29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:41 AM WIB

Pancoran Solas Dibanjiri Pemedek, Ini Keunggulannya…

RadarBali.com – Sehari setelah hari suci Saraswati (Banyu Pinaruh), Minggu (20/8)  umat Hindu melangsungkan pengelukatan  (pembersihan diri) di pantai.

Namun, kini tidak hanya pantai disasar, umat juga menyasar tempat pengelukatan lainnya.  Salah satunnya di Pengelukatan Pancoran Solas Pura Tirta Taman Mumbul, Sangeh, Abiansemal.

Bahkan, mulai pagi pemedek (umat yang sembahyang) dan juga pengunjung banyak berdatangan ke pengelukatan pancoran solas tersebut.

Keberadaan Pura Tirta Taman mumbul berada di sebuah kawasan wisata Desa Sangeh Abiansemal Kabupaten Badung.

Tempat sembahyang dan melukat terletak kurang lebih 1 km dari objek wisata alam Sangeh. Areal tersebut tergolong asri dan indah.

Obyek Wisata Taman Mumbul dikelola oleh Desa Adat Sangeh melibatkan pemuda setempat yang tergabung dalam STA (Sangeh Tradisional Activity).

Selain sebagai destinasi baru, Taman Mumbul juga dijadikan lokasi upakara agama, khususnya upacara melasti oleh 10 Desa Adat yang ada di kecamatan Abiansemal dan Petang.

Air dalam kolam Bebengan Taman Mumbul juga difungsikan untuk mengairi subak sangeh atau sekitar 250 hektar  sawah.

Pada banyu pinaruh, mulai areal parkir sudah dijejali mobil dan juga sepeda motor pengujung.

Dominan  pengunjung yang datang dari masyarakat Bali tapi ada juga beberapa tamu manca negara.

Para pengunjung tersebut juga lengkap dengan sarana dan prasarana. Seperti berpakaian adat untuk sembahyang lengkap dengan membawa canang.

Sebelum melukat, khusus untuk umat Hindu melakukan persembahyangan terlebih dahulu. Setelah itu, baru kemudian masuk ke pancoran tempat pengelukatan.

Pengelukatan Pancoran Solas di Sangeh ini memiliki 11 pancoran yang mana setiap pancuran sebagai simbol dari kekuatan Tuhan.

Yaitu simbol dari kekuatan Dewata Nawasanga yang menjaga sembilan penjuru mata angin mulai dari pancuran paling kiri yaitu simbol dari Dewa Siwa, Sambu, Sangkara, Rudra, Maheswara, Wisnu, Mahadewa, Brahma dan Iswara kemudian di tambah lagi dua pancuran yaitu pancoran sebagai simbul kekuatan Dewi Saraswati dan Dewi Gangga.  

Untuk melukat di mulai dari kanan yaitu pancuran Dewi Gangga yang dipercaya sebagai penyeimbang energi.

Kemudian Dewi Saraswati sebagai sumber ilmu pengetahuan. Keberadaan pancuran Dewi Saraswati di kawasan Pengelukatan Pancoran Solas tersebut, dipercaya bisa menuntun umat dalam memahami ilmu pengetahuan, agar sang Dewi memberikan tuntunan yang terbaik agar ilmu yang dipelajari bisa berguna untuk diri sendiri dan masyarakat.

Tak heran pada Hari Saraswati hingga Banyu Pinaruh banyak juga banyak dikunjungi oleh anak-anak sekolah yang sedang menuntut ilmu pengetahuan.

Ketua Pengelola Taman Mumbul, Ida Bagus Made Bawa juga menerangkan, pada perayaan Hari Saraswati ini sudah ada ribuan pemedek atau pengunjung untuk melakukan persembahyangan dan pengelukatan di Pancoran Solas ini.

“Pengunjung sudah hari Sabtu (pada Hari Saraswati) sudah ramai.  Usai siswa sembahyang di sekolahnya mereka melanjutkan sembahyang dan melukat ke pancoran solas ini, ” jelas IB Made Bawa ditemui di lokasi Objek Wisata Taman Mumbul, Minggu kemarin.

Selain pada hari suci Agama Hindu, pada hari libur Sabut-Minggu dan juga libur Nasional juga banyak ada pengunjung yang berdatangan ke Taman Mumbul.

Bahkan dari kalangan tamu mancanegara juga kerap ada saja yang melakukan persembahyangan dan melukat. 

“Alasan pemedek untuk melukat ke Tirta Taman Mumbul bermacam-macam. Ada keinginan sendiri, petunjuk dari orang pintar, dan lainnya sesuai kepercayaan mereka masing-masing, ” terangnya.

Sementara Ni Luh Srinadi salah satu pemedek dari Denpasar Barat mengakui baru pertama kali melakukan persembahyangan dan melukat di Pengelukatan Pancoran Solas ini.

Bahkan, ia mengetahui keberadaan pancoran solas ini dari Google. “Saya baru pertama kali ke sini dan taunya dari Google. Saya ke sini mau membersihkan diri atau melukat, ” jelas ditemui usai melakukan pengelukatan.

Pun begitu, rasa segar dan pikiran jernih pun dirasakan olehnnya. Karena Srinadi ini tergolong umat yang rutin untuk melangsungkan pengelukatan di sejumlah tempat di Bali.

“Ya, lumayan sering biasanya kami melukat bersama keluarga. Kadang kami melukat ke Tirta Empul, Sebatu, Tirta Sudamala dan masih banyak lagi, ” pungkasnya.

RadarBali.com – Sehari setelah hari suci Saraswati (Banyu Pinaruh), Minggu (20/8)  umat Hindu melangsungkan pengelukatan  (pembersihan diri) di pantai.

Namun, kini tidak hanya pantai disasar, umat juga menyasar tempat pengelukatan lainnya.  Salah satunnya di Pengelukatan Pancoran Solas Pura Tirta Taman Mumbul, Sangeh, Abiansemal.

Bahkan, mulai pagi pemedek (umat yang sembahyang) dan juga pengunjung banyak berdatangan ke pengelukatan pancoran solas tersebut.

Keberadaan Pura Tirta Taman mumbul berada di sebuah kawasan wisata Desa Sangeh Abiansemal Kabupaten Badung.

Tempat sembahyang dan melukat terletak kurang lebih 1 km dari objek wisata alam Sangeh. Areal tersebut tergolong asri dan indah.

Obyek Wisata Taman Mumbul dikelola oleh Desa Adat Sangeh melibatkan pemuda setempat yang tergabung dalam STA (Sangeh Tradisional Activity).

Selain sebagai destinasi baru, Taman Mumbul juga dijadikan lokasi upakara agama, khususnya upacara melasti oleh 10 Desa Adat yang ada di kecamatan Abiansemal dan Petang.

Air dalam kolam Bebengan Taman Mumbul juga difungsikan untuk mengairi subak sangeh atau sekitar 250 hektar  sawah.

Pada banyu pinaruh, mulai areal parkir sudah dijejali mobil dan juga sepeda motor pengujung.

Dominan  pengunjung yang datang dari masyarakat Bali tapi ada juga beberapa tamu manca negara.

Para pengunjung tersebut juga lengkap dengan sarana dan prasarana. Seperti berpakaian adat untuk sembahyang lengkap dengan membawa canang.

Sebelum melukat, khusus untuk umat Hindu melakukan persembahyangan terlebih dahulu. Setelah itu, baru kemudian masuk ke pancoran tempat pengelukatan.

Pengelukatan Pancoran Solas di Sangeh ini memiliki 11 pancoran yang mana setiap pancuran sebagai simbol dari kekuatan Tuhan.

Yaitu simbol dari kekuatan Dewata Nawasanga yang menjaga sembilan penjuru mata angin mulai dari pancuran paling kiri yaitu simbol dari Dewa Siwa, Sambu, Sangkara, Rudra, Maheswara, Wisnu, Mahadewa, Brahma dan Iswara kemudian di tambah lagi dua pancuran yaitu pancoran sebagai simbul kekuatan Dewi Saraswati dan Dewi Gangga.  

Untuk melukat di mulai dari kanan yaitu pancuran Dewi Gangga yang dipercaya sebagai penyeimbang energi.

Kemudian Dewi Saraswati sebagai sumber ilmu pengetahuan. Keberadaan pancuran Dewi Saraswati di kawasan Pengelukatan Pancoran Solas tersebut, dipercaya bisa menuntun umat dalam memahami ilmu pengetahuan, agar sang Dewi memberikan tuntunan yang terbaik agar ilmu yang dipelajari bisa berguna untuk diri sendiri dan masyarakat.

Tak heran pada Hari Saraswati hingga Banyu Pinaruh banyak juga banyak dikunjungi oleh anak-anak sekolah yang sedang menuntut ilmu pengetahuan.

Ketua Pengelola Taman Mumbul, Ida Bagus Made Bawa juga menerangkan, pada perayaan Hari Saraswati ini sudah ada ribuan pemedek atau pengunjung untuk melakukan persembahyangan dan pengelukatan di Pancoran Solas ini.

“Pengunjung sudah hari Sabtu (pada Hari Saraswati) sudah ramai.  Usai siswa sembahyang di sekolahnya mereka melanjutkan sembahyang dan melukat ke pancoran solas ini, ” jelas IB Made Bawa ditemui di lokasi Objek Wisata Taman Mumbul, Minggu kemarin.

Selain pada hari suci Agama Hindu, pada hari libur Sabut-Minggu dan juga libur Nasional juga banyak ada pengunjung yang berdatangan ke Taman Mumbul.

Bahkan dari kalangan tamu mancanegara juga kerap ada saja yang melakukan persembahyangan dan melukat. 

“Alasan pemedek untuk melukat ke Tirta Taman Mumbul bermacam-macam. Ada keinginan sendiri, petunjuk dari orang pintar, dan lainnya sesuai kepercayaan mereka masing-masing, ” terangnya.

Sementara Ni Luh Srinadi salah satu pemedek dari Denpasar Barat mengakui baru pertama kali melakukan persembahyangan dan melukat di Pengelukatan Pancoran Solas ini.

Bahkan, ia mengetahui keberadaan pancoran solas ini dari Google. “Saya baru pertama kali ke sini dan taunya dari Google. Saya ke sini mau membersihkan diri atau melukat, ” jelas ditemui usai melakukan pengelukatan.

Pun begitu, rasa segar dan pikiran jernih pun dirasakan olehnnya. Karena Srinadi ini tergolong umat yang rutin untuk melangsungkan pengelukatan di sejumlah tempat di Bali.

“Ya, lumayan sering biasanya kami melukat bersama keluarga. Kadang kami melukat ke Tirta Empul, Sebatu, Tirta Sudamala dan masih banyak lagi, ” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/