28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:59 AM WIB

RS Mangusada Tak Layani Pasien Non-Covid karena Covid Membeludak

MANGUPURA – Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Badung cukup kewalahan dalam menangani pasien karena keterbatasan ruangan. Sebab, mereka mengutamakan pasien covid-19 sehingga untuk pasien non-covid diarahkan ke rumah sakit lain.

 

Namun pihaknya juga berharap agar segera gedung baru bisa dioperasionalkan. Sehingga bisa melayani pasien-pasien yang semestinya bisa dirawat di rumah sakit plat merah tersebut.

Direktur RSD Mangusada, dr Ketut Japa mengakui, beberapa ruangan yang biasanya digunakan untuk perawatan pasien umum, sementara telah dialihfungsikan untuk pasien Covid-19. Seperti di ruang  Oleg dan Janger.

 

“Kalau ini terus berlanjut, kami juga akan merubah ruang-ruang untuk pasien non covid, menjadi ruang untuk pasien covid,” beber Japa dikonfirmasi, Minggu (14/2).

Kata dia, salah satunya ruang paviliun yang selama ini untuk pasien berbayar itu bisa dialihfungsikan untuk perawatan pasien Covid-19. Begitu juga sebagian tenaganya juga sudah ditugaskan untuk menangani pasien Covid-19. Hal ini juga karena keterbatasan sumber daya manusia. 

 

Kalau gedung baru telah bisa difungsikan, maka pasien non-covid akan ditempatkan di gedung tersebut.

 

“Jika nantinya air, AC, sama IPAL-nya bisa berfungsi, itu kita lebih lega. Kita punya ruangan yang bagus untuk pelayanan non-covid,” bebernya.

 

Karena  sebagian ruangan difungsikan untuk penanganan Covid-19, dampaknya pasien non-covid yang semestinya bisa dirawat di RSD Mangusada tidak dapat kamar. Otomatis beberapa pasien pun diarahkan agar berobat di rumah sakit lainnya.

 

“Sekarang ini masalahnya pasien non-covid dulu tidak bermasalah, sekarang tidak dapat kamar, karena ruangannya kita gunakan untuk pasien covid. Kenapa kita dahulukan covid, karena pasien non covid itu bisa kita suruh ke rumah sakit swasta yang tidak (menangani) covid. Karena pasien covid itu kadang jarang orang yang mau menerima, sehingga kita utamakan pasien yang covid,” terangnya.

Sementara mengenai informasi rencana pengoperasian gedung baru, khususnya Gedung D, pihaknya belum bisa memastikan karena menunggu Pemkab Badung. “Ini informal, ya, saya berharap Agustus/ September itu Gedung D itu kita fungsikan untuk Lantai IV ruang rawat inap, Lantai III untuk ruang intensif, Lantai II untuk poliklinik, Lantai I untuk ruang operasi dan poliklinik,” jelasnya.

Sementara ia  berharap masyarakat tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Selain itu, mewaspadai klaster baru Covid-19 dari kegiatan keagamaan, pasar, dan perkantoran yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

 

“Yang saya takutkan, kalau tidak penyebabnya kita kendalikan, ini kan terakhir ya rumah sakit. Penyebabnya adalah satu klaster upacara, klaster di pasar, klaster di perkantoran. Nah, kalau tidak itu kita intensifkan, berapapun kita siapkan (ruangan), tidak akan (cukup),” pungkasnya.

 

MANGUPURA – Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Badung cukup kewalahan dalam menangani pasien karena keterbatasan ruangan. Sebab, mereka mengutamakan pasien covid-19 sehingga untuk pasien non-covid diarahkan ke rumah sakit lain.

 

Namun pihaknya juga berharap agar segera gedung baru bisa dioperasionalkan. Sehingga bisa melayani pasien-pasien yang semestinya bisa dirawat di rumah sakit plat merah tersebut.

Direktur RSD Mangusada, dr Ketut Japa mengakui, beberapa ruangan yang biasanya digunakan untuk perawatan pasien umum, sementara telah dialihfungsikan untuk pasien Covid-19. Seperti di ruang  Oleg dan Janger.

 

“Kalau ini terus berlanjut, kami juga akan merubah ruang-ruang untuk pasien non covid, menjadi ruang untuk pasien covid,” beber Japa dikonfirmasi, Minggu (14/2).

Kata dia, salah satunya ruang paviliun yang selama ini untuk pasien berbayar itu bisa dialihfungsikan untuk perawatan pasien Covid-19. Begitu juga sebagian tenaganya juga sudah ditugaskan untuk menangani pasien Covid-19. Hal ini juga karena keterbatasan sumber daya manusia. 

 

Kalau gedung baru telah bisa difungsikan, maka pasien non-covid akan ditempatkan di gedung tersebut.

 

“Jika nantinya air, AC, sama IPAL-nya bisa berfungsi, itu kita lebih lega. Kita punya ruangan yang bagus untuk pelayanan non-covid,” bebernya.

 

Karena  sebagian ruangan difungsikan untuk penanganan Covid-19, dampaknya pasien non-covid yang semestinya bisa dirawat di RSD Mangusada tidak dapat kamar. Otomatis beberapa pasien pun diarahkan agar berobat di rumah sakit lainnya.

 

“Sekarang ini masalahnya pasien non-covid dulu tidak bermasalah, sekarang tidak dapat kamar, karena ruangannya kita gunakan untuk pasien covid. Kenapa kita dahulukan covid, karena pasien non covid itu bisa kita suruh ke rumah sakit swasta yang tidak (menangani) covid. Karena pasien covid itu kadang jarang orang yang mau menerima, sehingga kita utamakan pasien yang covid,” terangnya.

Sementara mengenai informasi rencana pengoperasian gedung baru, khususnya Gedung D, pihaknya belum bisa memastikan karena menunggu Pemkab Badung. “Ini informal, ya, saya berharap Agustus/ September itu Gedung D itu kita fungsikan untuk Lantai IV ruang rawat inap, Lantai III untuk ruang intensif, Lantai II untuk poliklinik, Lantai I untuk ruang operasi dan poliklinik,” jelasnya.

Sementara ia  berharap masyarakat tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Selain itu, mewaspadai klaster baru Covid-19 dari kegiatan keagamaan, pasar, dan perkantoran yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

 

“Yang saya takutkan, kalau tidak penyebabnya kita kendalikan, ini kan terakhir ya rumah sakit. Penyebabnya adalah satu klaster upacara, klaster di pasar, klaster di perkantoran. Nah, kalau tidak itu kita intensifkan, berapapun kita siapkan (ruangan), tidak akan (cukup),” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/