31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 16:02 PM WIB

Sembahyang Galungan Bergilir, Tetap Khidmat dengan Protokol Ketat

DENPASAR – Di bawah pengawasan para pecalang Banjar Abasan, Desa Dangin Puri, para pemedek atau orang yang sembahyang di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Para pemedek yang datang ke pura terbesar di Kota Denpasar itu diminta cuci tangan. Sebelum masuk pura, satu per satu pemedek diceh suhu tubuhnya.

Setelah masuk pura, para pemedek yang datang dari berbagai penjuru Kota Denpasar juga diwajibkan menjaga jarak.

Dalam persembahyangan Hari Raya Galungan kemarin, kapasitas pemedek juga dibatasi. Jika sebelum pandemi bisa 500 orang sekali sembahyang, maka kemarin pemedek yang masuk harus bergiliran.

“Jadi, sembahyangnya menggunakan sistem buka tutup. Setelah pura terisi separuh langsung ditutup, pemedek berikutnya menunggu giliran di luar,” jelas juru bicara Pemkot Denpasar, I Dewa Gede Rai, kemarin.

Para pemedek Sebagian tampak menunggu di halaman pura, Sebagian lagi menunggu di lapangan depan pura.

Penerapan protokol kesehatan ini juga berlaku di pura lainnya di Kota Denpasar. Sebagian pura mengatur jaga jarak pemedek dengan memberikan tanda tempat duduk.

Lebih lanjut dijelaskan, Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra juga sudah pekan lalu sudah mengumpulkan semua bendesa, perbekel, dan lurah.

Hal ini berkaitan dengan banyaknya dewasa ayu atau hari baik dalam waktu dekat. Setelah Galungan ada Kuningan.

Selanjutnya, ada hari baik untuk ngaben dan menikah. Nah, di tengah hari baik beruntun itu, wali kota meminta bendesa, perbekel, lurah dan pihak terkait lainnya agar tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Para bendesa, perbekel, dan lurah diminta mengawasi warganya kaeena perkembangan Covid-19 di Kota Denpasar meningkat cukup signifikan,” tegas Dewa Rai.

Termasuk warga perantauan di Kota Denpasar yang pulang kampung ke daerah lain di Bali diingatkan menjaga diri.

Saat bertemu keluarga jangan sampai terjadi perpindahan virus. “Walau bertemu keluarga tetap menjaga jarak karena banyak klaster baru keluarga,” tukasnya.

Dengan adanya jaga jarak dan penerapan protokol kesehatan secara ketat, diharapkan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

DENPASAR – Di bawah pengawasan para pecalang Banjar Abasan, Desa Dangin Puri, para pemedek atau orang yang sembahyang di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Para pemedek yang datang ke pura terbesar di Kota Denpasar itu diminta cuci tangan. Sebelum masuk pura, satu per satu pemedek diceh suhu tubuhnya.

Setelah masuk pura, para pemedek yang datang dari berbagai penjuru Kota Denpasar juga diwajibkan menjaga jarak.

Dalam persembahyangan Hari Raya Galungan kemarin, kapasitas pemedek juga dibatasi. Jika sebelum pandemi bisa 500 orang sekali sembahyang, maka kemarin pemedek yang masuk harus bergiliran.

“Jadi, sembahyangnya menggunakan sistem buka tutup. Setelah pura terisi separuh langsung ditutup, pemedek berikutnya menunggu giliran di luar,” jelas juru bicara Pemkot Denpasar, I Dewa Gede Rai, kemarin.

Para pemedek Sebagian tampak menunggu di halaman pura, Sebagian lagi menunggu di lapangan depan pura.

Penerapan protokol kesehatan ini juga berlaku di pura lainnya di Kota Denpasar. Sebagian pura mengatur jaga jarak pemedek dengan memberikan tanda tempat duduk.

Lebih lanjut dijelaskan, Wali Kota IB Rai Dharmawijaya Mantra juga sudah pekan lalu sudah mengumpulkan semua bendesa, perbekel, dan lurah.

Hal ini berkaitan dengan banyaknya dewasa ayu atau hari baik dalam waktu dekat. Setelah Galungan ada Kuningan.

Selanjutnya, ada hari baik untuk ngaben dan menikah. Nah, di tengah hari baik beruntun itu, wali kota meminta bendesa, perbekel, lurah dan pihak terkait lainnya agar tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Para bendesa, perbekel, dan lurah diminta mengawasi warganya kaeena perkembangan Covid-19 di Kota Denpasar meningkat cukup signifikan,” tegas Dewa Rai.

Termasuk warga perantauan di Kota Denpasar yang pulang kampung ke daerah lain di Bali diingatkan menjaga diri.

Saat bertemu keluarga jangan sampai terjadi perpindahan virus. “Walau bertemu keluarga tetap menjaga jarak karena banyak klaster baru keluarga,” tukasnya.

Dengan adanya jaga jarak dan penerapan protokol kesehatan secara ketat, diharapkan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/