29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:41 AM WIB

Tertimbun Material Longsor, Akses Jalan Utama Ubud Putus

RadarBali.com – Hujan lebat Senin malam hingga Selasa dini hari menyebabkan jalan utama menuju Desa Penestaan, Ubud, longsor.

Longsor itu berlangsung Selasa subuh pukul 04.00. Longsor terjadi akibat senderan bangunan di atas jalan ambrol, lalu material longsor menutup badan jalan.

Walau tidak ada korban dalam kejadian itu, namun akses menuju Penestaan, atau sebaliknya tertutup dan pengendara harus berputar balik lebih jauh lagi.

Kelihan Banjar Penestanan Kelod, Wayan Sugiawan mengatakan,  tanah longsor  itu berawal dari suara gemuruh.

Kemudian ada teriakan sejumlah warga. “Suasana saat longsor masih terjadi hujan deras. Kami pun tak bisa berbuat banyak,” ujar Sugiawan.

Sugiawan lantas menghubungi pemilik lahan yang longsor, lanjut menghubungi petugas terkait. Selain karena hujan deras, diduga penyebab longsor berasal dari air pembuangan irigasi sawah yang berada di sekitar lokasi.

“Dalam tanah ternyata ada air rembesan dari sawah. Kemungkinan aliran air itu yang mendorong dari dalam, sehingga tanah menjadi labil dan longsor,” jelasnya.

Sepengetahuan Sugiawan, senderan lapis tiga ini sebelumnya tidak pernah longsor. Pihaknya berharap instansi terkait bersama-sama mengantisipasi longsor susulan.

“Karena air masih merembes, tanah masih labil. Jadi kami khawatir akan terjadi longsor lagi. Maka itu kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, Polsek dan PU serta pemilik rumah supaya bersama-sama mengantisipasi,” terangnya.

Kepala BPBD Gianyar, AA Oka Digjaya, mengaku telah bekerja maksimal menangani masalah longsor tersebut.

“Kami menurunkan alat berat, karena dominan material dari batu bekas senderan pondasi,” jelas AA Oka Digjaya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca yang mulai masuk musim hujan ini.

Tidak saja masalah longsor, masyarakat diminta hati-hati berkendara di jalan raya. Termasuk menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak terjadi banjir.

RadarBali.com – Hujan lebat Senin malam hingga Selasa dini hari menyebabkan jalan utama menuju Desa Penestaan, Ubud, longsor.

Longsor itu berlangsung Selasa subuh pukul 04.00. Longsor terjadi akibat senderan bangunan di atas jalan ambrol, lalu material longsor menutup badan jalan.

Walau tidak ada korban dalam kejadian itu, namun akses menuju Penestaan, atau sebaliknya tertutup dan pengendara harus berputar balik lebih jauh lagi.

Kelihan Banjar Penestanan Kelod, Wayan Sugiawan mengatakan,  tanah longsor  itu berawal dari suara gemuruh.

Kemudian ada teriakan sejumlah warga. “Suasana saat longsor masih terjadi hujan deras. Kami pun tak bisa berbuat banyak,” ujar Sugiawan.

Sugiawan lantas menghubungi pemilik lahan yang longsor, lanjut menghubungi petugas terkait. Selain karena hujan deras, diduga penyebab longsor berasal dari air pembuangan irigasi sawah yang berada di sekitar lokasi.

“Dalam tanah ternyata ada air rembesan dari sawah. Kemungkinan aliran air itu yang mendorong dari dalam, sehingga tanah menjadi labil dan longsor,” jelasnya.

Sepengetahuan Sugiawan, senderan lapis tiga ini sebelumnya tidak pernah longsor. Pihaknya berharap instansi terkait bersama-sama mengantisipasi longsor susulan.

“Karena air masih merembes, tanah masih labil. Jadi kami khawatir akan terjadi longsor lagi. Maka itu kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, Polsek dan PU serta pemilik rumah supaya bersama-sama mengantisipasi,” terangnya.

Kepala BPBD Gianyar, AA Oka Digjaya, mengaku telah bekerja maksimal menangani masalah longsor tersebut.

“Kami menurunkan alat berat, karena dominan material dari batu bekas senderan pondasi,” jelas AA Oka Digjaya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca yang mulai masuk musim hujan ini.

Tidak saja masalah longsor, masyarakat diminta hati-hati berkendara di jalan raya. Termasuk menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak terjadi banjir.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/