DENPASAR – Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan kesepatan bersama untuk tidak mengakses internet tersebut sebatas imbauan.
“Diharapkan imbauan ini memberikan dampak positif kepada yang merayakan hari raya Nyepi. Di internet kan banyak hiburan.
Dalam catur brata ada amati lelanguan (tidak boleh menghibur diri). Banyak yang tersinggung wajar saja,” ucap Prof I Gusti Ngurah Sudiana.
Ancaman yang dialamatkan kepadanya menurut Prof. Sudiana juga merupakan hal biasa-biasa saja. “Orang yang biasanya menghibur lalu diminta untuk tenang agak susah memang. Ini bukan imbauan parisada saja. Saya harapkan kawan-kawan, masyarakat jangan emosilah.
Ini kan imbauan. Kalau dari pihak internet menerima bagus. Kalau tidak, ya tidak ada sanksi,” jelasnya lagi.
Prof. Sudiana menyebut setahun masyarakat Bali sudah mencari hiburan. Kini saatnya masyarakat menjernihkan pikiran.
“Kalau dapat merasakan nikmatnya tidak menggunakan media sosial satu hari, ketagihan nanti. Karena komunikasi dengan Tuhan kan tidak perlu
sarana apa-apa untuk hari itu. Harus dengan sarana pikiran, perkataan, dan perbuatan yang disatukan,” tegasnya.
Tapa Brata Penyepian tahun ini, terang Prof. Sudiana sangat istimewa karena bertepatan dengan Hari Raya Saraswati. Momentum tersebut terjadi 150 tahun sekali.