33.5 C
Jakarta
26 April 2024, 15:54 PM WIB

Bikin Antologi Puisi 50 Penyair, Ragam Komunitas Gerak Lawan Korupsi

RadarBali.com – Dalam rangka Festival Antikorupsi (FAK) Bali 2017, AJI Denpasar bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan belasan komunitas, kemarin (8/11) menggelar acara sosialisasi di Warung Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.

Belasan komunitas rencananya akan ikut meramaikan festival bertajuk “Bali Anti Corruption Messenger 2017” ini.

Sejumlah komunitas yang dilibatkan dan akan meramaikan FAK Bali 2017, itu di antaranya Jatijagat Kampung Puisi, Teater Bali, Komunitas Pojok, Komunitas Djamur, Plasticology Community,

Komunitas Ruang Asah Tukad Abu, Lingkara Photography Community, AJI Denpasar, Bintang Gana, Luden House, Komunitas Seni Lawan Korupsi, Rumah Sanur, Samas Bali, Manikaya Kauci, dan Komunitas Hutan Film Festival.

Koordinator Lokal FAK Bali 2017, Komang Arya Ganaris, menjelaskan, tujuan keterlibatan banyak komunitas seperti komunitas film, fotografi, musik,

literasi, mural, komik, penyair, grafis, dan lain-lain, yakni sebagai bentuk gerakan untuk menggugah kesadaran masyarakat secara bersama melawan korupsi.

”Artinya gerakan bukan hanya fokus pada langkah penindakan, melainkan keterlibatan komunitas ini lebih sebagai langkah penyadaran melalui kegiatan-kegiatan komunitas di tingkat akar rumput,”ujar Bobby, sapaan Arya Ganaris yang juga Direktur Manikaya Kauci, ini.

Bobby merinci, sejumlah kegiatan belasan komunitas sebelum puncak festival 9 Desember 2017 yang bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Internasional.

Yakni, selain lomba penulisan essay dan karya jurnalistik, kegiatan juga akan diisi dengan puisi, mural, komik, poster, video art, workshop, dan musik bagi band lokal di Bali.

”Secara umum ada dua kegiatan dari komunitas yang ada. Tujuh komunitas lebih banyak ke workshop sedangkan sisanya lebih ke lomba,” imbuh Bobby.

Sedangkan Rudolf De Tu, dari Komunitas Rumah Sanur menambahkan sesuai rencana pada kegiatan festival pihaknya akan melibatkan banyak band-band lokal. “Jika nanti ada band nasional yang kebetulan ada di Bali juga bisa kami libatkan,” imbuhnya.

Sementara Wayan Jengky dari Jatijagat Kampung Puisi menambahkan, pada kegiatan ini akan diisi pembuatan antologi puisi yang melibatkan 50 penyair dengan ratusan karya puisi se-Indonesia.

“Nanti semua karya akan kami bukukan, dan buku akan dicetak dan didistribusikan gratis baik ke kontributor puisi maupun perpustakaan sekolah dan umum,” pungkasnya.

RadarBali.com – Dalam rangka Festival Antikorupsi (FAK) Bali 2017, AJI Denpasar bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan belasan komunitas, kemarin (8/11) menggelar acara sosialisasi di Warung Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.

Belasan komunitas rencananya akan ikut meramaikan festival bertajuk “Bali Anti Corruption Messenger 2017” ini.

Sejumlah komunitas yang dilibatkan dan akan meramaikan FAK Bali 2017, itu di antaranya Jatijagat Kampung Puisi, Teater Bali, Komunitas Pojok, Komunitas Djamur, Plasticology Community,

Komunitas Ruang Asah Tukad Abu, Lingkara Photography Community, AJI Denpasar, Bintang Gana, Luden House, Komunitas Seni Lawan Korupsi, Rumah Sanur, Samas Bali, Manikaya Kauci, dan Komunitas Hutan Film Festival.

Koordinator Lokal FAK Bali 2017, Komang Arya Ganaris, menjelaskan, tujuan keterlibatan banyak komunitas seperti komunitas film, fotografi, musik,

literasi, mural, komik, penyair, grafis, dan lain-lain, yakni sebagai bentuk gerakan untuk menggugah kesadaran masyarakat secara bersama melawan korupsi.

”Artinya gerakan bukan hanya fokus pada langkah penindakan, melainkan keterlibatan komunitas ini lebih sebagai langkah penyadaran melalui kegiatan-kegiatan komunitas di tingkat akar rumput,”ujar Bobby, sapaan Arya Ganaris yang juga Direktur Manikaya Kauci, ini.

Bobby merinci, sejumlah kegiatan belasan komunitas sebelum puncak festival 9 Desember 2017 yang bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Internasional.

Yakni, selain lomba penulisan essay dan karya jurnalistik, kegiatan juga akan diisi dengan puisi, mural, komik, poster, video art, workshop, dan musik bagi band lokal di Bali.

”Secara umum ada dua kegiatan dari komunitas yang ada. Tujuh komunitas lebih banyak ke workshop sedangkan sisanya lebih ke lomba,” imbuh Bobby.

Sedangkan Rudolf De Tu, dari Komunitas Rumah Sanur menambahkan sesuai rencana pada kegiatan festival pihaknya akan melibatkan banyak band-band lokal. “Jika nanti ada band nasional yang kebetulan ada di Bali juga bisa kami libatkan,” imbuhnya.

Sementara Wayan Jengky dari Jatijagat Kampung Puisi menambahkan, pada kegiatan ini akan diisi pembuatan antologi puisi yang melibatkan 50 penyair dengan ratusan karya puisi se-Indonesia.

“Nanti semua karya akan kami bukukan, dan buku akan dicetak dan didistribusikan gratis baik ke kontributor puisi maupun perpustakaan sekolah dan umum,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/