29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:47 AM WIB

Was-was Covid-19 Kian Merebak, Satgas Sesetan Cek Satu per Satu Warga

DENPASAR – Sejauh ini Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, masuk zona kuning penyebaran wabah corona virus diseases (Covid-19).

Berdasar dasar safecity.denpasarkota.go.id, ada 12 orang dalam pengawasan (ODP) dan 1 pasien dalam pengawasan (PDP) di Desa Sesetan.

Namun, identitas mereka tak bisa dibuka dan tak diberitahukan kepada pihak desa maupun lurah. Kondisi ini membuat warga Desa Sesetan, Denpasar Selatan was-was.

Oleh karena itu, Satgas Gotong Royong di Desa Sesetan bersama banjar maupun keluruhan turun langsung mengecek suhu tubuh dan mewawancarai satu per satu warga setempat.

Baik warga adat maupun dinas. Tidak hanya memeriksa suhu tubuh, pihak satgas setempat juga membagikan masker. 

Penyarikan Desa Adar Sesetan, Wayan Dudik Mahendra mengatakan hasil dari pemeriksaan suhu tubuh yang baru dilakukan satu banjar yakni

di Suwung Batan Kendal, ditemukan satu orang yang suhu badannya 38 derajat celsius dan gejala lain yaitu batuk-batuk. 

“Kami Satgas Covid – 19 tingkat desa bingung membantu karena kami tidak tahu tinggal dimana yang PDP dan ODP. 

Ketakutan warga didiskriminasi justru mestinya dipertimbangkan karena warga sudah lebih dewasa. Justru karena tidak tahu, akan ada kekhawatiran, kalau tidak khawatir bagaimana kita tahu.

Penyebaran virus ini mudah, kalau tahu kita bisa minta keluarganya melakukan karantina mandiri atau isolasi mandiri 14 hari,” papar Wayan Dudik Mahendra. 

Dudik menjelaskan, pengecekan satu per satu warga ini bakal berlangsung selama seminggu di sembilan banjar di Desa Sesetan.

Tujuannya karena di Sesetan ada PDP dan ODP. “Supaya nyaman, kami cek seluruh  warga semua. Kemarin baru Suwung Batan Kendal dari sisi Selatan. 

Kalau pakai data kurang lebih 29 ribu seluruh warga Sesetan. Nah, Suwung Batan Kendal itu ada 200 orang lebih,” ucapnya. 

Untuk warga yang suhunya tinggi dan ada gejala batuk adalah warga luar yang baru datang dari Jawa.

Yang bersangkutan tidak ada melapor dengan kepala lingkungan setempat. “Bagaimana warga pendatang bahkan tidak melapor.  Dia tidak tahu.

Artinya sosialisasi mesti kita tingkatkan lagi. Kita ingin semua baik. Kita mengambil inisiatif, kita kerahkan infrastruktur di banjar,” pungkasnya.

DENPASAR – Sejauh ini Desa Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, masuk zona kuning penyebaran wabah corona virus diseases (Covid-19).

Berdasar dasar safecity.denpasarkota.go.id, ada 12 orang dalam pengawasan (ODP) dan 1 pasien dalam pengawasan (PDP) di Desa Sesetan.

Namun, identitas mereka tak bisa dibuka dan tak diberitahukan kepada pihak desa maupun lurah. Kondisi ini membuat warga Desa Sesetan, Denpasar Selatan was-was.

Oleh karena itu, Satgas Gotong Royong di Desa Sesetan bersama banjar maupun keluruhan turun langsung mengecek suhu tubuh dan mewawancarai satu per satu warga setempat.

Baik warga adat maupun dinas. Tidak hanya memeriksa suhu tubuh, pihak satgas setempat juga membagikan masker. 

Penyarikan Desa Adar Sesetan, Wayan Dudik Mahendra mengatakan hasil dari pemeriksaan suhu tubuh yang baru dilakukan satu banjar yakni

di Suwung Batan Kendal, ditemukan satu orang yang suhu badannya 38 derajat celsius dan gejala lain yaitu batuk-batuk. 

“Kami Satgas Covid – 19 tingkat desa bingung membantu karena kami tidak tahu tinggal dimana yang PDP dan ODP. 

Ketakutan warga didiskriminasi justru mestinya dipertimbangkan karena warga sudah lebih dewasa. Justru karena tidak tahu, akan ada kekhawatiran, kalau tidak khawatir bagaimana kita tahu.

Penyebaran virus ini mudah, kalau tahu kita bisa minta keluarganya melakukan karantina mandiri atau isolasi mandiri 14 hari,” papar Wayan Dudik Mahendra. 

Dudik menjelaskan, pengecekan satu per satu warga ini bakal berlangsung selama seminggu di sembilan banjar di Desa Sesetan.

Tujuannya karena di Sesetan ada PDP dan ODP. “Supaya nyaman, kami cek seluruh  warga semua. Kemarin baru Suwung Batan Kendal dari sisi Selatan. 

Kalau pakai data kurang lebih 29 ribu seluruh warga Sesetan. Nah, Suwung Batan Kendal itu ada 200 orang lebih,” ucapnya. 

Untuk warga yang suhunya tinggi dan ada gejala batuk adalah warga luar yang baru datang dari Jawa.

Yang bersangkutan tidak ada melapor dengan kepala lingkungan setempat. “Bagaimana warga pendatang bahkan tidak melapor.  Dia tidak tahu.

Artinya sosialisasi mesti kita tingkatkan lagi. Kita ingin semua baik. Kita mengambil inisiatif, kita kerahkan infrastruktur di banjar,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/