29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:17 AM WIB

Kementerian LHK Salurkan Bantuan Suplemen yang di Beli dari Petani

DENPASAR – Bantuan alat pelindung diri (APD) dan sejumlah barang lainnya terus mengalir ke RSUP Sanglah, Denpasar.

Sumbangan dari berbagai kalangan sebagian besar dibawa langsung ke RSUP Sanglah. Salah satunya sumbangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Yang menarik, mereka  menyerahkan bantuan sebanyak 250 paket penambah daya tahan tubuh kepada petugas medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.

Bantuan berupa 250 paket penambah daya tahan tubuh tersebut terdiri dari 250 botol madu, 250 bungkus kopi, dan 250 bungku jamu seperti jahe, kunyit, dan temulawak untuk tenaga medis.

Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala BPSKL Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ojom Somantri dan diterima langsung oleh Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana.

Penyerahan bantuan ini juga dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, dan I Made Urip, serta Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja. 

A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra menyebutkan bahwa Komisi IV DPR RI sebagai mitra kerja KLHK siap mendukung pemberdayaan masyarakat

perhutanan sosial dimana produknya ada yang menghasilkan suplemen kesehatan seperti madu, jamu, kopi dan lainnya.

“Penyaluran bantuan ini saya nilai strategis, mengingat begitu pentingnya peran tenaga medis, sehingga perlu dibantu dengan suplemen penambah daya tahan tubuh untuk mengamankan diri dari Covid-19,” jelas Bagus Adhi.

Ojom Somantri dalam keterangan tertulisnya menerangkan bahwa, bantuan tersebut diberikan agar dapat menumbuhkan optimisme bersama dalam penanganan wabah Covid-19.

Selain itu, Ojom juga menyebutkan paket bantuan tersebut dibeli dari petani Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara, sehingga dapat menggerakkan ekonomi rakyat desa. 

“Produk-produk yang diberikan ini, dibeli dari kelompok tani perhutanan sosial yang ada di provinsi Bali, antara lain KUPS Jinang Merta, KUPS Madusari, Hutan Desa Wanagiri, dan Hutan Desa Panji,” terang Ojom.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur yang peduli terhadap RSUP Sanglah.

“Dipastikan semua sumbangan pasti bermanfaat bagi pelayanan penanganan pasien Covid – 19 yang kami tangani di rumah sakit Sanglah,” ujarnya.

Artinya, dapat dipastikan APD di RSUP Sanglah masih aman untuk penanganan Covid 19 ini? “Jadi pemerintah provinsi Bali melalui Pak Gubernur langsung dan Sekda

menyampaikan semua kebutuhan terkait dengan penanganan Covid 19 ini back up nya semua ditanggung oleh Pemprov,” jawabnya.

Namun, tentu ada kesulitan bila protapnya masih menunggu pengadaan barang, sedangkan di pelayanan tidak boleh ada yang terhenti.

Jadi ada dua hal, yakni kepastian atau jaminan dari pemprov dan sumbangan-sumbangan ini kemudian disatukan dalam agar pelayanan tidak terhenti.

“Jadi masih aman. Inilah yang dinamakan gotong royong dari pemerintah, swasta dan warga yang peduli. Ini bentuk gotong royong dalam penanganan Covid – 19,” tuturnya. 

DENPASAR – Bantuan alat pelindung diri (APD) dan sejumlah barang lainnya terus mengalir ke RSUP Sanglah, Denpasar.

Sumbangan dari berbagai kalangan sebagian besar dibawa langsung ke RSUP Sanglah. Salah satunya sumbangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Yang menarik, mereka  menyerahkan bantuan sebanyak 250 paket penambah daya tahan tubuh kepada petugas medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.

Bantuan berupa 250 paket penambah daya tahan tubuh tersebut terdiri dari 250 botol madu, 250 bungkus kopi, dan 250 bungku jamu seperti jahe, kunyit, dan temulawak untuk tenaga medis.

Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala BPSKL Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ojom Somantri dan diterima langsung oleh Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana.

Penyerahan bantuan ini juga dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, dan I Made Urip, serta Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, I Made Teja. 

A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra menyebutkan bahwa Komisi IV DPR RI sebagai mitra kerja KLHK siap mendukung pemberdayaan masyarakat

perhutanan sosial dimana produknya ada yang menghasilkan suplemen kesehatan seperti madu, jamu, kopi dan lainnya.

“Penyaluran bantuan ini saya nilai strategis, mengingat begitu pentingnya peran tenaga medis, sehingga perlu dibantu dengan suplemen penambah daya tahan tubuh untuk mengamankan diri dari Covid-19,” jelas Bagus Adhi.

Ojom Somantri dalam keterangan tertulisnya menerangkan bahwa, bantuan tersebut diberikan agar dapat menumbuhkan optimisme bersama dalam penanganan wabah Covid-19.

Selain itu, Ojom juga menyebutkan paket bantuan tersebut dibeli dari petani Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara, sehingga dapat menggerakkan ekonomi rakyat desa. 

“Produk-produk yang diberikan ini, dibeli dari kelompok tani perhutanan sosial yang ada di provinsi Bali, antara lain KUPS Jinang Merta, KUPS Madusari, Hutan Desa Wanagiri, dan Hutan Desa Panji,” terang Ojom.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur yang peduli terhadap RSUP Sanglah.

“Dipastikan semua sumbangan pasti bermanfaat bagi pelayanan penanganan pasien Covid – 19 yang kami tangani di rumah sakit Sanglah,” ujarnya.

Artinya, dapat dipastikan APD di RSUP Sanglah masih aman untuk penanganan Covid 19 ini? “Jadi pemerintah provinsi Bali melalui Pak Gubernur langsung dan Sekda

menyampaikan semua kebutuhan terkait dengan penanganan Covid 19 ini back up nya semua ditanggung oleh Pemprov,” jawabnya.

Namun, tentu ada kesulitan bila protapnya masih menunggu pengadaan barang, sedangkan di pelayanan tidak boleh ada yang terhenti.

Jadi ada dua hal, yakni kepastian atau jaminan dari pemprov dan sumbangan-sumbangan ini kemudian disatukan dalam agar pelayanan tidak terhenti.

“Jadi masih aman. Inilah yang dinamakan gotong royong dari pemerintah, swasta dan warga yang peduli. Ini bentuk gotong royong dalam penanganan Covid – 19,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/