DENPASAR – Suasana duka masih terasa di salah satu rumah di Jalan Tukad Gangga Gang Tirta Gangga No. 8, Denpasar Selatan.
Rumah itu adalah rumah Ni Luh Sudarmi Wadu, 61, dan Zet Wadu 59, orang tua pramugari Sriwijaya Air SJ 182
Mia Tresetyani Wadu yang pesawatnya mengalami loss contact usai take of dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Meski berduka, seisi anggota keluarga, tampak, begitu tegar menerima cobaan hidup ini. Bahkan, Zet Wadu bersedia berbagi cerita tentang sosok sang putri yang dikenal baik dan terbuka ini.
Menurut Zet Wadu, dua pekan sebelum pesawat yang diawakinya tujuan Jakarta – Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Mia sempat menghubungi dirinya untuk membersihkan rumah.
“Seingat saya dua pekan lalu. Mia minta membersihkan rumah. Sebab, dia rencana cuti bulan Januari 2021. Dia mau menghabiskan masa cuti ini di rumah,” papar Zet Wadu.
Sementara sang ibu Ni Luh Sudarmi Wadu mengatakan, anaknya sempat menghubunginya Jumat malam. Giliran Sabtu pagi Mia menghubungi sang ayah.
“Mia rajin ke gereja dan ibadah. Selama di Jakarta, dia rajin ke gereja yang dekat kontrakanya. Harapan kami, semoga mukjizat itu nyata, jasadnya segera ditemukan.
Kami bertiga (saya dan suami dan sang kakak) menerima musibah ini. Kami saat ini hanya bisa nonton tv sambil menanti perkembangan dari maskapai.
Kami hanya bisa mengenang anak dari foto-fotonya semasa hidup. Mia sebenarnya sudah usai masa kontrak. Namun baru saja perpanjang kontrak 10 hari terahir,” tambahnya.
Sementara itu, sang adik, Ardi Samuel Cornelis Wadu sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa adiknya adalah salah satu pramugari yang berada di pesawat tersebut.
Tetapi dia tidak berani memberitahu orang tuanya. Ardi mendapatkan informasi sang adik di flight rute Jakarta – Pontianak sekitar pukul 18.30.
“Saya akhirnya memberanikan diri memberitahu orang tuanya, karena di media sudah menginformasikan nama-nama yang ikut dalam penerbangan tersebut,” paparnya.
Belakangan pihak maskapai mengonfirmasi bahwa sang adik ikut dalam penerbangan tersebut. . “Akhirnya orang tua saya tahu dari pihak maskapai. Informasi dari rekan kerja sang adik,” imbuhnya.
Yang menyedihkan, seharusnya yang terbang saat itu bukan Mia. Tapi, ada pramugari lain yang tukar jadwal.
“Seharusnya adik saya tidak ikut, temannya bilang dia tukar jadwal, kata teman kosnya dia seharusnya tidak ada dalam penerbangan itu, tapi jadwalnya ditukar. Dia perlihatkan saya screenshot percakapan dengan adik saya,” beber Ardi.
Dengan adanya peristiwa tersebut, keluarga menerima dengan tangan terbuka dan lapang dada walapun merasakan duka yang sangat mendalam.
“Besok saya harus ke Jakarta atas permintaan maskapai. Surat-surat sudah dipersiapkan. Kemungkinan nanti akan tes DNA juga,” kata Ardi.