25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:18 AM WIB

Setahun Covid-19 di Bali, Kelaparan Masih Melanda

BADUNG – Tepat setahun lalu, atau 11 Maret 2020 merupakan pertama kali ditemukan kasus positif covid-19 di Bali dan meninggal dunia. Kepanikan mulai terjadi dan kasus positif covid-19 pun terus bertambah dan berdampak kepada perekonomian masyarakat secara luas.

Hal yang paling mendasar dari dampak merosotnya perekonomian adalah masih banyaknya masyarakat yang kelaparan karena kehilangan perkerjaan. Untuk itu, saling bantu adalah cara pilihan sebagian masyarakat di Bali untuk menyambung hidup.

Seiring kasus yang terus meningkat, ternyata juga diiringi dengan tumbuhnya rasa solidaritas dari berbagai komunitas yang terbentuk di masyarakat. Mereka mencoba berbagi rezeki untuk membantu masyarakat lain yang membutuhkan.

Sejumlah komunitas ini mencoba mencari donatur dan melakukan sejumlah kerja sama ataupun berkolaborasi untuk membantu warga. Seperti yang dilakukan oleh salah satu wirausahawan muda di Bali, Asri Saputri.

Ia menggandeng komunitas Akuforbali dan Warung Doyan di Nusa Dua, Bali untuk menggelar acara saling berbagi dengan menyebarkan nasi bungkus tepat di satu tahun usia Covid-19 di Bali. Mereka menyebarkannya di wilayah Tuban dan Kuta, Bali.

Usai acara, Asri mengatakan saling berbagi kebaikan adalah kewajiban setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apalagi di tengah wabah yang melanda dunia saat ini.

“Tangan-tangan kita yang mampu saat ini sangatlah dibutuhkan agar bisa menopang siapa saja yang lemah dan membutuhkan sedikit rezeki yang kita dapat, seberapa pun kita mampu untuk memberi semua harus didasari dari niat yang ikhlas,” ujarnya.

“Percayalah bahwa pada saat dirimu susah nanti, orang-orang pasti akan membantumu balik. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi masih ada aksi yang nyata,” sambungnya.

Oleh karena itu, Asri optimitis untuk terus berbuat baik agar suatu saat kebaikan bisa menaungi diri kita.

“Semoga bisa bermanfaat dan kita semua diberi kesehatan untuk bertahan dalam menjalanin situasi pandemi saat ini,” harapnya.

Asri mengaku bahagia dengan hal sederhana yang bisa dilakukannya bersama tim Warung Doyan dan Akuforbali. Sebab, semua yang dilakukannya berawal dari niat yang iklas untuk membantu orang yang mungkin memang sangat membutuhkan sedikit rezeki dari mereka.

“Tidak ada kata rugi untuk kita berbagi selagi kita mampu apa lagi di situasi yang sulit ini perekonomian dunia sangat lumpuh dan kita tidak tau sampai kapan ini bakal terjadi,” ujarnya.

Dia berharap dan berdoa agar pandemi ini segera berakhir. “Dan yang bisa mendapatkan penghasilan di situasi seperti ini janganlah kalian lupa dengan saudara-saudara kita yang di luar sana sangatlah membutuhkan sedikit rezeki dari kita,” sarannya.

Lalu apa yang akan dilakukan ke depan? Apakah akan terus berbagi seperti ini?

“Semoga ini bisa selalu saya jalankan selagi saya sehat dan mampu berusaha saya akan selalu membagikan sedikit rejeki yang saya dapat kepada saudara saudara saya yang memang sangat memerlukannya,” jawabnya.

Menurutnya, cukup dengan diberi doa kesehatan dan kelancaran saja itu sudah cukup baginya dan membuatnya senang dan semangat untuk berusaha lebih maksimal lagi.

Di sisi lain, Putri selaku warga yang menerima bantuan di Jalan Budak Sari, Kuta mengaku senang karena setidaknya untuk makan malam ini mereka bisa terbantu.

“Kami dulu buruh proyek. Karena tak ada lagi proyek, kami hidup dengan memulung. Mencari barang bekas untuk dijual agar bisa menyambung hidup,” ujarnya.

Mirisnya, hasil dari memulung barang bekas mereka juga tak terlalu besar. Bahkan salah satu pengakuan dari hasil memulung mereka, ada yang menghargai satu kilo barang bekas yang dicari dengan upah seribu rupiah.

Dengan upah seperti itu, harapannya adalah ada komunitas dan ataupun orang lain yang hendak dapat membantu mereka. Sebab, berbagai kebaikan merupakan solusi hidup dalam situasi pandemi covid 19 seperti ini.

BADUNG – Tepat setahun lalu, atau 11 Maret 2020 merupakan pertama kali ditemukan kasus positif covid-19 di Bali dan meninggal dunia. Kepanikan mulai terjadi dan kasus positif covid-19 pun terus bertambah dan berdampak kepada perekonomian masyarakat secara luas.

Hal yang paling mendasar dari dampak merosotnya perekonomian adalah masih banyaknya masyarakat yang kelaparan karena kehilangan perkerjaan. Untuk itu, saling bantu adalah cara pilihan sebagian masyarakat di Bali untuk menyambung hidup.

Seiring kasus yang terus meningkat, ternyata juga diiringi dengan tumbuhnya rasa solidaritas dari berbagai komunitas yang terbentuk di masyarakat. Mereka mencoba berbagi rezeki untuk membantu masyarakat lain yang membutuhkan.

Sejumlah komunitas ini mencoba mencari donatur dan melakukan sejumlah kerja sama ataupun berkolaborasi untuk membantu warga. Seperti yang dilakukan oleh salah satu wirausahawan muda di Bali, Asri Saputri.

Ia menggandeng komunitas Akuforbali dan Warung Doyan di Nusa Dua, Bali untuk menggelar acara saling berbagi dengan menyebarkan nasi bungkus tepat di satu tahun usia Covid-19 di Bali. Mereka menyebarkannya di wilayah Tuban dan Kuta, Bali.

Usai acara, Asri mengatakan saling berbagi kebaikan adalah kewajiban setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apalagi di tengah wabah yang melanda dunia saat ini.

“Tangan-tangan kita yang mampu saat ini sangatlah dibutuhkan agar bisa menopang siapa saja yang lemah dan membutuhkan sedikit rezeki yang kita dapat, seberapa pun kita mampu untuk memberi semua harus didasari dari niat yang ikhlas,” ujarnya.

“Percayalah bahwa pada saat dirimu susah nanti, orang-orang pasti akan membantumu balik. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi masih ada aksi yang nyata,” sambungnya.

Oleh karena itu, Asri optimitis untuk terus berbuat baik agar suatu saat kebaikan bisa menaungi diri kita.

“Semoga bisa bermanfaat dan kita semua diberi kesehatan untuk bertahan dalam menjalanin situasi pandemi saat ini,” harapnya.

Asri mengaku bahagia dengan hal sederhana yang bisa dilakukannya bersama tim Warung Doyan dan Akuforbali. Sebab, semua yang dilakukannya berawal dari niat yang iklas untuk membantu orang yang mungkin memang sangat membutuhkan sedikit rezeki dari mereka.

“Tidak ada kata rugi untuk kita berbagi selagi kita mampu apa lagi di situasi yang sulit ini perekonomian dunia sangat lumpuh dan kita tidak tau sampai kapan ini bakal terjadi,” ujarnya.

Dia berharap dan berdoa agar pandemi ini segera berakhir. “Dan yang bisa mendapatkan penghasilan di situasi seperti ini janganlah kalian lupa dengan saudara-saudara kita yang di luar sana sangatlah membutuhkan sedikit rezeki dari kita,” sarannya.

Lalu apa yang akan dilakukan ke depan? Apakah akan terus berbagi seperti ini?

“Semoga ini bisa selalu saya jalankan selagi saya sehat dan mampu berusaha saya akan selalu membagikan sedikit rejeki yang saya dapat kepada saudara saudara saya yang memang sangat memerlukannya,” jawabnya.

Menurutnya, cukup dengan diberi doa kesehatan dan kelancaran saja itu sudah cukup baginya dan membuatnya senang dan semangat untuk berusaha lebih maksimal lagi.

Di sisi lain, Putri selaku warga yang menerima bantuan di Jalan Budak Sari, Kuta mengaku senang karena setidaknya untuk makan malam ini mereka bisa terbantu.

“Kami dulu buruh proyek. Karena tak ada lagi proyek, kami hidup dengan memulung. Mencari barang bekas untuk dijual agar bisa menyambung hidup,” ujarnya.

Mirisnya, hasil dari memulung barang bekas mereka juga tak terlalu besar. Bahkan salah satu pengakuan dari hasil memulung mereka, ada yang menghargai satu kilo barang bekas yang dicari dengan upah seribu rupiah.

Dengan upah seperti itu, harapannya adalah ada komunitas dan ataupun orang lain yang hendak dapat membantu mereka. Sebab, berbagai kebaikan merupakan solusi hidup dalam situasi pandemi covid 19 seperti ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/