33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:42 PM WIB

Kritik Koster, Gendo: Apa Gunanya We Love Bali yang Habiskan Rp20 M?

DENPASAR –  Gubernur Bali, I Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 2021 tahun 2020 tentang Libur Nataru di Bali. Kontan SE tersebut menuai polemik di masyarakat. Pasalnya, banyak tamu yang batal untuk berlibur ke Bali atas sejumlah persyaratan yang muncul dalam SE tersebut.

I Wayan Gendo Suardana  salah satu aktivitas di Bali mengatakan, begitu banyaknya ahli semestinya Gubernur Bali lebih arif dalam menyikapi situasi sosial di masa pandemi covid-19 ini. Setidaknya tidak dilakukan dengan dadakan atas keluarnya SE tersebut. 

“Masak nggak visioner dalam membaca situasi sosial dan psikologis massa? Trus jika  kebijakan semacam ini dilakukan dadakan, apa gunanya program “we love bali” yang selama ini menelan anggaran dana Rp 20 M-an, apa gunanya sertifikat tatanan era baru dan lain-lain,” tegas Gendo Suardana dikonfirmasi, Rabu (16/12).

Selain itu, Gendo Suardana juga mengunggah status di media sosial Facebook pribadinya. Dalam unggahan yang disertai screenshot chat temannya yang pelaku wisata mengakui miris melihat kondisi teman-temannya di pelaku wisata. “Serasa miris membaca chat salah satu kawan saya yang bekerja sebagai sopir lepas. Dengan kebijakan seab berbasis PCR dan rapid antingen utnuk masuk ke Bali, entah apa yg dimaui?” tulisnya.

“Katanya mesti ilmiah, trus apa dasar ilmiah dari penggunaan SWAB /Rapid test sebagai syarat perjalanan? Bukankah sudah banyak ahli dan banyak organisasi profesi yang memberikan penolakan bahwa mereka menolak penggunaan Swab dab rapid test sebagai syarat perjalanan karena tiada guna?”.

“Apa pertimbangan @gubernur.Bali ini? Kemarin guyurkan dana banyak untuk kampanye we love bali tetapi sekarang orang mau ke Bali “kehadang” ama kebijakan seperti ini. Bisa gak KOSTER memberikan penjelasan gamblang ke rakyat? Jelaskan sejelas-jelasnya, jangan cuman bisa bikin surat edaran saja. Jangan juga kebijakan yang menyangkut ekonomi disusun “diatas meja” saja”.

Kemudian, statusnya di media sosial juga direspons oleh berbagai kalangan. Bahkan diantaranya mereka mencurahkan isi hatinya di kolom komentarnya. Facebook atas nama Wayan Sukses ia mengakui kekecewaannya atas keluarnya SE tersebut. Bahkan tamu yang sudah booking malah batal untuk berlibur ke Bali. Dalam unggahan menulis “Uang Sudah Saya Belikan Beras Pak Yan Skr Di Minta Sama Tamunya,” tulisnya.  Di kolom komentar tersebut ia juga mengunggah screenshot chat tamunya yang memilih untuk batal berlibur ke Bali karena terlalu berat untuk membayar swab test dan meminta uang deposit untuk dikembalikan lagi. 

DENPASAR –  Gubernur Bali, I Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 2021 tahun 2020 tentang Libur Nataru di Bali. Kontan SE tersebut menuai polemik di masyarakat. Pasalnya, banyak tamu yang batal untuk berlibur ke Bali atas sejumlah persyaratan yang muncul dalam SE tersebut.

I Wayan Gendo Suardana  salah satu aktivitas di Bali mengatakan, begitu banyaknya ahli semestinya Gubernur Bali lebih arif dalam menyikapi situasi sosial di masa pandemi covid-19 ini. Setidaknya tidak dilakukan dengan dadakan atas keluarnya SE tersebut. 

“Masak nggak visioner dalam membaca situasi sosial dan psikologis massa? Trus jika  kebijakan semacam ini dilakukan dadakan, apa gunanya program “we love bali” yang selama ini menelan anggaran dana Rp 20 M-an, apa gunanya sertifikat tatanan era baru dan lain-lain,” tegas Gendo Suardana dikonfirmasi, Rabu (16/12).

Selain itu, Gendo Suardana juga mengunggah status di media sosial Facebook pribadinya. Dalam unggahan yang disertai screenshot chat temannya yang pelaku wisata mengakui miris melihat kondisi teman-temannya di pelaku wisata. “Serasa miris membaca chat salah satu kawan saya yang bekerja sebagai sopir lepas. Dengan kebijakan seab berbasis PCR dan rapid antingen utnuk masuk ke Bali, entah apa yg dimaui?” tulisnya.

“Katanya mesti ilmiah, trus apa dasar ilmiah dari penggunaan SWAB /Rapid test sebagai syarat perjalanan? Bukankah sudah banyak ahli dan banyak organisasi profesi yang memberikan penolakan bahwa mereka menolak penggunaan Swab dab rapid test sebagai syarat perjalanan karena tiada guna?”.

“Apa pertimbangan @gubernur.Bali ini? Kemarin guyurkan dana banyak untuk kampanye we love bali tetapi sekarang orang mau ke Bali “kehadang” ama kebijakan seperti ini. Bisa gak KOSTER memberikan penjelasan gamblang ke rakyat? Jelaskan sejelas-jelasnya, jangan cuman bisa bikin surat edaran saja. Jangan juga kebijakan yang menyangkut ekonomi disusun “diatas meja” saja”.

Kemudian, statusnya di media sosial juga direspons oleh berbagai kalangan. Bahkan diantaranya mereka mencurahkan isi hatinya di kolom komentarnya. Facebook atas nama Wayan Sukses ia mengakui kekecewaannya atas keluarnya SE tersebut. Bahkan tamu yang sudah booking malah batal untuk berlibur ke Bali. Dalam unggahan menulis “Uang Sudah Saya Belikan Beras Pak Yan Skr Di Minta Sama Tamunya,” tulisnya.  Di kolom komentar tersebut ia juga mengunggah screenshot chat tamunya yang memilih untuk batal berlibur ke Bali karena terlalu berat untuk membayar swab test dan meminta uang deposit untuk dikembalikan lagi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/