DENPASAR – Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 meninggalkan duka bagi keluarga para penumpang dan juga awak pesawat.
Tidak terkecuali keluarga dari salah satu pramugari, Mia Tresetyani Wadu, asal Denpasar yang ikut terbang dalam pesawat nahas itu.
Minggu (10/1) sore, keluarga besar menggelar ibadah bersama di kediaman di Jalan Tukad Gangga Gang Tirta Gangga, Denpasar Selatan.
Ardi Samuel Cornelis Wadu, kakak kandung Mia menerangkan bahwa ada kebiasaan dari sang adik sebelum terbang menjalankan tugasnya sebagai pramugari.
Biasanya dia akan menghubungi orang tuanya dan akan memberitahu bahwa dirinya akan terbang.
“Biasanya dia sebelum flight pas di bandara pasti menelpon mama. Cuma kemarin, dia tidak nelpon, cuman sempat WA saya, ngobrol sebentar, habis itu tidak kontak lagi.
Kemarin kita cuma WA becanda. Kita debatin nama anjing. Jadi itu chat terakhir saya sama dia, orang tua tumben nggak menelpon biasanya nelpon mama,” terang Ardi Samuel Cornelis di kediamannya.
Dijelaskan Ardi, bahwa saat kejadian, dirinya mendapatkan kabar dari ibunya bahwa pesawat nahas itu hilang kontak. Dia lalu melihat berita di televise dan ternyata benar.
“Kemarin pun sudah tahu, sekitar jam 7 itu semua sudah tahu. Karena semua diberikan namanya jadi langsung menangis lemes, nggak nyangka aja,” imbuhnya.
Menurut dia, Mia sendiri sudah menjadi pramugari selama 3 tahun. Desember 2020 Mia memperbaharui kontrak terbarunya.
“Sebenarnya saya sudah kasih tahu nggk usah diperpanjang, pulang aja cari kerja disini, dia bilang gak apa. Masih pengen jadi pramugari, memang dia dari SMA dia pengen jadi pramugari,” tandasnya.