25.8 C
Jakarta
26 April 2024, 7:16 AM WIB

Astungkara…Uji Laboratorium Dua Pasien Flu Burung Negatif

RadarBali.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menjelaskan perkembangan terbaru pasien suspect flu burung (H5N1).

Menurut Suarjaya, saat ini yang dirawat di RS Sanglah hanya satu pasien atas nama Kadek Davina. Sementara pasien lainnya yang berasal dari Batu Bulan Gianyar sudah diizinkan pulang. 

Hasil uji lab terhadap kedua pasien sudah dilakukan dengan mengambil sampel darah. “Hasil uji lab micro Unud dan Litbangkes, darah kedua pasien tersebut negatif virus H5N1,” ujar Suarjaya. 

Untuk mencegah dan menghindari virus H5N1, kata dia, masyarakat harus mulai dengan gerakan masyarakat hidup sehat dan bersih.

Yakni dengan lingkungan bersih, kalau ada kematian unggas cepat ditanam, cuci tangan, jangan menyentuh langsung hewan mati, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Pasalnya, kata dia, sumber penularan virus ini melalui ayam, burung, bebek, kuwir, angsa dan jenis-jenis unggas lainnya. 

Gejala flu burung awalnya seperti  flu (ILI=influensa like illness), tetapi lebih berat sampai menimbulkan radang paru (Pneumonia) dengan gejala sesak nafas, batuk-batuk berat, sampai bisa terjadinya gagal nafas. Hingga menimbul kematian pada penderitanya. 

“Sampai hari tim kami masih terus melakukan sosialisasi di masyarakat dan menghimbau agar warga terus menjaga kebersihan dan waspada terhadap virus H5N1. Kemudian langkah-langkah antisipatif dengan mengaktifkan dan memperluas surveilans penyakit di seluruh Bali. Pemberian tamiflu pada kontak terutama dengan gejala-gejala ILI,” jelas Suarjaya.

RadarBali.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menjelaskan perkembangan terbaru pasien suspect flu burung (H5N1).

Menurut Suarjaya, saat ini yang dirawat di RS Sanglah hanya satu pasien atas nama Kadek Davina. Sementara pasien lainnya yang berasal dari Batu Bulan Gianyar sudah diizinkan pulang. 

Hasil uji lab terhadap kedua pasien sudah dilakukan dengan mengambil sampel darah. “Hasil uji lab micro Unud dan Litbangkes, darah kedua pasien tersebut negatif virus H5N1,” ujar Suarjaya. 

Untuk mencegah dan menghindari virus H5N1, kata dia, masyarakat harus mulai dengan gerakan masyarakat hidup sehat dan bersih.

Yakni dengan lingkungan bersih, kalau ada kematian unggas cepat ditanam, cuci tangan, jangan menyentuh langsung hewan mati, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Pasalnya, kata dia, sumber penularan virus ini melalui ayam, burung, bebek, kuwir, angsa dan jenis-jenis unggas lainnya. 

Gejala flu burung awalnya seperti  flu (ILI=influensa like illness), tetapi lebih berat sampai menimbulkan radang paru (Pneumonia) dengan gejala sesak nafas, batuk-batuk berat, sampai bisa terjadinya gagal nafas. Hingga menimbul kematian pada penderitanya. 

“Sampai hari tim kami masih terus melakukan sosialisasi di masyarakat dan menghimbau agar warga terus menjaga kebersihan dan waspada terhadap virus H5N1. Kemudian langkah-langkah antisipatif dengan mengaktifkan dan memperluas surveilans penyakit di seluruh Bali. Pemberian tamiflu pada kontak terutama dengan gejala-gejala ILI,” jelas Suarjaya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/