29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:25 AM WIB

Bulan Juni Transmisi Lokal Melonjak, Sekda Kritik Disiplin Masyarakat

DENPASAR – Ketua Harian GTPP Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengakui ada pelonjakan yang cukup besar dalam kasus transmisi lokal pada bulan Juni ini.

Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Evaluasi Upaya Menekan Transmisi Lokal yang dilaksanakan secara daring dari ruang kerjanya.

Dalam paparannya, Dewa Indra menyampaikan kronologi masuknya Covid-19 ke Daerah Bali, trend kasus dan upaya penanganan yang telah dilaksanakan Gugus Tugas.

Menurut Sekdaprov Bali, ini, pada bulan-bulan awal, kasus Covid -19 di Daerah Bali didominasi oleh imported case (infeksi yang bersumber dari lokasi di luar suatu wilayah, seperti luar kota atau luar negeri).

Mengacu pada fakta di lapangan, kasus imported case Covid-19 di daerah Bali didominasi oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Pada saat itu, ujar Dewa Indra, gugus tugas menerapkan SOP khusus yaitu lokalisir carrier. Pihaknya melakukan pemeriksaan yang sangat ketat terhadap PMI melalui rapid test dan uji SWAB.

Mereka yang positif langsung ditangani gugus tugas provinsi, sementara yang negatif dikarantina oleh pemerintah kabupaten/kota.

Pemprov Bali juga melibatkan peran aktif desa adat dengan membentuk satgas gotong royong. Upaya tersebut terbukti cukup efektif dan hingga akhir Mei kasus transmisi lokal berhasil dikendalikan. 

Namun, dia tak menutup mata bahwa memasuki bulan Juni, kasus Covid-19 di Pulau Dewata mengalami dinamika dengan adanya penambahan transmisi lokal.

Bahkan, data per 5 Juni 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus transmisi lokal telah melampaui imported case.

Oleh sebab itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali melakukan perubahan strategi yaitu dengan menggencarkan

edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.

“Naiknya angka transmisi lokal ini adalah bukti bahwa ada sebagian masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan

seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, menjaga jarak dan menjaga stamina tubuh,” bebernya.

Masih terkait dengan kasus transmisi lokal, birokrat kelahiran Buleleng ini menyebut pasar sebagai tempat berisiko dan menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19. 

Menanggapi beberapa usul dari peserta rapat, Sekda Dewa Indra menyimpulkan beberapa hal yang akan segera ditindak lanjuti antara lain,

Pertama, perlu upaya pencegahan transmisi lokal harus dilakukan secara bersama-sama. Khusus terkait dengan upaya pencegahan di pasar maka Disperindag Provinsi Bali

diminta segera melakukan koordinasi dengan Disperindag Kabupaten/Kota untuk melakukan upaya pengawasan dan sosialisasi secara masif di pasar -pasar. 

Kedua, diperlukan suatu upaya pengawasan atau kontrol yang kuat di lingkungan pasar yang melibatkan untur TNI/Polri sehingga pengawasan kepada masyarakat yang belum patuh terhadap protokol kesehatan dapat dilakukan.

Ketiga, ujar Dewa Indra, upaya sosialisasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang kurang informasi harus terus dilakukan baik menggunakan media sosial, cetak maupun elektronik.

Keempat, penguatan satgas gotong royong harus kembali digalakkan untuk meminimalisir penyebaran transmisi lokal di wilayah pedesaan. 

“Kesimpulan ini akan segera saya tindak lanjuti, nanti akan dituangkan dalam bentuk surat edaran atau lainnya. Untuk itu saya meminta seluruh komponen mari

kita perkuat kerjasama dalam upaya menekan penyebaran virus ini, sehingga virus ini dapat segera berlalu,” pungkasnya seraya menutup rapat tersebut. 

DENPASAR – Ketua Harian GTPP Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengakui ada pelonjakan yang cukup besar dalam kasus transmisi lokal pada bulan Juni ini.

Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Evaluasi Upaya Menekan Transmisi Lokal yang dilaksanakan secara daring dari ruang kerjanya.

Dalam paparannya, Dewa Indra menyampaikan kronologi masuknya Covid-19 ke Daerah Bali, trend kasus dan upaya penanganan yang telah dilaksanakan Gugus Tugas.

Menurut Sekdaprov Bali, ini, pada bulan-bulan awal, kasus Covid -19 di Daerah Bali didominasi oleh imported case (infeksi yang bersumber dari lokasi di luar suatu wilayah, seperti luar kota atau luar negeri).

Mengacu pada fakta di lapangan, kasus imported case Covid-19 di daerah Bali didominasi oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Pada saat itu, ujar Dewa Indra, gugus tugas menerapkan SOP khusus yaitu lokalisir carrier. Pihaknya melakukan pemeriksaan yang sangat ketat terhadap PMI melalui rapid test dan uji SWAB.

Mereka yang positif langsung ditangani gugus tugas provinsi, sementara yang negatif dikarantina oleh pemerintah kabupaten/kota.

Pemprov Bali juga melibatkan peran aktif desa adat dengan membentuk satgas gotong royong. Upaya tersebut terbukti cukup efektif dan hingga akhir Mei kasus transmisi lokal berhasil dikendalikan. 

Namun, dia tak menutup mata bahwa memasuki bulan Juni, kasus Covid-19 di Pulau Dewata mengalami dinamika dengan adanya penambahan transmisi lokal.

Bahkan, data per 5 Juni 2020 menunjukkan bahwa jumlah kasus transmisi lokal telah melampaui imported case.

Oleh sebab itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali melakukan perubahan strategi yaitu dengan menggencarkan

edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.

“Naiknya angka transmisi lokal ini adalah bukti bahwa ada sebagian masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan

seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, menjaga jarak dan menjaga stamina tubuh,” bebernya.

Masih terkait dengan kasus transmisi lokal, birokrat kelahiran Buleleng ini menyebut pasar sebagai tempat berisiko dan menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19. 

Menanggapi beberapa usul dari peserta rapat, Sekda Dewa Indra menyimpulkan beberapa hal yang akan segera ditindak lanjuti antara lain,

Pertama, perlu upaya pencegahan transmisi lokal harus dilakukan secara bersama-sama. Khusus terkait dengan upaya pencegahan di pasar maka Disperindag Provinsi Bali

diminta segera melakukan koordinasi dengan Disperindag Kabupaten/Kota untuk melakukan upaya pengawasan dan sosialisasi secara masif di pasar -pasar. 

Kedua, diperlukan suatu upaya pengawasan atau kontrol yang kuat di lingkungan pasar yang melibatkan untur TNI/Polri sehingga pengawasan kepada masyarakat yang belum patuh terhadap protokol kesehatan dapat dilakukan.

Ketiga, ujar Dewa Indra, upaya sosialisasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang kurang informasi harus terus dilakukan baik menggunakan media sosial, cetak maupun elektronik.

Keempat, penguatan satgas gotong royong harus kembali digalakkan untuk meminimalisir penyebaran transmisi lokal di wilayah pedesaan. 

“Kesimpulan ini akan segera saya tindak lanjuti, nanti akan dituangkan dalam bentuk surat edaran atau lainnya. Untuk itu saya meminta seluruh komponen mari

kita perkuat kerjasama dalam upaya menekan penyebaran virus ini, sehingga virus ini dapat segera berlalu,” pungkasnya seraya menutup rapat tersebut. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/