29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:25 AM WIB

Frontier Bali Bedah Film Kinipan sambil Gelar Donasi untuk NTT

DENPASAR – Bencana alam yang terjadi di Nusa Tengga Timur (NTT) memang menjadi perhatian semua pihak. Beragam cara pun dilakukan untuk menolong para korban bencana oleh seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Bali.

Di sejumlah titik lampu merah di daerah Denpasar dan Badung terlihat sejumlah mahasiswa mengumpulkan sumbangan. Ada pula yang menggali donasi dengan membuat acara nonton bareng dan diskusi seperti yang dilakukan oleh Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali dan Aliansi Pelajar Bali.

Mereka menggelar acara bernama BERDISKO (Berbincang, Berdikusi, dan Kongkow-Kongkow). Ini adalah kali keenam mereka membuatnya. Nah Minggu (11/4/2021) mereka menggelarnya mendiskusikan film berjudul Kinipan, di Haluan Coffe Jalan Nangka Selatan Nomor 56 Denpasar.

Film Kinipan merupakan sebuah film dokumenter garapan sutradara Dandhy Laksono. Film ini menceritakan tentang pandemi, omnibus law, dan lumbung pangan. Dalam acara ini mereka juga melakukan penggalangan donasi bagi warga korban terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur.

Gilang Propag dari WALHI BALI dan sekaligus sebagai pemantik diskusi film kinipan, menjelaskan bahwa dalam film tersebut sangat jelas memperlihatkan bagaimana pemerintah mengkebut kebijakan-kebijakan yang secara konstektual tidak memiliki urgensi.

Dia juga memberikan contoh kebijakan yang dikebut saat pandemi seperti undang-undang sapu jagat atau omnibus law. “Salah satu aturan yang dikebut pemerintah saat pandemi adalah omnibus law,” ujar Gilang

Sementara itu, Koordinator acara I Putu Mony Artha, menjelaskan bahwa acara diskusi film tersebut diikuti oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum secara antusias. 

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan selain diskusi film, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan seperti live akustik dari DEKPOW dan MONINZHELL, pembacaan puisi dari Arika dan mony, Serta lapak gerai baca Frontier yang menyediakan buku-buku menarik dan dapat dibaca secara gratis. “Antusias masyarakat sangat tinggi”, ujar pria yang akrab disapa mony. 

Akbar salah satu perwakilan Aliansi Pelajar Bali mengungkapkan bahwa ini merupakan kedua kalinya mereka berkolaborasi dengan Frontier Bali. 

Baginya, acara seperti ini bermanfaat bagi pelajar karena menggugah kesadaran pelajar untuk berpikir kritis. “Ini kedua kalinya kami berkolaborasi dengan Frontier, sangat menyenangkan dan bermanfaat”, ujarnya.

Natri Krisnawan, Sekjen Frontier menegaskan bahwa BERDISKO merupakan kegiatan rutin Frontier Bali. Acara ini memang seringkali dilakukan untuk menambah wawasan, jiwa kritis dan keterlibatan pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum mengenai isu-isu yang sedang terjadi di sekitar mereka. 

Terlebih lagi warga NTT yang terkena musibah bencana alam tentunya membutuhkan uluran solidaritas dari banyak pihak untuk membantu mereka di tempat pengungsian selama proses pemulihan masih berlangsung. “Semoga donasi yang terkumpul bermanfaat” tutupnya.

DENPASAR – Bencana alam yang terjadi di Nusa Tengga Timur (NTT) memang menjadi perhatian semua pihak. Beragam cara pun dilakukan untuk menolong para korban bencana oleh seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Bali.

Di sejumlah titik lampu merah di daerah Denpasar dan Badung terlihat sejumlah mahasiswa mengumpulkan sumbangan. Ada pula yang menggali donasi dengan membuat acara nonton bareng dan diskusi seperti yang dilakukan oleh Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali dan Aliansi Pelajar Bali.

Mereka menggelar acara bernama BERDISKO (Berbincang, Berdikusi, dan Kongkow-Kongkow). Ini adalah kali keenam mereka membuatnya. Nah Minggu (11/4/2021) mereka menggelarnya mendiskusikan film berjudul Kinipan, di Haluan Coffe Jalan Nangka Selatan Nomor 56 Denpasar.

Film Kinipan merupakan sebuah film dokumenter garapan sutradara Dandhy Laksono. Film ini menceritakan tentang pandemi, omnibus law, dan lumbung pangan. Dalam acara ini mereka juga melakukan penggalangan donasi bagi warga korban terdampak bencana di Nusa Tenggara Timur.

Gilang Propag dari WALHI BALI dan sekaligus sebagai pemantik diskusi film kinipan, menjelaskan bahwa dalam film tersebut sangat jelas memperlihatkan bagaimana pemerintah mengkebut kebijakan-kebijakan yang secara konstektual tidak memiliki urgensi.

Dia juga memberikan contoh kebijakan yang dikebut saat pandemi seperti undang-undang sapu jagat atau omnibus law. “Salah satu aturan yang dikebut pemerintah saat pandemi adalah omnibus law,” ujar Gilang

Sementara itu, Koordinator acara I Putu Mony Artha, menjelaskan bahwa acara diskusi film tersebut diikuti oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum secara antusias. 

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan selain diskusi film, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan seperti live akustik dari DEKPOW dan MONINZHELL, pembacaan puisi dari Arika dan mony, Serta lapak gerai baca Frontier yang menyediakan buku-buku menarik dan dapat dibaca secara gratis. “Antusias masyarakat sangat tinggi”, ujar pria yang akrab disapa mony. 

Akbar salah satu perwakilan Aliansi Pelajar Bali mengungkapkan bahwa ini merupakan kedua kalinya mereka berkolaborasi dengan Frontier Bali. 

Baginya, acara seperti ini bermanfaat bagi pelajar karena menggugah kesadaran pelajar untuk berpikir kritis. “Ini kedua kalinya kami berkolaborasi dengan Frontier, sangat menyenangkan dan bermanfaat”, ujarnya.

Natri Krisnawan, Sekjen Frontier menegaskan bahwa BERDISKO merupakan kegiatan rutin Frontier Bali. Acara ini memang seringkali dilakukan untuk menambah wawasan, jiwa kritis dan keterlibatan pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum mengenai isu-isu yang sedang terjadi di sekitar mereka. 

Terlebih lagi warga NTT yang terkena musibah bencana alam tentunya membutuhkan uluran solidaritas dari banyak pihak untuk membantu mereka di tempat pengungsian selama proses pemulihan masih berlangsung. “Semoga donasi yang terkumpul bermanfaat” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/