28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:23 AM WIB

Usai Intimidasi, Giliran Aparat Bubarkan Diskusi Tolak IMF di Nirmala

DENPASAR-Sempat terjadi aksi kucing-kucingan dan intimidasi, kini giliran tindakan pencekalan dilakukan aparat terhadap kegiatan seninar, dan workshop dari Aliansi Gerakan Masyarakat Menentang IMF-WB.

Aksi pencekalan terhadap kegiatan dari Aliansi Gerakan Masyarakat Menentang IMF-WB, itu terjadi sesaat setelah mereka hendak menggelar kegiatan di Hotel Nirmala, Jalan Manhendradata, Denpasar Barat, Kamis (11/10) sekitar pukul 10.00.

 Komite Peoples’ Global Conference (PGC)  Eni Lestari, dikonfirmasi di Hotel Nirmala, mengatakan, sesuai agenda sebenarnya kegiatan hari ini akan menggelar 5 workshop dengan tema tentang kondisi rakyat, pembangunan yang juga diusung oleh IMF-WB. 

Dijelaskannya, pihak Gerakan Masyarakat Menentang IMF-WB berangkat ke lokasi Hotel Nirmala dengan membawa segala perlengkapan kegiatan. 

Awalnya pihak hotel masih baik-baik saja.

Apalagi uang muka pembayaran ke pihak hotel telah diserahkan senilai Rp 5 juta. 

“Tiba-tiba setengah jam kemudian mereka (pihak hotel) ada rapat khusus dengan kepolisian,” katanya. 

Setelah itu, pihak hotel tiba-tiba melarang mereka untuk menggelar kegiatan di hotel tersebut, pasalnya menurut info, pihak kepolisian telah datang pagi-pagi untuk datang ke hotel dan meminta pihak hotel membatalkan kegiatan dari Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB. 

Pihak hotel mengatakan, bahwa polisi melarang segala kegiatan yang berkaitan dengan penolakan IMF-WB. 

Padahal sebelumnya, mereka telah menerima uang DP.

Sempat terjadi diskusi alot antara pihak hotel dan Aliansi Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB. Bahkan awalnya setelah melarang kegiatan tersebut, pihak hotel juga tidak mau mengembalikan uang DP senilai Rp 5 juta yang telah dibayar. 

“Kami sempat dikepung oleh pihak intel dan poilisi di ruangan. Dan terkait uang DP, dikembalikan 4 juta. Dan 1 juta diambil pihak hotel,” tambah Lestari.

Lanjut dia, ini merupakan kesekiankalinya kegiatan pihaknya diblokade oleh aparat keamanan. 

Padahal menurut dia, Kapolda Bali sendiri telah memberi ijin. Dia pun menyayangkan hal ini. 
Menurut Eni, pihaknya hanya ingin mengedukasi masyarakat tengang WB-IMF terkait masalah kemanusiaan, masyarakat, tentang perempuan, dan tentang masalah sosial lainnya. 

Tindakan pelarangan ini menurut dia bertentangan dengan azas demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia. “Kami ke sini bukan untuk merusak siapa-siapa,” ujarnya.  

Eni Lestari juga mengungkap, Rabu (10/10) malam, kantor LBH Bali sebagai salah satu organisasi terlibat dalam kegiatan ini juga dikepung oleh sekelompok orang. 

” Semalam kantor LBH juga dikepung oleh penjaga masyarakat lokal, aktifis kami banyak yang diintimidasi, diteror di sms. Banyak sekali intimidasi. Padahal kami hanya bersuara,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur LBH Bali, Dewa Adnyana ditemui di lokasi menjelaskan bahwa pihaknya akan rembug terlebih dahulu untuk menentukan lokasi berikut yang akan digunakan untuk kegiatan ini.

“Kami rapat dulu terkait lokasi,” ujarnya. 

Hingga siang ini, aparat kepolisian berpakaian preman masih berada di sekitar lokasi Hotel Nirmala untuk berjaga-jaga.

DENPASAR-Sempat terjadi aksi kucing-kucingan dan intimidasi, kini giliran tindakan pencekalan dilakukan aparat terhadap kegiatan seninar, dan workshop dari Aliansi Gerakan Masyarakat Menentang IMF-WB.

Aksi pencekalan terhadap kegiatan dari Aliansi Gerakan Masyarakat Menentang IMF-WB, itu terjadi sesaat setelah mereka hendak menggelar kegiatan di Hotel Nirmala, Jalan Manhendradata, Denpasar Barat, Kamis (11/10) sekitar pukul 10.00.

 Komite Peoples’ Global Conference (PGC)  Eni Lestari, dikonfirmasi di Hotel Nirmala, mengatakan, sesuai agenda sebenarnya kegiatan hari ini akan menggelar 5 workshop dengan tema tentang kondisi rakyat, pembangunan yang juga diusung oleh IMF-WB. 

Dijelaskannya, pihak Gerakan Masyarakat Menentang IMF-WB berangkat ke lokasi Hotel Nirmala dengan membawa segala perlengkapan kegiatan. 

Awalnya pihak hotel masih baik-baik saja.

Apalagi uang muka pembayaran ke pihak hotel telah diserahkan senilai Rp 5 juta. 

“Tiba-tiba setengah jam kemudian mereka (pihak hotel) ada rapat khusus dengan kepolisian,” katanya. 

Setelah itu, pihak hotel tiba-tiba melarang mereka untuk menggelar kegiatan di hotel tersebut, pasalnya menurut info, pihak kepolisian telah datang pagi-pagi untuk datang ke hotel dan meminta pihak hotel membatalkan kegiatan dari Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB. 

Pihak hotel mengatakan, bahwa polisi melarang segala kegiatan yang berkaitan dengan penolakan IMF-WB. 

Padahal sebelumnya, mereka telah menerima uang DP.

Sempat terjadi diskusi alot antara pihak hotel dan Aliansi Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB. Bahkan awalnya setelah melarang kegiatan tersebut, pihak hotel juga tidak mau mengembalikan uang DP senilai Rp 5 juta yang telah dibayar. 

“Kami sempat dikepung oleh pihak intel dan poilisi di ruangan. Dan terkait uang DP, dikembalikan 4 juta. Dan 1 juta diambil pihak hotel,” tambah Lestari.

Lanjut dia, ini merupakan kesekiankalinya kegiatan pihaknya diblokade oleh aparat keamanan. 

Padahal menurut dia, Kapolda Bali sendiri telah memberi ijin. Dia pun menyayangkan hal ini. 
Menurut Eni, pihaknya hanya ingin mengedukasi masyarakat tengang WB-IMF terkait masalah kemanusiaan, masyarakat, tentang perempuan, dan tentang masalah sosial lainnya. 

Tindakan pelarangan ini menurut dia bertentangan dengan azas demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia. “Kami ke sini bukan untuk merusak siapa-siapa,” ujarnya.  

Eni Lestari juga mengungkap, Rabu (10/10) malam, kantor LBH Bali sebagai salah satu organisasi terlibat dalam kegiatan ini juga dikepung oleh sekelompok orang. 

” Semalam kantor LBH juga dikepung oleh penjaga masyarakat lokal, aktifis kami banyak yang diintimidasi, diteror di sms. Banyak sekali intimidasi. Padahal kami hanya bersuara,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur LBH Bali, Dewa Adnyana ditemui di lokasi menjelaskan bahwa pihaknya akan rembug terlebih dahulu untuk menentukan lokasi berikut yang akan digunakan untuk kegiatan ini.

“Kami rapat dulu terkait lokasi,” ujarnya. 

Hingga siang ini, aparat kepolisian berpakaian preman masih berada di sekitar lokasi Hotel Nirmala untuk berjaga-jaga.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/