DENPASAR – Sebelum hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H yang jatuh hari ini dan besok, Tempat Pemakaman Muslim Wanasari Maruti, di Jalan Maruti Nomor 13, Denpasar diramaikan peziarah.
Ratusan umat Muslim mendoakan keluarganya sebelum mereka merayakan Lebaran dan sebelum mereka mudik ke kampung masing-masing.
Tidak hanya peziarah yang ramai untuk nyekar di kuburan keluarga mereka. Tapi, pedagang bunga musiman pun banyak membuka lapak di depan kuburan tersebut.
Tampak dari siang sudah ramai dan puncaknya pada sore hari. Salah seorang peziarah, Ani, saat ditemui kemarin mengaku hampir setiap minggu melakukan ziarah, tepatnya setiap malam Jumat.
Apalagi bertepatan dengan menjelang Lebaran. Maka, sudah menjadi kewajiban pihaknya mendoakan almarhum agar bisa bebas dari siksa kubur.
Selain itu, sebelum merayakan hari raya Idul Fitri, dia ingin meminta maaf dengan keluarganya yang sudah tiada.
“Saya setiap minggu, apalagi malam Jumat saya kesini. Untuk mendoakan almarhum agar bisa membebaskan dari siksa kubur.
Kalau menurut orang Islam kan kalau puasa ziarah agar dibebaskan dari siksa kubur. Kan biasanya malam Jumat nyekar,” ucap warga yang tinggal di Jalan Kebo Iwa, Denpasar
Sementara itu, hal yang sama dilakukan Sudar, peziarah untuk nyekar di kuburan neneknya. Da datang sendiri tanpa keluarga.
Hal itu dia rutin lakukan sebelum hari raya besar Islam, seperti sebelum Idul Fitri ini. “Sebelum Idul Fitri rutin. Biasanya setiap minggu.
Berdoa. Mendoakan dan nyekar di kuburan nenek,” ucapnya sembari mengatakan setelah dari kuburan dia akan langsung mudik.
Sementara itu, Syahsudin, tukang gali kubur di kuburan Wanasari Maruti, mengatakan bahwa peziarah memang ramai yang datang apalagi menjelang hari besar agama Islam.
Para peziarah sebagian besar dari Kota Denpasar. Mereka mendoakan sanak keluarganya yang sudah lebih dulu meninggalkan mereka.
“Dagang bunga pun banyak memang musiman, dagang bunga. Biasa musiman. Hari raya dan menjelang puasa. Kamisan kan biasa. Biasa mereka kirim doa. Dari sanak family. Tinggal dari luar kampung Jawa. anggota kan banyak,” ujarnya.
Dia menambahkan jumlah makam di kuburan tersebut sudah sangat banyak. Bahkan banyak tumpang tindih sampai empat jenazah.
“Jumlah makam, sudah tumpeng tindih, ada yang lima ditindih. Sudah penuh. Kami bersyukur ada perluasaan di bagian timur,” tukasnya.