panas dan pilek tidak langsung disuntik melainkan menunggu kondisi kesehatan benar-benar fit.

Kadiskes Badung dr.Nyoman Gunarta mengatakan,  proses vaksinasi secara umum sudah berjalan dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang  perlu dimatangkan.

Terlebih  proses simulasi ini juga akan dilaporkan ke pemerintah pusat. “Secara umum pihak Kementerian Kesehatan RI

mengaku cukup puas dan cukup terwakili akan apa yang  akan dilakukan saat simulasi nanti. Bisa dikatakan kalau ini adalah gladi kotornya,” terang Gunarta.

Dalam vaksinasi  tidak semua warga langsung di suntik vaksin covid-19. Karena terlebih dulu dilakukan pemeriksaan.

Seperti pengecekan suhu tubuh, kondisi warga dari fisik dan penyakit bawaan yang dideritanya. “Kalau ada (warga) mengalami batuk, panas dan pilek tidak akan disuntik hari itu.

Bahkan, tidak diperkenankan masuk ke ruang pendaftaran lantaran ruangan tersebut merupakan ruang tertutup.

Begitu juga jika warga tidak ada gejala dan langsung melakukan pendaftaran, maka akan dicek kembali agar benar-benar tidak ada komorbiditas,” terang mantan Dirut RSD Mangusada ini.

Kata dia,  jika warga terdapat komorbiditas atau penyakit lain, maka warga tersebut akan dilakukan pengecekan kembali  dan akan langsung digiring ke RSD Mangusada untuk diperiksa lebih lanjut.

“Jadi kalau jadi simulasi disini, sasarannya adalah warga di setiap desa,” beber birokrat asal Dokter asal Desa Sibang Gede ini.

Sementara tahapan simulasi yang paling krodit, Gunarta mengakui itu pada saat selesai melakukan penyuntikan vaksin.  

Karena masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin itu harus dilakukan observasi selama 30 menit. Sehingga saat observasi dilakukan pengaturan agar protokol kesehatan bisa berjalan terutama menjaga jarak.

“Untuk catatan waktu penanganan kita sudah memenuhi ketentuan, yakni satu orang mencapai 6 menit diluar observasi. Jadi dari screening awal hingga pendaftaran dan vaksinasi 6 menit,” terangnya.

Untuk diketahui, simulasi di hari kedua ini hampir sama dengan simulasi sebelumnya, simulasi ini juga dihadiri langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. H. Muhammad  Budi Hidayat, Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Badung I Ketut Lihadnyana,

Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya dan Kepala Dinas Kesehatan Badung dr Nyoman Gunarta. 

MANGUPURA – Simulasi vaksinasi Covid-19 kembali berlangsung di Puskesmas Abiansemal 1 kemarin. Hasil simulasi mengungkap fakta baru.

Pada simulasi tersebut jika ada warga yang mengalami keluhan batuk, panas dan pilek tidak langsung disuntik melainkan menunggu kondisi kesehatan benar-benar fit.

Kadiskes Badung dr.Nyoman Gunarta mengatakan,  proses vaksinasi secara umum sudah berjalan dengan baik, tetapi ada beberapa hal yang  perlu dimatangkan.

Terlebih  proses simulasi ini juga akan dilaporkan ke pemerintah pusat. “Secara umum pihak Kementerian Kesehatan RI

mengaku cukup puas dan cukup terwakili akan apa yang  akan dilakukan saat simulasi nanti. Bisa dikatakan kalau ini adalah gladi kotornya,” terang Gunarta.

Dalam vaksinasi  tidak semua warga langsung di suntik vaksin covid-19. Karena terlebih dulu dilakukan pemeriksaan.

Seperti pengecekan suhu tubuh, kondisi warga dari fisik dan penyakit bawaan yang dideritanya. “Kalau ada (warga) mengalami batuk, panas dan pilek tidak akan disuntik hari itu.

Bahkan, tidak diperkenankan masuk ke ruang pendaftaran lantaran ruangan tersebut merupakan ruang tertutup.

Begitu juga jika warga tidak ada gejala dan langsung melakukan pendaftaran, maka akan dicek kembali agar benar-benar tidak ada komorbiditas,” terang mantan Dirut RSD Mangusada ini.

Kata dia,  jika warga terdapat komorbiditas atau penyakit lain, maka warga tersebut akan dilakukan pengecekan kembali  dan akan langsung digiring ke RSD Mangusada untuk diperiksa lebih lanjut.

“Jadi kalau jadi simulasi disini, sasarannya adalah warga di setiap desa,” beber birokrat asal Dokter asal Desa Sibang Gede ini.

Sementara tahapan simulasi yang paling krodit, Gunarta mengakui itu pada saat selesai melakukan penyuntikan vaksin.  

Karena masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin itu harus dilakukan observasi selama 30 menit. Sehingga saat observasi dilakukan pengaturan agar protokol kesehatan bisa berjalan terutama menjaga jarak.

“Untuk catatan waktu penanganan kita sudah memenuhi ketentuan, yakni satu orang mencapai 6 menit diluar observasi. Jadi dari screening awal hingga pendaftaran dan vaksinasi 6 menit,” terangnya.

Untuk diketahui, simulasi di hari kedua ini hampir sama dengan simulasi sebelumnya, simulasi ini juga dihadiri langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. H. Muhammad  Budi Hidayat, Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Badung I Ketut Lihadnyana,

Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya dan Kepala Dinas Kesehatan Badung dr Nyoman Gunarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/