29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:18 AM WIB

Kerap Dilanda Gempa, Ini Titik-titik Potensi Likuifaksi di Bali

DENPASAR – Belakangan ini, Bali kerap dilanda gempa bumi. Bahayanya lagi, Bali memiliki potensi likuifaksi di beberapa titik.

Fakta itu dibenarkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, di Denpasar.

Menurut Rentin, berangat dari kejadian bencana alam gempa Agustus 2018 dan di Palu yang juga terjadinya tsunami dan likuifaksi, awal tahun 2019 lalu BPBD Provinsi Bali membentuk Forum Penanggulangan Resiko Bencana.

Di dalamnya terdiri dari masyarakat dan juga pihak pakar. Kelompok pakar dalam forum ini terdiri dari seluruh unibersitas perguruan tinggi yang ada di Bali.

“Nah terbaru dari pusat kajian bencana Universitas Udayana, rupanya Bali memiliki potensi likuifaksi. Oleh karena itu dengan inisitaif dari pusat kajian bencana Udayana, saat ini sedang proses memfinalkan kajian potensi likuifaksi tersebut,” katanya. 

Dijelaskannya, Bali yang meski secara hitungan prosentasi hanya 0,29 persen dari luas seluruh Indonesia memiliki beberapa titik potensi terjadinya likuifaksi.

Titik potensi likuifaksi tersebut, kata dia, bisa terjadi di wilayah perkotaan seperti di beberapa titik di Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar.

“Di Badung Selatan yang materialnya  kering, batu putih tentu tidak adanya potensi likuifaksi,” tambah Rentin.

Namun sayangnya, karena masih dalam kajian, pihak pakar belum bisa menentukan secara rinci di titik mana saja di beberapa wilayah yang disebut adanya potensi likuifaksi.

“Potensi itu (likuifaksi) dimana kondisi tanah yang komposisinya tidak terlalu padat. Maka jika gempa terjadi maka berpotensi adanya pergeseran tanah dari satu tempat ke tempat lain, dan ini berbahaya,” tandas Rentin lagi.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa peduli dengan kondisi tempat tinggal.

Masyarakat juga harus memahami potensi bencana dan harus tahu dan paham apa yang harus dilakukan jika bencana terjadi. 

DENPASAR – Belakangan ini, Bali kerap dilanda gempa bumi. Bahayanya lagi, Bali memiliki potensi likuifaksi di beberapa titik.

Fakta itu dibenarkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, di Denpasar.

Menurut Rentin, berangat dari kejadian bencana alam gempa Agustus 2018 dan di Palu yang juga terjadinya tsunami dan likuifaksi, awal tahun 2019 lalu BPBD Provinsi Bali membentuk Forum Penanggulangan Resiko Bencana.

Di dalamnya terdiri dari masyarakat dan juga pihak pakar. Kelompok pakar dalam forum ini terdiri dari seluruh unibersitas perguruan tinggi yang ada di Bali.

“Nah terbaru dari pusat kajian bencana Universitas Udayana, rupanya Bali memiliki potensi likuifaksi. Oleh karena itu dengan inisitaif dari pusat kajian bencana Udayana, saat ini sedang proses memfinalkan kajian potensi likuifaksi tersebut,” katanya. 

Dijelaskannya, Bali yang meski secara hitungan prosentasi hanya 0,29 persen dari luas seluruh Indonesia memiliki beberapa titik potensi terjadinya likuifaksi.

Titik potensi likuifaksi tersebut, kata dia, bisa terjadi di wilayah perkotaan seperti di beberapa titik di Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar.

“Di Badung Selatan yang materialnya  kering, batu putih tentu tidak adanya potensi likuifaksi,” tambah Rentin.

Namun sayangnya, karena masih dalam kajian, pihak pakar belum bisa menentukan secara rinci di titik mana saja di beberapa wilayah yang disebut adanya potensi likuifaksi.

“Potensi itu (likuifaksi) dimana kondisi tanah yang komposisinya tidak terlalu padat. Maka jika gempa terjadi maka berpotensi adanya pergeseran tanah dari satu tempat ke tempat lain, dan ini berbahaya,” tandas Rentin lagi.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa peduli dengan kondisi tempat tinggal.

Masyarakat juga harus memahami potensi bencana dan harus tahu dan paham apa yang harus dilakukan jika bencana terjadi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/