RadarBali.com – Malang nian nasib Muhammad Diki Saputra siswa kelas 5 yang bersekolah di MI Al-Hidayah, Bangli.
Bocah berusia 10 tahun itu mengidap gizi buruk dan tumor di bagian paha kanannya. Minggu (15/10) kemarin, Diki di rawat di ruangan cempaka 3 kamar nomor 309 RS Sanglah.
Diki ditemani oleh ayah dan ibunya. Miris melihat kondisi buah hati dari pasangan Mujani, 45 dan Kasihati, 35.
Pasalnya tubuhnya kurus, wajahnya pucat dan hanya terbaring lemah di bed tempat tidur. Bahkan berjalan pun dia tak mampu.
Orang tuanya, Kasihati, 35 mengatakan, selama empat hari Diki dirawat di RSUD Bangli. Karena kondisi sakit tumor yang semakin parah, kemudian dirujuk kembali ke RS Sanglah.
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Kasihati menyebut anaknya mengidap penyakit tumor di paha kanan. Setelah hasil diagnose dokter RSUD Bangli. Penyakit tersebut bukan bawaan dari lahir atau sejak dalam kandungan.
Awal mula penyakit tumor yang diderita Diki. Dengan gejala awal penyakit bisul di paha kiri. Saat itu masih dapat berjalan secara normal.
Setelah bebarapa hari kemudian di paha kanannya terasa panas, timbul warna merah pada kulit. Barulah muncul benjolan.
“Saya tidak percaya jika Diki idap tumor. Setelah hasil diagnose medis dikeluarkan oleh RSUD Bangli yang menyebutkan Diki idap tumor.
Saya dan keluarga langsung shock mendengar kabar tersebut,” ujar perempuan yang bekerja sebagai penjual bakso.
Selain itu dikatakan Kasihati buah hatinya juga mengalami gizi buruk dengan berat badan 15 kilogram. Penyebab gizi buruk, karena Diki saat mengalami sakit selama satu bulan tidak pernah mau makan.
Dokter RS Sanglah sudah mendiagnose bahwa Diki kekurangan Gizi. Diki saat ini dia tidak dapat berjalan akibat penyakit tumor di paha kanan. Sudah dua minggu Diki tidak bersekolah.
Disinggung soal biaya pengobatan, Ibu kandung Diki menututurkan mulanya Diki masuk dalam pasien umum.
Namun salah satu dokter dari RSUD Bangli yang menyarankan untuk menggunakan BPJS Kesehatan. Dokter tersebut membantu untuk mendaftar Diki ke jaminan kesehatan nasional (JKN).
“Kalau saat itu tidak dibantu, maka saya dan keluarga tak sanggup menanggung biaya rumah sakit,” ucap perempuan yang tinggal di Banjar Pekuwon, Jalan LC Ume Bukal, Cempaga, Bangli.
Mengenai kapan akan dilakukan operasi, hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak rumah sakit. Katanya menunggu kondisi tubuh Diki stabil dan normal.
“Saya berharap mudah-mudahan cepat di operasi dan Diki sembuh dari penyakitnya. Kemudian Diki dapat bersekolah kembali,” tambahnya.