MANGUPURA– Cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang kembali terjadi. Senin (17/10) wilayah Badung juga diterjang hujan lebat.
Ada 33 titik bencana alam mulai longsor, pohon tumbang, banjir serta lainnya yang terjadi di wilayah Kecamatan Petang, Abiansemal dan Mengwi. Beruntung tidak ada yang memakan korban jiwa.
Namun masyarakat tetap diminta untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.
Berdasarkan rekapitalisasi kebencanaan oleh BPBD Badung. Ada pun bencana terjadi di Kecamatan Petang yakni tanah longsor sebanyak 13 lokasi, pohon tumbang di tiga lokasi, dan satu tembok sekolah jebol akibat diterjang banjir. Kemudian di Kecamatan Abiansemal terjadi empat pohon tumbang, yang salah satunya menimpa bangunan di Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Pala Sangeh.
Kemudian ada penyangga jembatan penghubung desa Sibangkaja-Blungbungan rusak akibat terjangan air sungai. Selain itu ada pohon tumbang menutupi akses jalan Banjar Keraman, Abiansemal dan tanah longsor mengakibatkan pelinggih Pura Beji Menahan Banjar Raketan, Desa Taman, Abiansemal rusak.
Di Kecamatan Mengwi tercatat telah terjadi 9 bencana. Namun dari keseluruhan bencana yang terjadi didominasi oleh adanya banjir di enam lokasi.
Bahkan banjir ini sampai menghanyutkan beberapa pelinggih pura. Seperti di Pura Pesambiyangan Danu Beratan, Banjar Balangan, Desa Kuwum, Pura Periyangan Pesiraman Dalem Melanting, di Desa Kekeran, dan Pura Batan Gatep di Banjar Tambak Sari, Kelurahan Kapal.
Selain itu ada juga tanah longsor yang menyebabkan kerusakan di Pura Beji Desa Adat Ayunan. dua kejadian lainnya yakni tanah longsor di Banjar Balangan, Desa Kuwum, dan pohon tumbang di Desa Ayunan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung I Wayan Darma mengakui bahwa bencana terbanyak terjadi di Kecamatan Petang, dengan jumlah mencapai 17 bencana. Namun dari keseluruhan bencana, terbanyak yang tercatat yakni adanya tanah longsor dan pohon tumbang.
“Boleh dikatakan cukup lumayan ada bencana, khususnya di Kecamatan Petang. Kalau kemarin di Kecamatan Abiansemal, sekarang di Petang yang menjadi amukan bencana,” beber Darma
Kata dia, dari keseluruhan bencana disebabkan oleh adanya cuaca ekstrem, yakni hujan deras yang terjadi sejak Minggu (16/10) siang.
Bahkan untuk wilayah Petang kebanyakan bencana terjadi di Desa Petang, Pangsan dan Sulangai. Namun dari banyaknya bencana untungnya tidak sampai merenggut korban jiwa. “Kalau pun ada bencana, tetapi sampai saat ini tidak ada korban,” ungkapnya.
Selain itu, di beberapa lokasi juga terjadi luapan air sungai. Seperti di Desa Getasan, Petang, banjir di lokasi tersebut sampai menyebabkan tembok di TK Kumara Ngurah Rai roboh. Bahkan air sampai menggenangi halaman sekolah.
Mengingat lokasi sekolah tersebut berada di sebelah sungai. “Naiknya debit air sungai itu dari jam 6-8 pagi hingga akhirnya terjadi banjir di Desa Getasan tetapi untungnya tidak masuk ke pemukiman. Selain itu ada Dam (bendungan) yang di sebelah kirinya amblas,” terangnya,
Sementara untuk penanganan kebencanaan telah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) sejak pagi hari. Kemudian penanganan bencana ini juga bekerjasama dengan Dinas PUPR Badung, TNI/Polri melalui Babinsa dan Babinkamtibmas di masing-masing desa, Satpol PP dan Dishub Badung untuk pengamanannya, ada juga dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Badung, Dinas DLHK Badung dan stakeholder lainnya .
“Dinas PUPR juga sampai menurunkan alat berat untuk penanganan material tanah longsor. Selain itu aparat desa juga telah menurunkan tenaga di desa untuk melakukan penanganan,” pungkasnya. (dwija putra/radar bali)