RadarBali.com – Berbagai cara dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG), untuk mengetahui kondisi puncak Gunung Agung.
BNPB menyiapkan drone atau pesawat tanpa awak yang didesain khusus untuk mengambil gambar dari dekat kawah Gunung Agung.
Hari ini, jika kawah tidak tertutup mendung atau awan tebal, maka gambar detail kondisi kawah Gunung Agung bisa didapat.
“Mengingat kondisi kawah Gunung Agung sudah ada rekahan, kami perlu gambar foto dan video yang riil time.
Kami coba pakai drone,” ujar Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin (10/10).
Kemarin tim BNPB sudah menyurvei lokasi strategis untuk dijadikan tempat take off drone. Tiga lokasi yang disurvei hari ini antara lain, Pura Pasar Agung Selat.
Di tempat ini kondisi cuaca berkabut, memiliki ketinggian 1.579 meter, dilakukan pemantauan situasi menggunakan drone mavic.
Lokasi kedua adalah rumah pohon di Tulamben, kondisi cerah, memiliki ketinggian 448 m, dilakukan pemantauan situasi menggunakan drone mavic
Lokasi terakhir yang disurvei di Kubu. Di sini kondisi cerah, ketinggian 75 m dilakukan pemantauan situasi menggunakan drone mavic.
Saat ini posisi enam orang tim drone yang membawa tiga alat drone masih di perjalanan menuju Bali karena menggunakan jalur darat mengingat alat-alatnya besar.
Diperkirakan malam ini tiba di Bali. Selanjutnya tim drone hari ini ke tempat lokasi take off drone di Kubu.
Menurut Sutopo, drone dipilih karena dinilai paling efektif. Pihaknya sudah sempat mencoba mendekati kawah menggunakan helikopter, namun gagal.
Helikopter yang memiliki keterbatasan terbang tinggi tidak bisa terbang mendekati puncak kawah.
Seperti diketahui, Gunung Agung memiliki ketinggian 3.142 di atas mdpl. Sementara helikopter berbahaya jika terbang melebihi 3.000 meter.