DENPASAR – Hari Raya Nyepi, ternyata cukup berpengaruh pada kualitas udara di Pulau Dewata, Bali. Index kualitas udara sebagaimana telihat di aplikasi AirVisual, tercatat di angka 4 (tergolong bagus).
Berdasar pengamatan Jawa Pos Radar Bali kemarin, dari pukul 06.00-08.00, index angka 4 masih bertahan dan kemudian, mengalami peningkatan namun masih tergolong bagus.
AQI atau Index Kualitas Udara (Air Quality Index) adalah sistem untuk mengukur keparahan tingkat kualitas udara untuk pemahaman umum.
Indeks berkisar dari 0 sampai 500, di mana nilai-nilai indeks yang tinggi menunjukkan tingkat polusi udara yang lebih tinggi dan potensi tinggi untuk efek kesehatan yang merugikan.
Setiap nilai lebih besar dari 300, misalnya, dianggap berbahaya, sementara nilai AQI dari 0-50 mewakili kualitas udara yang baik.
AQI dihitung dengan cara yang berbeda di seluruh dunia. China dan Amerika memiliki dua sistem yang paling banyak digunakan.
Keduanya dihitung dari konsentrasi enam polutan utama (PM2.5, PM10, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida dan tingkat ozon) dalam fungsi yang cukup kompleks.
Hasil kedua fungsi berbeda hanya dalam skor AQI 200 ke bawah. Dikarenakan indeks Amerika menghasilkan nilai yang lebih tinggi untuk AQI di bawah 200, itu dianggap lebih berat.
Untuk alasan ini, indeks Amerika telah menjadi standar dunia umumnya. Di angka, 0 – 50 kategori bagus, artinya kualitas udara yang memuaskan dan menimbulkan sedikit atau tidak ada risiko kesehatan.
Dianjurkan untuk ventilasikan rumah Anda. Untuk angka 51 – 100, masuk kategori sedang, artinya individu yang sensitif harus menghindari aktivitas outdoor karena dapat mengalami gejala pernapasan.
Di angka 101 – 150 masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif
masyarakat umum dan individu yang sensitif khususnya, beresiko mengalami iritasi dan masalah pernapasan.
Selanjutnya, diangka 151 – 200 di kategori tidak sehat. Yakni peningkatan kemungkinan dampak buruk dan gangguan ke jantung dan paru-paru bagi masyarakat umum – terutama bagi kelompok sensitif.
Berdasar pantauan, angka ini terjadi di udara Jakarta. Masuk ke angka, 201 – 300, kategori sangat tidak sehat. Untuk itu, masyarakat umum akan terpengaruh.
Kelompok sensitif akan mengalami penurunan daya tahan dalam aktivitas. Orang-orang ini harus tetap berada dalam ruangan dan membatasi aktivitas.
Terakhir, di angka 301 – 500 dengan kategori berbahaya. Artinya Masyarakat umum dan kelompok sensitif memiliki risiko tinggi untuk mengalami iritasi kuat dan dampak buruk bagi kesehatan.